RI Hingga China 'Kandangkan' Boeing 737 MAX 8

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
12 March 2019 08:54
RI Hingga China 'Kandangkan' Boeing 737 MAX 8
Foto: Serpihan kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines Flight ET 302 (REUTERS/Tiksa Negeri)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka dunia penerbangan datang lagi. Setelah pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air jatuh dan menewaskan 189 orang pada 29 Oktober 2018, tak lama berselang atau tepatnya Minggu kemarin (10/3/2019), pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines juga jatuh setelah lepas landas menuju Nairobi, ibu kota Kenya.

Boeing menyatakan pesawat nahas itu berjenis Boeing 737 MAX 8 dengan nomor registrasi ET-AVJ. Artinya pesawat tersebut sama dengan milik Lion Air yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, tahun lalu.

Karena kejadian yang sama terulang kembali, syahdan, maskapai yang memiliki pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 langsung 'mengandangkan' pesawat baru keluaran Boeing tersebut.

Foto: Serpihan pesawat Ethiopian Airlines ET 302 yang jatuh di tenggara Addis Ababa, Ethiopia (10/3/2019). (REUTERS / Domestic Torture)


Misalnya, maskapai Lion Air yang menyatakan siap menghentikan sementara pengoperasian (temporary grounded) 10 (sepuluh) pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dikuasai saat ini sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian.

Hal itu seiring dengan surat edaran dari Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan tentang penghentian sementara pengoperasian (temporary grounded) pesawat Boeing 737 MAX 8

Dalam keterangan resminya kepada CNBC Indonesia, Senin (11/3/2019), saat ini Lion Air mengoperasikan 10 (sepuluh) unit pesawat Boeing 737 MAX 8. Terkait dengan penghentian sementara, Lion Air menjelaskan upaya tersebut dilakukan dalam rangka memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan.



Lion Air mengklaim telah melaksanakan standar operasional prosedur pengoperasian pesawat udara sesuai dengan aturan dan petunjuk dari pabrik pembuat pesawat, termasuk pemeliharaan pesawat, pengecekan komponen pesawat, pelatihan awak pesawat.

"Lion Air akan selalu melaksanakan budaya keselamatan (safety culture) dalam setiap operasional penerbangan. Lion Air akan meminimalisir dampak dari keputusan ini agar operasional penerbangan dapat berjalan dengan baik dan tidak terganggu."

Foto: Infografis/Tragedi Penerbangan Ethiopian Airlines/Arie Pratama


Tidak hanya Lion Air, regulator penerbangan China juga meng-grounded (tidak memperbolehkan pesawat beroperasi) hampir 100 pesawat Boeing 737 MAX 8. Jumlah itu lebih dari seperempat armada yang beroperasi secara global.

The Civil Aviation Administration of China (CAAC) menyatakan seluruh maskapai China harus meng-grounded seluruh armada Boeing 737 MAX 8 mulai pukul 6 malam waktu setempat.

CAAC menyatakan akan memberi kabar kepada maskapai penerbangan perihal kapan mereka bisa melanjutkan penerbangan. CAAC akan menghubungi Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) AS untuk memastikan keamanan penerbangan.

"Mengingat bahwa dua kecelakaan yang melibatkan Boeing 737 MAX 8 terjadi pada pesawat baru dan terjadi sesaat setelah tinggal landas, mereka memiliki beberapa tingkat kesamaan," tulis CAAC.



Maskapai China memiliki 96 Boeing 737 MAX 8. Maskapai-maskapai yang mengoperasikan antara lain Air China, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, dan Hainan Airlines.

Variflight, sebuah perusahaan data penerbangan China, menyatakan setidaknya 29 penerbangan internasional dan domestik pada Senin (11/3/2019) telah dibatalkan.

CEO China Eastern Airlines Liu Shaoyong mengatakan, mereka mempertimbangkan untuk mengoperasionalkan Boeing 737 MAX 8. Dengan catatan manajemen Boeing mengeluarkan komitmen terkait keselamatan penerbangan.

Simak video terkait Boeing 737 MAX 8 di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Lion Air Jatuh, Fitur di Boeing 737 Max 8 Disorot

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular