
Malaysia Jual Aset di Murphy Oil ke Thailand Rp 29,4 T
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 March 2019 12:11

Jakarta, CNBC Indonesia- Malaysia melepas aset minyaknya di Murphy Oil senilai US$ 2,1 miliar atau setara Rp 29,4 triliun ke perusahaan migas asal Thailanda, PTTEP.
Aset di Murphy Oil dijual seharga US$ 2,1 miliar, dan mendapat tambahan pembayaran US$ 100 juta untuk hasil pengeboran tertentu hingga Oktober 2020.
Research Analyst Wood Mackenzie Alex Siow menilai, kesepakatan jual-beli tersebut semakin menegaskan poros strategis Murphy Oil ke Teluk AS di Meksiko, eksplorasi AS yang tidak konvensional dan Amerika Latin, dan mengakhiri keterlibatan 20 tahun Murphy di Malaysia, yang mana dalam kurun waktu tersebut perusahaan telah menemukan dan mengembangkan ladang minyak laut dalam negeri yang pertama, Kikeh.
"Seperti banyak perusahaan nasional Asia, PTTEP juga mengalami portofolio domestik lapangan yang sudah tua. Sehingga, untuk meningkatkan prospek produksinya, perusahaan telah mencari ekstensi lisensi dan peluang M&A (merger dan akusisi), dengan fokus pada Asia Tenggara," ujar Alex.
Selain itu, hasil dari penjualan akan dialokasikan ke aset non-konvensional Murphy di Eagle Ford, Montney dan Duvernay di Amerika Utara. Perusahaan juga akan memulai program pembelian kembali saham senilai US$ 500 juta. Sedangkan, fokus saat ini akan beralih ke mesin uang Murphy yang baru, yakni Teluk Meksiko, dimulai ketika perusahaan mendirikan JV dengan Petrobras pada akhir 2018.
Lebih lanjut, ia mengatakan, bagi Thailand, aset Murphy Malaysia memperkuat profil produksi jangka pendek PTTEP, dan memperkuat strategi "Coming Home", menyusul kemenangannya dalam penawaran pada perpanjangan kontrak Erawan dan Bongkot pada akhir 2018. Kesepakatan itu juga memberikan kesempatan yang penting pada deepwater dan LNG yang diidentifikasi perusahaan sebagai inti bisnis.
"Dengan US$ 2,1 miliar, ini adalah kesepakatan minyak dan gas terbesar di Asia Tenggara selama lebih dari lima tahun, dan mendukung pandangan kami bahwa 2019 akan menjadi tahun besar bagi kegiatan M&A di kawasan ini. Posisi Murphy di Vietnam dan Brunei sekarang akan menjadi kandidat divestasi, tetapi tidak jelas apakah PTTEP akan melanjutkan kesenangannya 'belanja' di Asia Tenggara," pungkas Alex.
Saksikan video tentang cadangan gas di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Sama Pusing dengan RI, Malaysia Tahan Harga Ayam & Listrik
Aset di Murphy Oil dijual seharga US$ 2,1 miliar, dan mendapat tambahan pembayaran US$ 100 juta untuk hasil pengeboran tertentu hingga Oktober 2020.
"Seperti banyak perusahaan nasional Asia, PTTEP juga mengalami portofolio domestik lapangan yang sudah tua. Sehingga, untuk meningkatkan prospek produksinya, perusahaan telah mencari ekstensi lisensi dan peluang M&A (merger dan akusisi), dengan fokus pada Asia Tenggara," ujar Alex.
Selain itu, hasil dari penjualan akan dialokasikan ke aset non-konvensional Murphy di Eagle Ford, Montney dan Duvernay di Amerika Utara. Perusahaan juga akan memulai program pembelian kembali saham senilai US$ 500 juta. Sedangkan, fokus saat ini akan beralih ke mesin uang Murphy yang baru, yakni Teluk Meksiko, dimulai ketika perusahaan mendirikan JV dengan Petrobras pada akhir 2018.
Lebih lanjut, ia mengatakan, bagi Thailand, aset Murphy Malaysia memperkuat profil produksi jangka pendek PTTEP, dan memperkuat strategi "Coming Home", menyusul kemenangannya dalam penawaran pada perpanjangan kontrak Erawan dan Bongkot pada akhir 2018. Kesepakatan itu juga memberikan kesempatan yang penting pada deepwater dan LNG yang diidentifikasi perusahaan sebagai inti bisnis.
"Dengan US$ 2,1 miliar, ini adalah kesepakatan minyak dan gas terbesar di Asia Tenggara selama lebih dari lima tahun, dan mendukung pandangan kami bahwa 2019 akan menjadi tahun besar bagi kegiatan M&A di kawasan ini. Posisi Murphy di Vietnam dan Brunei sekarang akan menjadi kandidat divestasi, tetapi tidak jelas apakah PTTEP akan melanjutkan kesenangannya 'belanja' di Asia Tenggara," pungkas Alex.
Saksikan video tentang cadangan gas di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Sama Pusing dengan RI, Malaysia Tahan Harga Ayam & Listrik
Most Popular