
Surga Timur RI Ini Bakal Terang dengan Tenaga Surya
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
12 April 2019 16:53

Labuan Bajo, CNBC Indonesia - Tahukah Anda, bahwa Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah daerah dengan rasio elektrifikasi terendah di Indonesia
Padahal, di provinsi ini terdapat sejumlah pulau dan lokasi wisata yang terkenal hingga mancanegara. Misalnya Pulau Komodo, Pulau Rinca, Labuan Bajo, Pulau Tidar, dan lainnya. Tetapi rasio elektrifikasi di kawasan ini baru mencapai 72%.
"Kami kejar agar bisa 90% tahun ini," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, di Labuan Bajo, Kamis (11/4/2019).
Lebih khusus, Jonan menegaskan untuk mengejar rasio elektrifikasi ini akan diutamakan pembangkit dengan bahan bakar energi ramah lingkungan. Tidak akan ada lagi pembangkit diesel atau bahan bakar minyak.
"Pembangunan infrastruktur kelistrikan ini kedepan akan menarik investor dan mendorong pertumbuhan pariwisata di Labuan Bajo, jika Labuan Bajo ingin menjadi eco pariwisata, maka udaranya harus bersih. Untuk itu, pembangkit listrik yang tepat adalah gas dan PLTS." Kata Jonan.
Ke depan, NTT akan jadi provinsi yang menggunakan energi baru. Salah satunya dengan mengandalkan panas bumi dan tenaga surya. "Pulau-pulau yang penghuninya tidak banyak akan pakai PLTS. Nanti disebar di 11 lokasi."
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Djoko Abumanan menambahkan untuk wilayah NTT yang masih jauh dari instalasi listrik akan dibangun PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) off-grid dengan total kapasitas sebesar 2.920 kWp (2,9 MW) di 11 lokasi tersebar wilayah NTT
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini kita bangun untuk menjangkau daerah-daerah yang belum terlistriki atau belum masuk jaringan listrik, selain itu juga demi mencapai target EBT 23% di 2019, dan mengurangi penggunaan diesel sebanyak 0,4% di 2025." Kata Djoko, Jumat (12/4/2019).
Rincian lokasi, jumlah pelanggan dan kapasitas PLTS Komunal diantaranya adalah;
1. Miesa 468 pelanggan, kapasitas 530kWp
2. Papa Garang, 333 pelanggan, kapasitas 380kWp
3. Seraya Maranu 162 pelanggan, kapasitas 190kWp
4. Batu Tiga, 102 pelanggan, kapasitas 120kWp
5. Nuca Molas, 411 pelanggan, kapasitas 380kWp
6. Usulanu, 82 pelanggan, kapasitas 70kWp
7. Ternate, 474 pelanggan, kapasitas 280kWp
8. Treweng, 180 pelanggan, kapasitas 110kWp
9. Tribur, 431 pelanggan, kapasitas 250kWp
10. Perumaan, 458 pelanggan, kapasitas 420kWp
11. Kojandoi, 207 pelanggan, kapasitas 190kWp
Ke depan, PLTS ini akan mampu untuk menyediakan listrik bagi 3.308 rumah tangga. Adapun target beroperasinya PLTS Komunal tersebut adalah pada Juni 2019.
Diharapkan melalui pembangunan PLTS Komunal ini sejumlah 3.308 pelanggan rumah tangga di 11 pulau tersebar mendapatkan listrik, sehingga dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di 11 pulau tersebut, selain itu juga mendorong pencapaian target penggunaan EBT 23% di 2025, dan mewujudkan komitmen pengurangan diesel sebesar 0,4% di 2025.
(dob/dob) Next Article Giliran Sumedang Dapat Ribuan Lampu Surya Hemat Energi
Padahal, di provinsi ini terdapat sejumlah pulau dan lokasi wisata yang terkenal hingga mancanegara. Misalnya Pulau Komodo, Pulau Rinca, Labuan Bajo, Pulau Tidar, dan lainnya. Tetapi rasio elektrifikasi di kawasan ini baru mencapai 72%.
"Kami kejar agar bisa 90% tahun ini," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, di Labuan Bajo, Kamis (11/4/2019).
"Pembangunan infrastruktur kelistrikan ini kedepan akan menarik investor dan mendorong pertumbuhan pariwisata di Labuan Bajo, jika Labuan Bajo ingin menjadi eco pariwisata, maka udaranya harus bersih. Untuk itu, pembangkit listrik yang tepat adalah gas dan PLTS." Kata Jonan.
Ke depan, NTT akan jadi provinsi yang menggunakan energi baru. Salah satunya dengan mengandalkan panas bumi dan tenaga surya. "Pulau-pulau yang penghuninya tidak banyak akan pakai PLTS. Nanti disebar di 11 lokasi."
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Djoko Abumanan menambahkan untuk wilayah NTT yang masih jauh dari instalasi listrik akan dibangun PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) off-grid dengan total kapasitas sebesar 2.920 kWp (2,9 MW) di 11 lokasi tersebar wilayah NTT
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini kita bangun untuk menjangkau daerah-daerah yang belum terlistriki atau belum masuk jaringan listrik, selain itu juga demi mencapai target EBT 23% di 2019, dan mengurangi penggunaan diesel sebanyak 0,4% di 2025." Kata Djoko, Jumat (12/4/2019).
Rincian lokasi, jumlah pelanggan dan kapasitas PLTS Komunal diantaranya adalah;
1. Miesa 468 pelanggan, kapasitas 530kWp
2. Papa Garang, 333 pelanggan, kapasitas 380kWp
3. Seraya Maranu 162 pelanggan, kapasitas 190kWp
4. Batu Tiga, 102 pelanggan, kapasitas 120kWp
5. Nuca Molas, 411 pelanggan, kapasitas 380kWp
6. Usulanu, 82 pelanggan, kapasitas 70kWp
7. Ternate, 474 pelanggan, kapasitas 280kWp
8. Treweng, 180 pelanggan, kapasitas 110kWp
9. Tribur, 431 pelanggan, kapasitas 250kWp
10. Perumaan, 458 pelanggan, kapasitas 420kWp
11. Kojandoi, 207 pelanggan, kapasitas 190kWp
Ke depan, PLTS ini akan mampu untuk menyediakan listrik bagi 3.308 rumah tangga. Adapun target beroperasinya PLTS Komunal tersebut adalah pada Juni 2019.
Diharapkan melalui pembangunan PLTS Komunal ini sejumlah 3.308 pelanggan rumah tangga di 11 pulau tersebar mendapatkan listrik, sehingga dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di 11 pulau tersebut, selain itu juga mendorong pencapaian target penggunaan EBT 23% di 2025, dan mewujudkan komitmen pengurangan diesel sebesar 0,4% di 2025.
![]() |
(dob/dob) Next Article Giliran Sumedang Dapat Ribuan Lampu Surya Hemat Energi
Most Popular