
Freeport Jadi Bukti, Jokowi Protes Dituduh Antek Asing
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
11 April 2019 08:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan Umum Presiden 2019 (pilpres) semakin dekat. Euforia persaingan antarkubu dua pasangan calon presiden dan wakil presiden pun semakin terasa.
Namun, tak jarang kedua kubu juga terserang hoax (berita bohong) dan ujaran kebencian yang sengaja dilontarkan pihak-pihak pemecah belah, untuk merusak pesta demokrasi.
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto pernah berkeluh kesah, dirinya kerap dituding sebagai kelompok Islam radikal.
Begitu juga dengan calon presiden petahana nomor urut 01, Joko Widodo yang kerap dituding 'antek asing'.
Pada saat kampanye di Probolinggo, Jokowi, menceritakan pada para pendukungnya tentang hoax dan ujaran kebencian yang lagi-lagi dialaminya. Ia kembali dituding 'antek asing'.
Di hadapan para pendukungnya, Jokowi mengaku heran, mengapa ia kerap dituding 'antek asing', padahal selama masa kepemimpinannya, mantan Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo ini sudah mengembalikan banyak blok minyak dan gas (migas), termasuk tambang emas terbesar yakni Freeport ke pelukan Ibu Pertiwi.
"Saya pikir ini antek asing yang mana. Saya diam. Coba lihat 2015 yang namanya Blok Mahakam, blok minyak terbesar sudah, 50 tahun dikuasai Prancis, kemarin sudah diserahkan 100% ke Pertamina. Itu dituding antek asing," ungkapnya, Rabu (10/4/2019).
"Kemudian Blok Rokan, blok migas terbesar di Indonesia, yang juga sudah dikelola AS selama 90 tahun, sejak pertengahan 2018, sudah dimenangkan Pertamina 100%."
"Itu dituduh antek asing, yang mana? Kemudian akhir 2018 Freeport juga sudah kita pegang mayoritas 51%," tutur Jokowi.
Terkait keberhasilan pemerintah era Jokowi, dalam mengakuisisi 51% saham Freeport, juga pernah dibahas dalam debat capres tahap empat dan diklaim menjadi salah satu prestasi yang cukup membanggakan dalam pemerintahan era Jokowi.
Namun, sebagai oposisi, Prabowo menganggap akuisisi Freeport bukan hasil kerja keras pemerintahan era Jokowi. Menurutnya, kembalinya Freeport ke pemerintah Indonesia, karena memang sesuai dengan perjanjian dalam kontrak.
Prabowo justru mengatakan, di New York Stock Exchange, pengambilalihan 51% saham Freeport oleh pemerintah Indonesia, menguntungkan Freeport 81% karena ekspektasi harga saham perusahaan.
Sebagai informasi, di akhir tahun lalu, melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Indonesia berhasil mengakuisisi 51% saham Freeport Indonesia. Untuk menjadi pemegang saham mayoritas di tambang emas ini, Inalum harus merogoh kocek hingga US$ 3,85 miliar.
(tas) Next Article Live! Jokowi Turun Tangan, Begini Progres Omnibus Law
Namun, tak jarang kedua kubu juga terserang hoax (berita bohong) dan ujaran kebencian yang sengaja dilontarkan pihak-pihak pemecah belah, untuk merusak pesta demokrasi.
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto pernah berkeluh kesah, dirinya kerap dituding sebagai kelompok Islam radikal.
Begitu juga dengan calon presiden petahana nomor urut 01, Joko Widodo yang kerap dituding 'antek asing'.
Pada saat kampanye di Probolinggo, Jokowi, menceritakan pada para pendukungnya tentang hoax dan ujaran kebencian yang lagi-lagi dialaminya. Ia kembali dituding 'antek asing'.
Di hadapan para pendukungnya, Jokowi mengaku heran, mengapa ia kerap dituding 'antek asing', padahal selama masa kepemimpinannya, mantan Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo ini sudah mengembalikan banyak blok minyak dan gas (migas), termasuk tambang emas terbesar yakni Freeport ke pelukan Ibu Pertiwi.
"Saya pikir ini antek asing yang mana. Saya diam. Coba lihat 2015 yang namanya Blok Mahakam, blok minyak terbesar sudah, 50 tahun dikuasai Prancis, kemarin sudah diserahkan 100% ke Pertamina. Itu dituding antek asing," ungkapnya, Rabu (10/4/2019).
"Kemudian Blok Rokan, blok migas terbesar di Indonesia, yang juga sudah dikelola AS selama 90 tahun, sejak pertengahan 2018, sudah dimenangkan Pertamina 100%."
"Itu dituduh antek asing, yang mana? Kemudian akhir 2018 Freeport juga sudah kita pegang mayoritas 51%," tutur Jokowi.
Terkait keberhasilan pemerintah era Jokowi, dalam mengakuisisi 51% saham Freeport, juga pernah dibahas dalam debat capres tahap empat dan diklaim menjadi salah satu prestasi yang cukup membanggakan dalam pemerintahan era Jokowi.
Prabowo justru mengatakan, di New York Stock Exchange, pengambilalihan 51% saham Freeport oleh pemerintah Indonesia, menguntungkan Freeport 81% karena ekspektasi harga saham perusahaan.
Sebagai informasi, di akhir tahun lalu, melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Indonesia berhasil mengakuisisi 51% saham Freeport Indonesia. Untuk menjadi pemegang saham mayoritas di tambang emas ini, Inalum harus merogoh kocek hingga US$ 3,85 miliar.
(tas) Next Article Live! Jokowi Turun Tangan, Begini Progres Omnibus Law
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular