
Konsolidasi Opertator Telko
Tri Siap Akuisisi, Tinggal Tunggu Aturan dari Pemerintah
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
09 March 2019 08:56

Jakarta CNBC Indonesia - PT Hutchison 3 Indonesia (3 Indonesia) berharap Pemerintah segera menyelesaikan peraturan menteri (permen) Komunikasi dan Informatika tentang konsolidasi perusahaan operator. Pasalnya, aturan itu bakal jadi landasan hukum agar perusahaan operator bisa melakukan konsolidasi dengan perusahaan operator lain secepatnya.
"Konsolidasi ini juga harus diketok palu secepatnya supaya siapapun yang mau konsolidasi itu bisa punya landasan hukum yang kuat karena tanpa itu planning-nya tidak bisa konsolidasi, value-nya seperti apa," kata Deputy President Director 3 Indonesia, M. Danny Buldansyah, di Jakarta, Jumat (8/3/2019).
Kemkominfo tengah menggodok aturan terkait optimalisasi penggunaan frekuensi. Kebijakan ini nantinya bakal mengatur terkait batasan, optimalisasi frekuensi, metode pelaksanaan, dan kewajiban setiap pengguna yang memegang izin pita frekuensi radio. Kebijakan ini diharapkan mempercepat konsolidasi perusahaan telekomunikasi di Indonesia.
Kendati demikian, pihak 3 Indonesia hingga saat ini belum membeberkan siapa perusahaan operator yang akan diajak berkonsolidasi. Pihaknya ingin memastikan lebih dulu agar konsolidasi tidak dihargai dengan murah.
"Kalau kita mau beli pun kita harus dalam posisi manajemen strong sehingga kita mampu akuisisi," tuturnya.
Rudiantara juga menegaskan kondisi industri telekomunikasi di Indonesia belum ideal karena terlalu banyak pemain. Sebab itu, Rudiantara mendorong adanya konsolidasi.
"Idealnya [operator selular] di Indonesia 2-3 operator saja. Ini akan membuat industri ini semakin sehat dan tidak akan ada monopoli atau kartel," ujar Rudiantara.
Oleh karena itu pemerintah terus mendorong untuk dilakukan konsolidasi antara operator seluler. Bahkan Rudiantara sudah sering berbicara dengan pemegang saham asing mengenai konsolidasi tersebut. "Tetapi bentuknya seperti apa, mau akuisisi, merger atau siapa mencaplok siapa, itu bukan urusan pemerintah, silahkan saja," tambahnya.
Saat ini praktis ada lima operator yang beroperasi setelah sebelumnya PT Internux (Bolt) menghentikan layanannya dan dialihkan ke Smartfren. Kini operator di Indonesia yakni Telkomsel milik Telkom, Indosat Ooredoo, XL Axiata, Smartfren, dan Hutchison Tri.
3 Konsolidasi
Di negara-negara di mana perusahaan operator 3 beroperasi tren konsolidasi ini sudah terlihat. PT Hutchison 3 di Italia sudah melakukan konsolidasi tahun lalu. Begitu juga dengan 3 yang beroperasi di Austria. Di Australia, Hutchinson malah merger dengan Vodafone dengan porsi 50:50.
Kabar ihwal rencana konsolidasi 3 Indonesia dengan operator lain di tanah air sudah bergulir sejak 2016. CEO dan Presiden Direktur 3 Indonesia Cliff Woo hanya menegaskan, pihaknya membuka diri untuk setiap kesempatan konsolidasi.
"Kompetisi semakin ketat. Jadi, saya tidak kaget kalau ada banyak operator yang sudah melakukan pembicaraan satu sama lain terkait rencana konsolidasi. Kita akan mengambil langkah optimistis dan agresif di pasar," beber Cliff Woo pada kesempatan yang sama.
Cliff menjelaskan, konsolidasi menjadi sebuah keharusan di tengah kompetisi yang ada di industri operator seluler saat ini. Selama ini, kata Cliff, industri operator seluler sudah membangun kapasitas yang terlalu banyak di tiap negara, termasuk Indonesia. Seperti diketahui, untuk membangun network membutuhkan banyak dana.
Dana tersebut sering kali tidak kembali ke industri. Akibatnya, operator cenderung menurunkan harga untuk mendapat lebih banyak kostumer, di waktu yang sama semua operator melakukan hal yang sama. Sehingga persaingan sudah semakin tidak sehat.
"Sehingga ini akan membentuk lingkaran negatif. Tidak akan ada orang yang mau berinvestasi lagi ke dalam [bisnis] jaringan. Bila investor ragu-ragu berinvestasi maka akan menjadi tidak sehat, kita hanya akan fokus berkompetisi dalam hal harga dan tidak ada orang yang akan membawa teknologi baru," tuturnya.
Dengan melakukan konsolidasi, artinya infrastruktur yang digunakan masih infrastruktur yang sama sehingga lebih efisien. Membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan siapa partner yang akan diajak konsolidasi karena 3 Indonesia tidak ingin 'gontok-gontokan' ketika konsolidasi selesai.
"Kenapa lama? bisa jadi ada faktor situasi keuangan dari tiap operator itu sangat berbeda. Begitu juga dengan prospek operator, mungkin berbeda berbeda. Network yang mereka gunakan sangat berbeda. Tidak mudah sama sekali. Membutuhkan waktu yang lama." tandas Cliff.
(hps) Next Article Strategi Chris Kanter Pimpin Indosat
"Konsolidasi ini juga harus diketok palu secepatnya supaya siapapun yang mau konsolidasi itu bisa punya landasan hukum yang kuat karena tanpa itu planning-nya tidak bisa konsolidasi, value-nya seperti apa," kata Deputy President Director 3 Indonesia, M. Danny Buldansyah, di Jakarta, Jumat (8/3/2019).
Kemkominfo tengah menggodok aturan terkait optimalisasi penggunaan frekuensi. Kebijakan ini nantinya bakal mengatur terkait batasan, optimalisasi frekuensi, metode pelaksanaan, dan kewajiban setiap pengguna yang memegang izin pita frekuensi radio. Kebijakan ini diharapkan mempercepat konsolidasi perusahaan telekomunikasi di Indonesia.
Kendati demikian, pihak 3 Indonesia hingga saat ini belum membeberkan siapa perusahaan operator yang akan diajak berkonsolidasi. Pihaknya ingin memastikan lebih dulu agar konsolidasi tidak dihargai dengan murah.
Rudiantara juga menegaskan kondisi industri telekomunikasi di Indonesia belum ideal karena terlalu banyak pemain. Sebab itu, Rudiantara mendorong adanya konsolidasi.
"Idealnya [operator selular] di Indonesia 2-3 operator saja. Ini akan membuat industri ini semakin sehat dan tidak akan ada monopoli atau kartel," ujar Rudiantara.
Oleh karena itu pemerintah terus mendorong untuk dilakukan konsolidasi antara operator seluler. Bahkan Rudiantara sudah sering berbicara dengan pemegang saham asing mengenai konsolidasi tersebut. "Tetapi bentuknya seperti apa, mau akuisisi, merger atau siapa mencaplok siapa, itu bukan urusan pemerintah, silahkan saja," tambahnya.
Saat ini praktis ada lima operator yang beroperasi setelah sebelumnya PT Internux (Bolt) menghentikan layanannya dan dialihkan ke Smartfren. Kini operator di Indonesia yakni Telkomsel milik Telkom, Indosat Ooredoo, XL Axiata, Smartfren, dan Hutchison Tri.
3 Konsolidasi
Di negara-negara di mana perusahaan operator 3 beroperasi tren konsolidasi ini sudah terlihat. PT Hutchison 3 di Italia sudah melakukan konsolidasi tahun lalu. Begitu juga dengan 3 yang beroperasi di Austria. Di Australia, Hutchinson malah merger dengan Vodafone dengan porsi 50:50.
Kabar ihwal rencana konsolidasi 3 Indonesia dengan operator lain di tanah air sudah bergulir sejak 2016. CEO dan Presiden Direktur 3 Indonesia Cliff Woo hanya menegaskan, pihaknya membuka diri untuk setiap kesempatan konsolidasi.
"Kompetisi semakin ketat. Jadi, saya tidak kaget kalau ada banyak operator yang sudah melakukan pembicaraan satu sama lain terkait rencana konsolidasi. Kita akan mengambil langkah optimistis dan agresif di pasar," beber Cliff Woo pada kesempatan yang sama.
Cliff menjelaskan, konsolidasi menjadi sebuah keharusan di tengah kompetisi yang ada di industri operator seluler saat ini. Selama ini, kata Cliff, industri operator seluler sudah membangun kapasitas yang terlalu banyak di tiap negara, termasuk Indonesia. Seperti diketahui, untuk membangun network membutuhkan banyak dana.
Dana tersebut sering kali tidak kembali ke industri. Akibatnya, operator cenderung menurunkan harga untuk mendapat lebih banyak kostumer, di waktu yang sama semua operator melakukan hal yang sama. Sehingga persaingan sudah semakin tidak sehat.
"Sehingga ini akan membentuk lingkaran negatif. Tidak akan ada orang yang mau berinvestasi lagi ke dalam [bisnis] jaringan. Bila investor ragu-ragu berinvestasi maka akan menjadi tidak sehat, kita hanya akan fokus berkompetisi dalam hal harga dan tidak ada orang yang akan membawa teknologi baru," tuturnya.
Dengan melakukan konsolidasi, artinya infrastruktur yang digunakan masih infrastruktur yang sama sehingga lebih efisien. Membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan siapa partner yang akan diajak konsolidasi karena 3 Indonesia tidak ingin 'gontok-gontokan' ketika konsolidasi selesai.
"Kenapa lama? bisa jadi ada faktor situasi keuangan dari tiap operator itu sangat berbeda. Begitu juga dengan prospek operator, mungkin berbeda berbeda. Network yang mereka gunakan sangat berbeda. Tidak mudah sama sekali. Membutuhkan waktu yang lama." tandas Cliff.
(hps) Next Article Strategi Chris Kanter Pimpin Indosat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular