
400 Ribu Keluarga 'Alumni' PKH Didorong Jadi Wirausaha
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
08 March 2019 18:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian dan Kementerian Sosial menjalin kerja sama untuk mencetak wirausaha dari kalangan keluarga harapan yang saat ini sudah mampu mandiri. Kebijakan ini menyasar 400 ribu keluarga yang saat ini telah mandiri dan lepas dari bantuan sosial yang diberikan pemerintah.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, kerja sama ini berupaya menumbuhkan wirausaha baru serta memacu ekonomi dan kesejahteraan yang inklusif. Pemerintah berharap para penerima manfaat dapat keluar dari keterbatasan ekonomi secara mandiri sehingga tidak bergantung pada bantuan pemerintah.
"Jadi, dari keluarga penerima manfaat PKH yang sudah mandiri atau naik kelas bisa diakselerasi menjadi pelaku industri kecil-menengah (IKM) yang berdaya saing. Nantinya, mereka akan menjadi pengusaha yang bankable, sehingga bisa masuk dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR)," kata Airlangga di kantornya, Jumat (8/3/2019).
"Kita masuk untuk memberikan bantuan peralatan agar mereka bisa juga masuk ke era industri digital," imbuhnya.
Kerja sama kedua kementerian antara lain berupa pertukaran data dan informasi, pelatihan kewirausahaan dan bimbingan teknis, penyelenggaraan program berbasis digital, penyediaan akses pembiayaan, dan fasilitasi kemudahan bahan baku.
Menteri Sosial Agus Gumiwang menjelaskan, sejauh ini total Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 10 juta keluarga. Dari jumlah itu, sekitar 400 ribu keluarga telah memiliki usaha untuk menghidupi keluarga.
Mereka mampu mendirikan usaha setelah menjalani program Kelompok Usaha Bersama (Kube) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Setelah usaha berjalan dan mampu menghidupi keluarga, maka 400 ribu keluarga itu tidak lagi diberikan bantuan oleh pemerintah.
"Inilah yang kita jaga supaya yang sudah naik kelas itu tidak lagi tertarik ke bawah dan bisa menjadi pengusaha yang handal," kata Agus dalam kesempatan yang sama.
Saat ini, 400 ribu keluarga itu rata-rata memiliki usaha di bidang makanan dan minuman (mamin) serta kerajinan tangan. Mereka akan diberikan pendampingan oleh Kemenperin selama lima tahun hingga keluarga tersebut bisa dilepas secara mandiri.
"Tentu kita lakukan evaluasi. Tujuan utamanya kan agar Keluarga Harapan bisa mandiri," kata Airlangga.
Sektor IKM saat ini menjadi salah satu penyangga ekonomi nasional di negara berkembang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 menunjukkan jumlah unit usaha IKM mencapai 4,49 juta dan menyerap tenaga kerja sebanyak 10,57 juta irang. IKM di Tanah Air sendiri didominasi oleh sektor makanan minuman, busana, dan kerajinan tangan.
Dalam kurun waktu 2015-2018, Kemenperin memberikan bimbingan teknis kepada 44.294 pelaku IKM dan fasilitasi legalitas usaha kepada 11.298 IKM. Tahun ini, kata Airlangga, pemerintah menargetkan bisa menciptakan 3.000 wirausaha baru.
Simak video penjelasan Menperin soal hub otomotif global di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Baja & Tekstil 'Dijaga' Khusus dari Serbuan Barang China
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, kerja sama ini berupaya menumbuhkan wirausaha baru serta memacu ekonomi dan kesejahteraan yang inklusif. Pemerintah berharap para penerima manfaat dapat keluar dari keterbatasan ekonomi secara mandiri sehingga tidak bergantung pada bantuan pemerintah.
![]() |
"Kita masuk untuk memberikan bantuan peralatan agar mereka bisa juga masuk ke era industri digital," imbuhnya.
Kerja sama kedua kementerian antara lain berupa pertukaran data dan informasi, pelatihan kewirausahaan dan bimbingan teknis, penyelenggaraan program berbasis digital, penyediaan akses pembiayaan, dan fasilitasi kemudahan bahan baku.
Menteri Sosial Agus Gumiwang menjelaskan, sejauh ini total Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 10 juta keluarga. Dari jumlah itu, sekitar 400 ribu keluarga telah memiliki usaha untuk menghidupi keluarga.
Mereka mampu mendirikan usaha setelah menjalani program Kelompok Usaha Bersama (Kube) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Setelah usaha berjalan dan mampu menghidupi keluarga, maka 400 ribu keluarga itu tidak lagi diberikan bantuan oleh pemerintah.
"Inilah yang kita jaga supaya yang sudah naik kelas itu tidak lagi tertarik ke bawah dan bisa menjadi pengusaha yang handal," kata Agus dalam kesempatan yang sama.
![]() |
Saat ini, 400 ribu keluarga itu rata-rata memiliki usaha di bidang makanan dan minuman (mamin) serta kerajinan tangan. Mereka akan diberikan pendampingan oleh Kemenperin selama lima tahun hingga keluarga tersebut bisa dilepas secara mandiri.
"Tentu kita lakukan evaluasi. Tujuan utamanya kan agar Keluarga Harapan bisa mandiri," kata Airlangga.
Sektor IKM saat ini menjadi salah satu penyangga ekonomi nasional di negara berkembang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 menunjukkan jumlah unit usaha IKM mencapai 4,49 juta dan menyerap tenaga kerja sebanyak 10,57 juta irang. IKM di Tanah Air sendiri didominasi oleh sektor makanan minuman, busana, dan kerajinan tangan.
Dalam kurun waktu 2015-2018, Kemenperin memberikan bimbingan teknis kepada 44.294 pelaku IKM dan fasilitasi legalitas usaha kepada 11.298 IKM. Tahun ini, kata Airlangga, pemerintah menargetkan bisa menciptakan 3.000 wirausaha baru.
Simak video penjelasan Menperin soal hub otomotif global di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Baja & Tekstil 'Dijaga' Khusus dari Serbuan Barang China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular