
Top! Daya Beli Terjaga, Penjualan Eceran Januari Tumbuh Pesat
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 March 2019 20:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan ritel Indonesia masih terus melaju kencang pada periode Januari 2019.
Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Januari yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada Senin malam ini (11/3/2019) masih tercatat tumbuh cukup besar, yaitu sebesar 7,2% dibanding Januari 2018 silam (YoY).
Meskipun turun sedikit dibanding pertumbuhan pada bulan Desember 2018 yang mencapai 7,7% YoY, namun pertumbuhan IPR di Januari 2019 jauh melampaui periode Januari 2018 yang tercatat minus 1,8% YoY.
Sebenarnya memang wajar pertumbuhan penjualan ritel di bulan Januari lebih rendah ketimbang Desember. Pasalnya pada akhir tahun, konsumsi masyarakat akan terdongkrak cukup tinggi dikarenakan adanya liburan Natal dan tahun baru.
Peningkatan IPE pada bulan Januari 2018 utamanya didorong oleh kinerja penjualan pada kelompok komoditas barang lainnya, khususnya subkelompok komoditas Sandang yang tumbuh sebesar 27,9% YoY. Disamping itu, kelompok komoditas Barang Budaya dan Rekreasi juga tumbuh 21,5% YoY.
Adapun kelompok komoditas Peralatan Informasi dan Komunikasi masih terus mengalami kontraksi dengan pertumbuhan negatif 14,2% YoY. Bahkan terkontraksi lebih parah dibanding nilai kontraksi periode Januari 2018 yang hanya sebesar 12,7%.
Namun tumbuhnya penjualan eceran secara umum menunjukkan daya beli masyarakat masih terbilang cukup kuat. Hal ini juga tidak terlepas dari tingkat inflasi bulan Januari yang dapat dijaga level yang cukup rendah, yaitu sebesar 2,82% YoY.
Bank Indonesia memprediksi kenaikan IPR akan terus terjadi pada bulan Februari 2019, bahkan mencapai 10,9%.
Subkelompok komoditas Sandang masih diprediksi mengalami peningkatan penjualan eceran terbesar yang mencapai 38,8% YoY di bulan Februari 2019.
Berdasarkan pernyataan dari responden yang dikumpulkan oleh BI, tumbuhnya penjualan eceran bulan Februari akan didorong oleh adanya libur Hari Raya Imlek. Dengan adanya libur hari raya, sudah tentu konsumsi untuk rekreasi dan sandang akan meningkat.
Selain itu, terjadinya deflasi sebesar 0,08% pada bulan Februari juga bisa mendorong pertumbuhan konsumsi. Selain itu, pada Survei Konsumen sebelumnya, BI mengungkapkan bahwa porsi konsumsi masyarakat terhadap pendapatan meningkat cukup tajam, dari yang sebesar 66,8 pada Januari, menjadi 68,3% di bulan Februari.
Hasil survei juga mengindikasikan penurunan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang (April 2019). Indikasi tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi harga umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 154,3 yang mana lebih rendah dibanding IEH bulan sebelumnya yang sebesar 156,9.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/dru) Next Article Penjualan Ritel November Turun 16,3%, Desember Lebih Parah!
Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Januari yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada Senin malam ini (11/3/2019) masih tercatat tumbuh cukup besar, yaitu sebesar 7,2% dibanding Januari 2018 silam (YoY).
Meskipun turun sedikit dibanding pertumbuhan pada bulan Desember 2018 yang mencapai 7,7% YoY, namun pertumbuhan IPR di Januari 2019 jauh melampaui periode Januari 2018 yang tercatat minus 1,8% YoY.
![]() |
Peningkatan IPE pada bulan Januari 2018 utamanya didorong oleh kinerja penjualan pada kelompok komoditas barang lainnya, khususnya subkelompok komoditas Sandang yang tumbuh sebesar 27,9% YoY. Disamping itu, kelompok komoditas Barang Budaya dan Rekreasi juga tumbuh 21,5% YoY.
Adapun kelompok komoditas Peralatan Informasi dan Komunikasi masih terus mengalami kontraksi dengan pertumbuhan negatif 14,2% YoY. Bahkan terkontraksi lebih parah dibanding nilai kontraksi periode Januari 2018 yang hanya sebesar 12,7%.
Namun tumbuhnya penjualan eceran secara umum menunjukkan daya beli masyarakat masih terbilang cukup kuat. Hal ini juga tidak terlepas dari tingkat inflasi bulan Januari yang dapat dijaga level yang cukup rendah, yaitu sebesar 2,82% YoY.
Bank Indonesia memprediksi kenaikan IPR akan terus terjadi pada bulan Februari 2019, bahkan mencapai 10,9%.
Subkelompok komoditas Sandang masih diprediksi mengalami peningkatan penjualan eceran terbesar yang mencapai 38,8% YoY di bulan Februari 2019.
Berdasarkan pernyataan dari responden yang dikumpulkan oleh BI, tumbuhnya penjualan eceran bulan Februari akan didorong oleh adanya libur Hari Raya Imlek. Dengan adanya libur hari raya, sudah tentu konsumsi untuk rekreasi dan sandang akan meningkat.
Selain itu, terjadinya deflasi sebesar 0,08% pada bulan Februari juga bisa mendorong pertumbuhan konsumsi. Selain itu, pada Survei Konsumen sebelumnya, BI mengungkapkan bahwa porsi konsumsi masyarakat terhadap pendapatan meningkat cukup tajam, dari yang sebesar 66,8 pada Januari, menjadi 68,3% di bulan Februari.
Hasil survei juga mengindikasikan penurunan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang (April 2019). Indikasi tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi harga umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 154,3 yang mana lebih rendah dibanding IEH bulan sebelumnya yang sebesar 156,9.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/dru) Next Article Penjualan Ritel November Turun 16,3%, Desember Lebih Parah!
Most Popular