
RI Bergantung Modal Asing, Prabowo-Sandi Ingatkan Krismon 98
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
10 April 2019 17:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi memperingatkan pemerintah akan fundamental ekonomi RI saat ini yang diklaim sudah memburuk.
Anggota Tim Ekonomi BPN Anthony Budiawan menjelaskan, kondisi defisit transaksi berjalan saat ini secara total sudah mencapai 2,98% terhadap produk domestik bruto (PDB), mendekati tingkat alarm 3% terhadap PDB.
Namun, apabila dilihat secara triwulanan, kondisi tersebut menurutnya lebih parah dengan defisit di kuartal II-2018 sebesar 3,01%, naik menjdi 3,27% di kuartal III dan 3,57% di kuartal empat tahun lalu.
"Ini sangat mengkhawatirkan dan kita hanya bisa bertahan dengan masuknya aliran dana jangka pendek, khususnya portofolio. Kalau itu tidak masuk maka rupiah pasti terdepresiasi," ujar Anthony dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Ia mengingatkan bahaya apabila fundamental ekonomi RI semakin ketergantungan dengan investasi asing, khususnya investasi portofolio.
"Pemerintah sekarang mengatakan 'OK asing ayo masuk' sehingga yang lokal ditinggalkan. Kita mengundang asing terus karena neraca berjalan kita defisitnya besar. Jadi semacam candu nantinya nih ya," katanya.
Menurut Anthony, apabila kondisi ini dibiarkan, stabilitas kurs rupiah menjadi taruhannya. Ini karena sewaktu-waktu bisa saja aliran dana tersebut ditarik keluar dan Indonesia terjerembab dalam krisis seperti 1998.
"Kalau asing diperbesar lagi maka ke depannya ekonomi kita makin ketergantungan, jadi semakin parah. Tinggal tunggu waktu saja bahwa itu akan terjadi seperti tahun 1998, kurs akan begitu. Tinggal tunggu waktu," pungkasnya.
Simak video kritik Prabowo terhadap ekonomi RI yang ditanggapi Luhut di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Prabowo Kritik Keras Jokowi, dari Pajak Hingga Utang
Anggota Tim Ekonomi BPN Anthony Budiawan menjelaskan, kondisi defisit transaksi berjalan saat ini secara total sudah mencapai 2,98% terhadap produk domestik bruto (PDB), mendekati tingkat alarm 3% terhadap PDB.
Namun, apabila dilihat secara triwulanan, kondisi tersebut menurutnya lebih parah dengan defisit di kuartal II-2018 sebesar 3,01%, naik menjdi 3,27% di kuartal III dan 3,57% di kuartal empat tahun lalu.
![]() |
Ia mengingatkan bahaya apabila fundamental ekonomi RI semakin ketergantungan dengan investasi asing, khususnya investasi portofolio.
"Pemerintah sekarang mengatakan 'OK asing ayo masuk' sehingga yang lokal ditinggalkan. Kita mengundang asing terus karena neraca berjalan kita defisitnya besar. Jadi semacam candu nantinya nih ya," katanya.
Menurut Anthony, apabila kondisi ini dibiarkan, stabilitas kurs rupiah menjadi taruhannya. Ini karena sewaktu-waktu bisa saja aliran dana tersebut ditarik keluar dan Indonesia terjerembab dalam krisis seperti 1998.
"Kalau asing diperbesar lagi maka ke depannya ekonomi kita makin ketergantungan, jadi semakin parah. Tinggal tunggu waktu saja bahwa itu akan terjadi seperti tahun 1998, kurs akan begitu. Tinggal tunggu waktu," pungkasnya.
Simak video kritik Prabowo terhadap ekonomi RI yang ditanggapi Luhut di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Prabowo Kritik Keras Jokowi, dari Pajak Hingga Utang
Most Popular