
Detik Terakhir Pesawat Nahas Ethiopian Airlines Terungkap!
tahir saleh, CNBC Indonesia
12 March 2019 10:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Detik-detik terakhir mengerikan dari penerbangan Ethiopian Airlines yang jatuh pada Minggu 10 Maret lalu di wilayah terbang Kenya dan menewaskan semua 157 orang termasuk awak pesawat telah terungkap.
Jet Boeing 737 MAX-8 yang hancur itu jatuh hanya enam menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Bole di Ethiopia. Pesawat itu tengah menuju Nairobi, ibu kota Kenya dan mengangkut 149 penumpang dan delapan awak pesawat.
Pesawat dengan penerbangan ET 302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu, 62 kilometer tenggara ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Maskapai Ethiopian mengkonfirmasi bahwa pesawat itu adalah Boeing 737-800 MAX, nomor registrasi ET-AVJ.
Situs web pelacak penerbangan flightradar24, seperti dikutip News.com.au, mengungkapkan bahwa pesawat itu ternyata terbang dengan kecepatan vertikal yang tidak stabil, tak lama setelah lepas landas. Pesawat kehilangan kendali dan kecepatan secara dramatis di detik-detik terakhirnya, seperti dilaporkan The Sun.
Para ahli penerbangan mengatakan kejadian ini sangat luar biasa karena umumnya begitu pesawat lepas landas, kecepatan vertikal pesawat harus naik atau tetap sama.
Juru kampanye hewan PBB Joanna Toole, 36, dari Devon (Inggris), dan ayahnya Joseph Waithaka, 55, dari Hull (Inggris), termasuk di antara 157 korban yang meninggal dunia ketika pesawat jatuh.
Selain itu, salah satu WNI yang bekerja sebagai staff PBB, Work Food Programme (WFP), juga menjadi korban yakni bernama Harina Hafitz.
Hingga saat ini belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan itu, tetapi menurut News.com.au ada yang tidak beres setelah lepas landas pukul 8.38 pagi.
Pesawat ketika itu naik pada ketinggian 2.600 m, tetapi hanya enam menit kemudian, kontak dengan pesawat hilang.
Pilot pesawat melaporkan adanya kesulitan penerbangan dan diminta pesawat kembali, menurut CEO maskapai Tewolde GebreMariam, seperti dikutip News.com.au.
Tewolde menambahkan pilot yang mengendalikan pesawat memiliki "catatan terbang yang sangat baik" dan mencatat lebih dari 8.000 jam pengalaman.
Peta radar yang mengerikan menunjukkan penerbangan tidak jauh dari Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, sebelum radar pelacakan tiba-tiba berhenti.
Simak pernyataan Menteri Perhubungan Kenya James Macharia
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Boeing Terjunkan Tim ke Lokasi Jatuhnya Ethiopian Airlines
Jet Boeing 737 MAX-8 yang hancur itu jatuh hanya enam menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Bole di Ethiopia. Pesawat itu tengah menuju Nairobi, ibu kota Kenya dan mengangkut 149 penumpang dan delapan awak pesawat.
Pesawat dengan penerbangan ET 302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu, 62 kilometer tenggara ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Maskapai Ethiopian mengkonfirmasi bahwa pesawat itu adalah Boeing 737-800 MAX, nomor registrasi ET-AVJ.
![]() |
Situs web pelacak penerbangan flightradar24, seperti dikutip News.com.au, mengungkapkan bahwa pesawat itu ternyata terbang dengan kecepatan vertikal yang tidak stabil, tak lama setelah lepas landas. Pesawat kehilangan kendali dan kecepatan secara dramatis di detik-detik terakhirnya, seperti dilaporkan The Sun.
Para ahli penerbangan mengatakan kejadian ini sangat luar biasa karena umumnya begitu pesawat lepas landas, kecepatan vertikal pesawat harus naik atau tetap sama.
Juru kampanye hewan PBB Joanna Toole, 36, dari Devon (Inggris), dan ayahnya Joseph Waithaka, 55, dari Hull (Inggris), termasuk di antara 157 korban yang meninggal dunia ketika pesawat jatuh.
Selain itu, salah satu WNI yang bekerja sebagai staff PBB, Work Food Programme (WFP), juga menjadi korban yakni bernama Harina Hafitz.
Hingga saat ini belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan itu, tetapi menurut News.com.au ada yang tidak beres setelah lepas landas pukul 8.38 pagi.
Pesawat ketika itu naik pada ketinggian 2.600 m, tetapi hanya enam menit kemudian, kontak dengan pesawat hilang.
Pilot pesawat melaporkan adanya kesulitan penerbangan dan diminta pesawat kembali, menurut CEO maskapai Tewolde GebreMariam, seperti dikutip News.com.au.
Tewolde menambahkan pilot yang mengendalikan pesawat memiliki "catatan terbang yang sangat baik" dan mencatat lebih dari 8.000 jam pengalaman.
Peta radar yang mengerikan menunjukkan penerbangan tidak jauh dari Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, sebelum radar pelacakan tiba-tiba berhenti.
Simak pernyataan Menteri Perhubungan Kenya James Macharia
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Boeing Terjunkan Tim ke Lokasi Jatuhnya Ethiopian Airlines
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular