
Disebut Pemerintah Rendah, Pengangguran RI Tertinggi di ASEAN
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 March 2019 19:03

Ekspansi industri manufaktur yang kurang maksimal merupakan salah satu penyebab dari masih tingginya tingkat pengangguran Indonesia. Berbicara mengenai sektor manufaktur, sejatinya Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengungkapkan sendiri betapa krusialnya industri manufaktur bagi perekonomian Indonesia.
Memberikan keynote speech dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019, JK mengatakan bahwa yang bisa memajukan ekonomi Indonesia hanyalah industri manufaktur.
“Yang bisa majukan republik ini hanya manufactruting,” papar JK yang juga merupakan seorang pengusaha.
Menurut JK, serajin-rajinnya petani, pendapatannya akan kalah dari buruh yang bekerja di industri manufaktur.
Nah celakanya, ternyata pertumbuhan industri manufaktur tanah air berada dalam tren pelemahan. Pada tahun 2014 kala Joko Widodo mengambil alih tahta kepresidenan dari Susilo Bambang Yudhoyono, industri manufaktur di Indonesia membukukan pertumbuhan sebesar 4,64%. Setahun berikutnya, pertumbuhannya melemah menjadi 4,33%. Loncat ke tahun 2018, pertumbuhan industri manufaktur kembali jatuh ke level 4,27%. Akibat lambatnya pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia, serapan tenaga kerjanya juga menjadi kurang maksimal. Memang, jika melihat pertumbuhan serapan tenaga kerja industri manufaktur, angkanya terbilang menggembirakan terlepas dari pertumbuhan industrinya yang berada dalam tren pelemahan. Namun, kalau saja pertumbuhan industri manufaktur tak berada dalam tren pelemahan, maka serapan tenaga kerjanya tentu bisa lebih kencang lagi. Hal ini menjadi penting jika mengingat industri manufaktur berkontribusi sebesar 14,7% dari total lapangan kerja di Indonesia (per Agustus 2018), terbesar ketiga di bawah sektor pertanian, kehutanan & perikanan (28,8%) dan perdagangan besar & eceran, reparasi mobil & sepeda motor (18,6%).
Secara pendapatan, mengonfirmasi ucapan JK, rata-rata pendapatan pekerja di industri manufaktur memang terbilang tinggi. Melansir data dari CEIC, rata-rata pendapatan bulanan dari pekerja di industri manufaktur adalah senilai Rp 2,59 juta (per Agustus 2018), di atas rata-rata pendapatan bulanan nasional (gabungan dari seluruh industri) yang senilai Rp 2,55 juta. Sementara itu, rata-rata pendapatan bulanan dari pekerja di sektor pertanian hanya senilai Rp 1,41 juta.
Jadi, siapapun presiden dan wakil presiden yang diberikan mandat oleh masyarakat Indonesia nantinya, salah satu pekerjaan rumah mereka sudah jelas, yakni memangkas kemiskinan dengan lebih agresif.
Untuk melakukan hal tersebut, jelas juga bahwa salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mendorong pertumbuhan industri manufaktur supaya serapan tenaga kerjanya bisa lebih maksimal.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Memberikan keynote speech dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019, JK mengatakan bahwa yang bisa memajukan ekonomi Indonesia hanyalah industri manufaktur.
“Yang bisa majukan republik ini hanya manufactruting,” papar JK yang juga merupakan seorang pengusaha.
Nah celakanya, ternyata pertumbuhan industri manufaktur tanah air berada dalam tren pelemahan. Pada tahun 2014 kala Joko Widodo mengambil alih tahta kepresidenan dari Susilo Bambang Yudhoyono, industri manufaktur di Indonesia membukukan pertumbuhan sebesar 4,64%. Setahun berikutnya, pertumbuhannya melemah menjadi 4,33%. Loncat ke tahun 2018, pertumbuhan industri manufaktur kembali jatuh ke level 4,27%. Akibat lambatnya pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia, serapan tenaga kerjanya juga menjadi kurang maksimal. Memang, jika melihat pertumbuhan serapan tenaga kerja industri manufaktur, angkanya terbilang menggembirakan terlepas dari pertumbuhan industrinya yang berada dalam tren pelemahan. Namun, kalau saja pertumbuhan industri manufaktur tak berada dalam tren pelemahan, maka serapan tenaga kerjanya tentu bisa lebih kencang lagi. Hal ini menjadi penting jika mengingat industri manufaktur berkontribusi sebesar 14,7% dari total lapangan kerja di Indonesia (per Agustus 2018), terbesar ketiga di bawah sektor pertanian, kehutanan & perikanan (28,8%) dan perdagangan besar & eceran, reparasi mobil & sepeda motor (18,6%).
Secara pendapatan, mengonfirmasi ucapan JK, rata-rata pendapatan pekerja di industri manufaktur memang terbilang tinggi. Melansir data dari CEIC, rata-rata pendapatan bulanan dari pekerja di industri manufaktur adalah senilai Rp 2,59 juta (per Agustus 2018), di atas rata-rata pendapatan bulanan nasional (gabungan dari seluruh industri) yang senilai Rp 2,55 juta. Sementara itu, rata-rata pendapatan bulanan dari pekerja di sektor pertanian hanya senilai Rp 1,41 juta.
Jadi, siapapun presiden dan wakil presiden yang diberikan mandat oleh masyarakat Indonesia nantinya, salah satu pekerjaan rumah mereka sudah jelas, yakni memangkas kemiskinan dengan lebih agresif.
Untuk melakukan hal tersebut, jelas juga bahwa salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mendorong pertumbuhan industri manufaktur supaya serapan tenaga kerjanya bisa lebih maksimal.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular