
Konsumsi BBM Premium Turun 25%, Ini Kata Bos Pertamina
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
20 March 2019 10:49

Pekanbaru, CNBC Indonesia- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) mencatat adanya penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, turunnya konsumsi tersebut disebabkan adanya peralihan pola konsumsi di masyarakat.
"Kan memang terlihat di masyarakat, ada shifting ya di masyarakat," ujar Nicke ketika dijumpai di Pekanbaru, Riau, Selasa (19/3/2019).
Lebih lanjut, Nicke mengatakan, peralihan pola konsumsi itu salah satu faktornya adalah tersedianya banyak pilihan BBM yang ada di masyarakat. Sehingga, masyarakat bisa memilih mana BBM yang sesuai.
"Itu pilihan masyarakat. Kami kasih pilihan masyarakat untuk produk-produk yang sekarang ada, silakan masyarakat memilih," pungkasnya.
Sebagai informasi, dari data BPH konsumsi bensin beroktan 88 di 2018 turun sampai 25%. Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan konsumsi 2017 yang mencapai 12,3 juta KL.
"Secara nasional realisasi volume pengaliran JBKP Premium tahun 2018 adalah 78,61% atau sejumlah 9,27 juta kiloliter (KL)," ujar Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa di Komisi VII DPR RI, Senin (18/3/2019).
Adapun, sebelumnya, Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno sempat menyebut Premium sebagai salah satu faktor yang menekan laba memang ada di Premium. Sebab, meski pendapatan naik, laba masih tertahan karena Pertamina tidak boleh menaikkan harga BBM, dan pengaruhnya besar ke kinerja keuangan.
"Bukan di Solar, masalahnya di Premium. Pendapatan naik karena volume penjualan naik kan, tapi ada beban dia (Pertamina) tidak boleh naikkan harga BBM. Kalau yang Pertamax series, Pertamina Dex itu kan ikut (naik) tapi Premium kan tidak, ya Pertalite naik sedikit," tandas Fajar.
(gus) Next Article Libur Lebaran, Pertamina Prediksi Konsumsi BBM Naik 15%
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, turunnya konsumsi tersebut disebabkan adanya peralihan pola konsumsi di masyarakat.
Lebih lanjut, Nicke mengatakan, peralihan pola konsumsi itu salah satu faktornya adalah tersedianya banyak pilihan BBM yang ada di masyarakat. Sehingga, masyarakat bisa memilih mana BBM yang sesuai.
"Itu pilihan masyarakat. Kami kasih pilihan masyarakat untuk produk-produk yang sekarang ada, silakan masyarakat memilih," pungkasnya.
Sebagai informasi, dari data BPH konsumsi bensin beroktan 88 di 2018 turun sampai 25%. Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan konsumsi 2017 yang mencapai 12,3 juta KL.
"Secara nasional realisasi volume pengaliran JBKP Premium tahun 2018 adalah 78,61% atau sejumlah 9,27 juta kiloliter (KL)," ujar Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa di Komisi VII DPR RI, Senin (18/3/2019).
![]() |
Adapun, sebelumnya, Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno sempat menyebut Premium sebagai salah satu faktor yang menekan laba memang ada di Premium. Sebab, meski pendapatan naik, laba masih tertahan karena Pertamina tidak boleh menaikkan harga BBM, dan pengaruhnya besar ke kinerja keuangan.
"Bukan di Solar, masalahnya di Premium. Pendapatan naik karena volume penjualan naik kan, tapi ada beban dia (Pertamina) tidak boleh naikkan harga BBM. Kalau yang Pertamax series, Pertamina Dex itu kan ikut (naik) tapi Premium kan tidak, ya Pertalite naik sedikit," tandas Fajar.
(gus) Next Article Libur Lebaran, Pertamina Prediksi Konsumsi BBM Naik 15%
Most Popular