Begini Kabar Terbaru Proyek 35 Ribu MW, Capai 9% dari Target

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
25 March 2019 17:22
Proyek 35 ribu MW yang digagas oleh Presiden Joko Widodo baru capai 9% target
Foto: PLN
Jakarta, CNBC Indonesia- Sampai akhir 2018, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mencatat 8% pembangkit dari program 35 ribu MW telah beroperasi hingga akhir 2018. 

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu merinci, sampai dengan 15 Desember 2018, tercatat sudah ada 2.899 MW pembangkit yang sudah beroperasi, dan 18.207 MW atau 52% pembangkit sedang konstruksi, dan 11.467 MW sedang dalam tahap perjanjian jual-beli listrik (PPA) belum konstruksi atau sekitar 32%.



"32% PPA ini proses pemenuhan persayaratan pendanaan agar tercapai financial close, karena sekarang memang masih ada yang terkendala dengan pembebasan lahan dan izin lingkungan," jelas Jisman kepada media saat dijumpai dalam paparan kinerja subsektor ketenagalistrikan di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Lalu, bagaimana progresnya sampai saat ini?

Berdasarkan data Kementerian ESDM yang diperoleh CNBC Indonesia, sampai dengan 15 Februari 2019, tercatat proyek pembangkit 35 ribu MW yang telah memasuki tahap operasi ada sekitar 9%, naik 1% dibanding capaian di akhir tahun lalu. Sedangkan untuk tahap konstruksinya sudah sekitar 58%.

Sementara, untuk yang telah berkontrak atau menandatangani perjanjian jual-beli listrik (PPA) sekitar 27%, dan yang sedang dalam proses pengadaan dan perencanaan masing-masing sekitar 3%.

ESDM menjelaskan, penyelesaian pembangkit terkesan baru sedikit, namun apabila dilihat secara total, proyek yang telah kontrak mencapai sekitar 93,74%, hanya tersisa 6,26% yang belum kontrak/PPA. Sebanyak 9% proyek yang telah COD tersebut sebagian besar terdiri dari PLTG/MG, PLTM dan EBT skala kecil (PLTS, PLTBn, PLTBm, PLTBg) karena memang masa konstruksi pembangkit jenis tersebut relatif singkat (sekitar 12-24 bulan). Sedangkan, 58% proyek yang masih dalam tahap konstruksi antara lain terdiri dari PLTGU, PLTU, PLTP, dan PLTA, yang mana persiapan proyek dan proses konstruksi pembangkit jenis tersebut membutuhkan waktu yang relatif lama.

Sementara itu, 27% proyek pembangkit yang telah kontrak/PPA saat ini dalam proses pemenuhan persyaratan pendanaan agar tercapai financial closing/effective date. Untuk mencapainya, harus menyelesaikan antara lain pembebasan lahan dan izin lingkungan (AMDAL/UKL/UPL). Sedangkan, sisa 6% ditargetkan tuntas proses pengadaannya paling lama tahun ini. 

Adapun, sebelumnya, Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman menuturkan, pihaknya memperkirakan progres dari 35 ribu MW, di 2019 ini akan masuk sekitar 3.800 MW. Nanti, yang paling besar di tahun ini adalah mulai masuknya PLTU sizing 1.000 MW. 

"Kami perkirakan di tahun ini ada tambahan sekitar 3.800 MW lagi. Untuk 35 ribu MW, memang karena penyesuaian pasokan dan permintaan, 35 ribu MW ini programnya tetap kami jalankan, tapi nanti ada beberapa power plant yang beroperasi di 2023 dan 2024," jelas Syofvi ketika dijumpai di Jakarta, Senin (18/3/2019) lalu.

"Jadi ini yg paling besar kapasitasnya yang ada di 35 ribu MW. Kemudian, ada sekitar 570 MW nanti yang merupakan pembangkit EBT yang akan masuk di tahun ini. Yang besar yang akan masuk tahun ini adalah Raja Mandala, kemudian Poso," pungkasnya.

Saksikan video perjalanan demi Papua terang di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Sampai 2019, Proyek 35 Ribu MW Hanya Bisa Capai 57%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular