
Sampai 2018, Ada 8% Pembangkit 35 Ribu MW Beroperasi
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
10 January 2019 18:04

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mencatat 8% pembangkit dari program 35 riby MW telah beroperasi hingga akhir 2018.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu merinci, sampai dengan 15 Desember 2018, tercatat sudah ada 2.899 MW pembangkit yang sudah beroperasi, dan 18.207 MW atau 52% pembangkit sedang konstruksi, dan 11.467 MW sedang dalam tahap perjanjian jual-beli listrik (PPA) belum konstruksi atau sekitar 32%.
"32% PPA ini proses pemenuhan persayaratan pendanaan agar tercapai financial close, karena sekarang memang masih ada yang terkendala dengan pembebasan lahan dan izin lingkungan," jelas Jisman kepada media saat dijumpai dalam paparan kinerja subsektor ketenagalistrikan di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Lebih lanjut, Jisman menuturkan terkait permasalahan lahan ini, pihaknya telah bekerjasama dengan pihak kepolisian, dan vendor-vendor untuk melakukan percepatan pembebasan lahan tersebut.
"Ada pernayatan mereka, untuk membangun satu saja setengah mati, karena tanahnya sangat keras, vendor banyak yang meninggalkan begitu saja, nah ini kami cecar terus, kami katakan kalau kita harus menyediakan listrik di masyarakat jadi ini harus dipercepat, dicarikan solusi adakah bantuan lain," ungkap Jisman.
Adapun, lanjutnya, sisa realisasi program 35 ribu MW sampai 15 Desember 2018, tercatat sebanyak 1.683 MW masih dalam proses pengadaan, dan 954 MW dalam tahap perencanaan.
(gus) Next Article 2.200 MW Pembangkit Siap Beroperasi di 2019
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu merinci, sampai dengan 15 Desember 2018, tercatat sudah ada 2.899 MW pembangkit yang sudah beroperasi, dan 18.207 MW atau 52% pembangkit sedang konstruksi, dan 11.467 MW sedang dalam tahap perjanjian jual-beli listrik (PPA) belum konstruksi atau sekitar 32%.
Lebih lanjut, Jisman menuturkan terkait permasalahan lahan ini, pihaknya telah bekerjasama dengan pihak kepolisian, dan vendor-vendor untuk melakukan percepatan pembebasan lahan tersebut.
"Ada pernayatan mereka, untuk membangun satu saja setengah mati, karena tanahnya sangat keras, vendor banyak yang meninggalkan begitu saja, nah ini kami cecar terus, kami katakan kalau kita harus menyediakan listrik di masyarakat jadi ini harus dipercepat, dicarikan solusi adakah bantuan lain," ungkap Jisman.
Adapun, lanjutnya, sisa realisasi program 35 ribu MW sampai 15 Desember 2018, tercatat sebanyak 1.683 MW masih dalam proses pengadaan, dan 954 MW dalam tahap perencanaan.
(gus) Next Article 2.200 MW Pembangkit Siap Beroperasi di 2019
Most Popular