
Waspada! PM China Sebut Ekonominya Sedang Tertekan
Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
15 March 2019 15:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri China Li Keqiang, mengatakan ekonomi negaranya sedang mengalami tekanan baru. China sebelumnya telah memangkas target pertumbuhan ekonominya di tahun ini menjadi 6-6,5%.
"Benar bahwa ekonomi China menghadapi tekanan baru," kata Li dilansir dari CNBC International, Jumat (15/3/2019).
Tekanan yang dihadapi ekonomi China ini terjadi, karena ekonomi dunia juga tengah berada dalam tekanan. Seperti diketahui, IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,5% pada 2019 dan 3,6% pada 2020, turun masing-masing 0,2% dan 0,1% dari proyeksi Oktober lalu.
"Kami tidak akan melakukan pelonggaran kebijakan moneter, namun menyediakan dorongan kepada ekonomi riil," kata Li.
Terkait progress negosiasi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), Li belum bisa memaparkan dengan detil progressnya. Dia menegaskan, bahwa AS dan China tengah berdiskusi dengan erat. Li percaya bahwa kedua pihak ingin tensi perang dagang berkurang.
Melambatnya ekonomi China ini sudah pasti jadi ancaman bagi Indonesia. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, mengakui perlambatan ekononomi China jadi tantangan bagi Indonesia.
Mantan Kepala Ekonom Bank Mandiri itu bercerita, di 2007 lalu, ekonomi China bisa tumbuh hingga 14%. Namun di 2018 Negeri Tirai Bambu hanya mampu tumbuh sekitar 6,6%. Sementara di tahun ini, ekonomi China hanya diprediksi hanya tumbuh di kisaran 6%-6,5%.
Menurut Mirza, perlambatan pertumbuhan ekonomi China ini akan berdampak kepada Indonesia lewat penurunan harga komoditas yang menjadi tumpuan ekspor dan pertumbuhan ekonomi.
(wed/dru) Next Article Kenaikan Anggaran Pertahanan China Salip Pertumbuhan PDB
"Benar bahwa ekonomi China menghadapi tekanan baru," kata Li dilansir dari CNBC International, Jumat (15/3/2019).
Tekanan yang dihadapi ekonomi China ini terjadi, karena ekonomi dunia juga tengah berada dalam tekanan. Seperti diketahui, IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,5% pada 2019 dan 3,6% pada 2020, turun masing-masing 0,2% dan 0,1% dari proyeksi Oktober lalu.
"Kami tidak akan melakukan pelonggaran kebijakan moneter, namun menyediakan dorongan kepada ekonomi riil," kata Li.
Terkait progress negosiasi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), Li belum bisa memaparkan dengan detil progressnya. Dia menegaskan, bahwa AS dan China tengah berdiskusi dengan erat. Li percaya bahwa kedua pihak ingin tensi perang dagang berkurang.
Melambatnya ekonomi China ini sudah pasti jadi ancaman bagi Indonesia. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, mengakui perlambatan ekononomi China jadi tantangan bagi Indonesia.
Mantan Kepala Ekonom Bank Mandiri itu bercerita, di 2007 lalu, ekonomi China bisa tumbuh hingga 14%. Namun di 2018 Negeri Tirai Bambu hanya mampu tumbuh sekitar 6,6%. Sementara di tahun ini, ekonomi China hanya diprediksi hanya tumbuh di kisaran 6%-6,5%.
Menurut Mirza, perlambatan pertumbuhan ekonomi China ini akan berdampak kepada Indonesia lewat penurunan harga komoditas yang menjadi tumpuan ekspor dan pertumbuhan ekonomi.
(wed/dru) Next Article Kenaikan Anggaran Pertahanan China Salip Pertumbuhan PDB
Most Popular