
Jokowi Kebut Terowongan Nanjung Demi Citarum Harum
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
11 March 2019 12:06

Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau proses pembangunan Terowongan Nanjung, Minggu (10/3/2019) di lokasi proyek, Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dia menegaskan, proyek ini harus rampung pada akhir 2019.
"Diharapkan dapat mengatasi banjir di Bandung, terutama di daerah Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang. Ditargetkan akhir tahun ini rampung. Sehingga musim hujan berikut sudah kelihatan fungsi dari terowongan ini," kata Jokowi, melalui keterangan resmi.
Terowongan Nanjung merupakan salah satu infrastruktur pengendali banjir yang bertujuan mendukung Program Citarum Harum. Jokowi mengatakan, perencanaan pembangunan infrastruktur pengendali banjir Bandung sudah dilakukan sejak lama.
Namun karena keterbatasan anggaran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten maka baru dapat direalisasikan setelah ditangani Pemerintah Pusat yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR. "Daerah tidak punya kemampuan melaksanakan, maka kalau nggak diambil alih pemerintahan pusat ya nggak akan bisa," imbuh Jokowi.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dalam kesempatan yang sama mengaku bahwa penanganan Sungai Citarum sejak lama. Langkah yang paling kerap dilakukan yakni pengerukan sungai.
"Namun dalam dua tahun terjadi kembali sedimentasi, hal ini karena bergantung pada kondisi Hulu Sungai Citarum di Cisanti. Itu bukti bahwa tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan engineering saja," urainya.
Nantinya, keberadaan terowongan ini akan memperlancar aliran dan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum. Harapannya, kapasitas naik dari semula hanya bisa menampung banjir kala ulang lima tahunan atau Q5 = 570 m3/detik menjadi Q20 = 643 m3/detik.
Pada saatnya nanti keberadaan Terowongan Nanjung akan berkontribusi bersama infrastruktur lainnya, seperti kolam retensi Cieunteung, floodway Cisangkuy, Embung Gedebage dan normalisasi Sungai Citarum. Diharapkan semuanya akan menurunkan luas genangan 700 hektare, dari semula 3.461 hektare menjadi 2.761 hektare.
"Apabila 1 hektare dihuni oleh 20 kepala keluarga (KK) maka akan ada 14.000 KK yang merasakan manfaat dari pembangunan terowongan ini," kata Dirjen SDA Kementerian PUPR, Hari Suprayogi.
Terowongan Nanjung terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter dalam 8 meter. Pembangunan terowongan telah dimulai pada November 2017 dengan progres saat ini mencapai 22% dan ditargetkan rampung akhir tahun 2019. Proyek dikerjakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya dan PT. Adhi Karya (Kerjasama Operasi) dengan anggaran sebesar Rp 352 miliar.
Saksikan video gemasnya Luhut akibat kotornya Citarum di bawah ini
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Minta Rp 600 M, Ridwan Kamil Sulap Citarum Jadi Instagramable
"Diharapkan dapat mengatasi banjir di Bandung, terutama di daerah Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang. Ditargetkan akhir tahun ini rampung. Sehingga musim hujan berikut sudah kelihatan fungsi dari terowongan ini," kata Jokowi, melalui keterangan resmi.
![]() |
Terowongan Nanjung merupakan salah satu infrastruktur pengendali banjir yang bertujuan mendukung Program Citarum Harum. Jokowi mengatakan, perencanaan pembangunan infrastruktur pengendali banjir Bandung sudah dilakukan sejak lama.
Namun karena keterbatasan anggaran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten maka baru dapat direalisasikan setelah ditangani Pemerintah Pusat yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR. "Daerah tidak punya kemampuan melaksanakan, maka kalau nggak diambil alih pemerintahan pusat ya nggak akan bisa," imbuh Jokowi.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dalam kesempatan yang sama mengaku bahwa penanganan Sungai Citarum sejak lama. Langkah yang paling kerap dilakukan yakni pengerukan sungai.
"Namun dalam dua tahun terjadi kembali sedimentasi, hal ini karena bergantung pada kondisi Hulu Sungai Citarum di Cisanti. Itu bukti bahwa tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan engineering saja," urainya.
Nantinya, keberadaan terowongan ini akan memperlancar aliran dan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum. Harapannya, kapasitas naik dari semula hanya bisa menampung banjir kala ulang lima tahunan atau Q5 = 570 m3/detik menjadi Q20 = 643 m3/detik.
Pada saatnya nanti keberadaan Terowongan Nanjung akan berkontribusi bersama infrastruktur lainnya, seperti kolam retensi Cieunteung, floodway Cisangkuy, Embung Gedebage dan normalisasi Sungai Citarum. Diharapkan semuanya akan menurunkan luas genangan 700 hektare, dari semula 3.461 hektare menjadi 2.761 hektare.
"Apabila 1 hektare dihuni oleh 20 kepala keluarga (KK) maka akan ada 14.000 KK yang merasakan manfaat dari pembangunan terowongan ini," kata Dirjen SDA Kementerian PUPR, Hari Suprayogi.
Terowongan Nanjung terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter dalam 8 meter. Pembangunan terowongan telah dimulai pada November 2017 dengan progres saat ini mencapai 22% dan ditargetkan rampung akhir tahun 2019. Proyek dikerjakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya dan PT. Adhi Karya (Kerjasama Operasi) dengan anggaran sebesar Rp 352 miliar.
Saksikan video gemasnya Luhut akibat kotornya Citarum di bawah ini
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Minta Rp 600 M, Ridwan Kamil Sulap Citarum Jadi Instagramable
Most Popular