Otokritik JK Mulai dari LRT sampai Bandara Kertajati

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 April 2019 09:19
Otokritik JK Mulai dari LRT sampai Bandara Kertajati
Foto: Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (CNBC Indonesia/Shalini)
Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk kesekian kalinya, Wakil Presiden Jusuf Kalla melontarkan kritik terhadap proyek infrastruktur transportasi yang dibangun di Indonesia.

Mulai dari pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek), LRT Palembang, hingga Kereta Api Sulawesi. Terbaru, Kalla mengkritik pembangunan bandara kertajati.

Seperti diketahui, tingkat keterisian penumpang di bandara internasional Jawa Barat itu terbilang rendah, bahkan pada saat musim padat terbang (peak season).

Pemerintah provinsi Jawa Barat sampai-sampai harus menyampaikan imbauan kepada pegawai negeri sipil (PNS) dan tokoh masyarakat Jawa Barat untuk menggunakan bandara tersebut.

JK menyebut, sepinya peminat bandara tersebut lantaran lokasi bandara yang sulit terjangkau. Menurutnya, lokasi pembangunan bandara Kertajati kurang penelitian lebih dalam.

"Mungkin kurang penelitian sehingga lokasinya tidak pas untuk Bandung dan untuk Jakarta. Tanggung. Jadi kalau kau ke Bandung, lewat Kertajati mesti naik mobil lagi sampai 100 kilometer," kata JK.

JK bahkan tak segan menyebut perencanaan pembangunan bandara tersebut tidak terlalu baik, lantaran lokasinya yang disebut tidak mudah dijangkau oleh masyarakat setempat.

"Jadi lebih baik langsung aja ke Bandung. Jadi agak ya, boleh dibilang perencanaannya tidak terlalu bagus. Pemerintah pusat juga salah, karena tidak.... bukan salah, tapi lain kali jangan kita membuat lagi hanya ingin ada airport, karena letaknya nanggung," jelasnya.

Berikut 'bombardir' kritikan yang dilontarkan JK terhadap sejumlah proyek infrastruktur, seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu ((10/4/2019) :

NEXT>> Pada awal tahun ini, JK melontarkan kritik terhadap pembangunan LRT elevated jalur Jabodebek lantaran dianggap pembangunan dengan model tersebut tidak terlalu mendesak.

"Buat apa elevated kalau hanya berada di samping jalan tol. Dan biasanya itu tidak dibangun bersebelahan dengan jalan tol. Harus terpisah," kata Wapres.

JK menilai, pembangunan dengan skema elevated ini tak cocok untuk pembangunan ke arah luar kota karena ketersediaan lahannya yang masih banyak ketimbang di dalam kota.

Selain itu, model ini dinilai juga memakan biaya kontruksi yang sangat mahal mencapai Rp 500 miliar/kilometer sehingga dinilai tak efisien dan membuat waktu pengembalian modal yang lebih lama.

"Siapa konsultannya ini yang bikin ini, sehingga biayanya Rp 500 miliar per kilometer. Kapan kembalinya (modalnya)? Kalau dihitungnya seperti itu," tandas dia.

Kritikan yang dilontarkan Wapres mengenai pembangunan LRT elevated, pun tak berhenti di situ. Dalam berbagai kesempatan, JK pun seperti tak pernah bosan mengkritik pembangunan LRT elevated.

"Seperti di Bogor, ngapain bertingkat. Itu membatasi perluasan jalan tol. Kedua, kan banyak tanah kosong. Bikin di sawah saja. Ongkos di bawah itu lebih murah daripada LRT elevated. Saya meluruskan logika," kata JK pada Februari 2019.


NEXT>> Tak hanya mengkritik pembangunan LRT elevated di wilayah Ibu Kota, JK juga pernah menyindir pembangunan LRT Palembang yang dianggap tak efisien dan ekonomis.

"Jadi banyak hal yang secara ekonomis, bukan hanya teknis tapi secara ekonomis. Tetapi jalan di daerah itu sangat penting sekali," kata Wapres.

JK pun mengkritisi sejumlah proyek pembangunan infrastruktur lainnya. Salah satunya, yaitu proyek rel kereta api Sulawesi Selatan yang akan diperpanjang hingga Manado.

"Siapa yang mau naik? Barang apa yang mau diangkut dari selatan ke utara, utara ke selatan?," kata JK.

Saat ini, rel kereta api Sulawesi Selatan terbentang dari Makassar sampai Parepare. Namun, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menyebut akan kembali memperpanjang jalur tersebut.

"Ini hanya perpendek saja di Sulawesi, untuk kebutuhan memperbaiki industri. Kalau barang, tidak akan efisien," katanya.
(hps/hps) Next Article Luhut Sebut Rp 100 T/Tahun Hambur Gegara Mobil-Motor & Macet

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular