
Sentuhan BTN untuk Pekerja Informal
Advertorial, CNBC Indonesia
28 February 2019 00:00

Supriyatna sebelumnya tidak pernah percaya bisa memiliki rumah. Pedagang mie bakso di seputaran perumahan di wilayah Bekasi ini hanya memiliki pendapatannya Senin Kamis, alias tak cukup untuk seminggu.
Apalagi, pedagang mie bakso tergolong pekerja informal yang selama ini sulit mendapatkan akses perbankan alias unbankable,
Namun, kisah lama tersebut kini telah menjadi kenangan. Dengan program dari PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Supriyatna dan rekan sejawatnya ternyata bisa memiliki rumah.
"Seperti tidur tapi sebetulnya ngga tidur. Ya ngga percaya saja kami dapat tempat di bank besar seperti BTN. Bagaimana tidak percaya, hampir 3/4 hidup saya belum pernah punya tempat tinggal dan baru kali ini bersama istri dan empat orang anak saya sekarang tinggal di rumah sendiri walaupun tidak bagus seperti mereka yang uangnya banyak," ujar Supriyatna mengenang kisah lamanya.
Supriyatna bercerita mewakili teman-temanya lain yang bernasib sama dengannya. Mereka pun saat ini telah memiliki rumah. Tidak besar memang, namun juga tidak kecil bagi mereka karena manfaatnya ternyata begitu besar buat mereka.
Melalui rumah itu mereka menjadi bahagia dan baru merasakan ternyata memang rumah membuat siapapun yang tinggal di dalamnya menjadi tenang dan senang karena berkumpul bersama dengan keluarga.
Bukan tanpa sebab Bank BTN yang baru saja merayakan hari jadi ke 69 tahun kemudian membuat ramuan pembiayaan yang diperuntukkan bagi masyarakat seperti cerita Supriyatna.
Pemerintah memang memberikan lampu hijau bagi perbankan di Indonesia untuk memberikan perhatian kepada masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tidak tetap. Lahirlah skim pembiayaan dari BTN yang khusus diperuntukkan pagi pekerja informal.
Setidaknya ada sekitar 6.000.000 masyarakat yang unbankable di Indonesia yang belum memiliki rumah. Hal ini menjadi tanggung jawab, tidak hanya pemerintah pusat dan daerah saja, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh stakeholder termasuk Bank BTN dengan melibatkan akademisi serta komunitas. Termasuk dalam hal ini masyarakat yang tidak punya penghasilan tidak tetap.
"Inilah saatnya mereka perlu kita sentuh dan BTN hadir untuk mereka," kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono pertengahan tahun 2018 lalu di Jawa Tengah.
Ambil saja contoh ketika BTN akhirnya menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dalam hal ini Direktorat Jenderal Penyediaan Rumah, Badan Pertanahan Nasional, Pemerintah Kabupaten Kendal dan Universitas Diponegoro (Undip) melakukan sinergi dalam memfasilitasi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang belum mendapatkan akses pendanaan dari Bank untuk memiliki rumah melalui skema KPR Mikro "Academy-Business-Community Government" atau ABCG.
ABCG merupakan skema hasil kolaborasi 4 pihak yang tediri dari akademisi, dunia usaha atau bisnis, komunitas dan Pemerintah untuk mendukung pembangunan perumahan swadaya yang berbasis komunitas yang membutuhkan rumah tinggal.
Menurut Maryono, sebagai pilot project wilayah Jawa Tengah menjadi wilayah pertama yang mengaplikasikan KPR BTN Mikro dengan skema ABCG. KPR BTN Mikro dengan skema ABCG dapat diakses oleh konsumen dari kalangan MBR, dan bagi yang belum memiliki tanah maupun rumah.
MBR yang dibidik dalam skema ABCG adalah mereka yang hidup di rumah kontrakan, di lingkungan yang tidak layak huni. Sebagian dari mereka berasal dari pekerja honorer seperti guru tidak tetap, wirausaha, pegawai swasta dan lain-lain.
"Jika pilot project ini sukses, kami siap mendukung program penyediaan perumahan dan berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten di seluruh nusantara serta para stakeholder untuk bersama-sama membantu MBR mewujudkan mimpi mendapatkan rumah yang layak," kata Maryono.
Hal yang sama juga terjadi pada lebih dari 60.000 karyawan di bidang kebersihan, keamanan, dan pelayanan terintegrasi lainnya yang terlayani kebutuhan rumahnya melalui sentuhan BTN.
Kerjasama BTN dengan BPJS Ketenagakerjaan dan PT ISS Indonesia memberikan kemudahan bagi lebih dari 60.000 karyawan ISS Indonesia untuk memiliki rumah. Puluhan ribu karyawan ISS Indonesia tersebut termasuk para cleaning service, security, dan layanan lainnya.
"Ya punya rumah tidak hanya buat masyarakat dengan ekonomi mapan saja, karena mereka yang MBR pun sekarang sudah punya rumah", kata Maryono menambahkan.
Maryono mengaku bangga dan terharu ketika melihat mereka menerima kunci rumah untuk ditinggali bersama keluarganya. Bagaimana tidak ada sopir taxi yang sudah mengabdi sampai berusia 59 tahun baru bisa membeli rumah setelah BTN kerjasama dengan Bluebird.
Lebih terharu, tuturnya, ketika melihat para tukang ojek online dan grab membawa anaknya berbondong-bondong bersama teman-temannya yang lain mengisi form permohonan KPR.
"Dan ikut merasakan kebahagiaan mereka ketika melihat para tukang cukur di Garut mendapatkan rumah yang tidak mereka dapat bayangkan sebelumnya. Mereka menjabat tangan saya dan seperti dikomando mengucapkan terima kasih pak sekarang kami punya rumah," ujar Maryono.
Menurutnya, pengalaman tersebut tidak akan terlupakan dan terus akan membuatnya teringat untuk bagaimana membantu masyarakat mewujudkan keinginannya untuk punya rumah.
"69 tahun Bank BTN memberikan ilham dan semangat untuk merumahi masyarakat MBR. Komitmen BTN untuk mewujudkannya dan mendukung program pemerintah dalam sejuta rumah", tegas Maryono.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB
Apalagi, pedagang mie bakso tergolong pekerja informal yang selama ini sulit mendapatkan akses perbankan alias unbankable,
Namun, kisah lama tersebut kini telah menjadi kenangan. Dengan program dari PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Supriyatna dan rekan sejawatnya ternyata bisa memiliki rumah.
"Seperti tidur tapi sebetulnya ngga tidur. Ya ngga percaya saja kami dapat tempat di bank besar seperti BTN. Bagaimana tidak percaya, hampir 3/4 hidup saya belum pernah punya tempat tinggal dan baru kali ini bersama istri dan empat orang anak saya sekarang tinggal di rumah sendiri walaupun tidak bagus seperti mereka yang uangnya banyak," ujar Supriyatna mengenang kisah lamanya.
Supriyatna bercerita mewakili teman-temanya lain yang bernasib sama dengannya. Mereka pun saat ini telah memiliki rumah. Tidak besar memang, namun juga tidak kecil bagi mereka karena manfaatnya ternyata begitu besar buat mereka.
Melalui rumah itu mereka menjadi bahagia dan baru merasakan ternyata memang rumah membuat siapapun yang tinggal di dalamnya menjadi tenang dan senang karena berkumpul bersama dengan keluarga.
Bukan tanpa sebab Bank BTN yang baru saja merayakan hari jadi ke 69 tahun kemudian membuat ramuan pembiayaan yang diperuntukkan bagi masyarakat seperti cerita Supriyatna.
Pemerintah memang memberikan lampu hijau bagi perbankan di Indonesia untuk memberikan perhatian kepada masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tidak tetap. Lahirlah skim pembiayaan dari BTN yang khusus diperuntukkan pagi pekerja informal.
Setidaknya ada sekitar 6.000.000 masyarakat yang unbankable di Indonesia yang belum memiliki rumah. Hal ini menjadi tanggung jawab, tidak hanya pemerintah pusat dan daerah saja, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh stakeholder termasuk Bank BTN dengan melibatkan akademisi serta komunitas. Termasuk dalam hal ini masyarakat yang tidak punya penghasilan tidak tetap.
"Inilah saatnya mereka perlu kita sentuh dan BTN hadir untuk mereka," kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono pertengahan tahun 2018 lalu di Jawa Tengah.
Ambil saja contoh ketika BTN akhirnya menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dalam hal ini Direktorat Jenderal Penyediaan Rumah, Badan Pertanahan Nasional, Pemerintah Kabupaten Kendal dan Universitas Diponegoro (Undip) melakukan sinergi dalam memfasilitasi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang belum mendapatkan akses pendanaan dari Bank untuk memiliki rumah melalui skema KPR Mikro "Academy-Business-Community Government" atau ABCG.
ABCG merupakan skema hasil kolaborasi 4 pihak yang tediri dari akademisi, dunia usaha atau bisnis, komunitas dan Pemerintah untuk mendukung pembangunan perumahan swadaya yang berbasis komunitas yang membutuhkan rumah tinggal.
Menurut Maryono, sebagai pilot project wilayah Jawa Tengah menjadi wilayah pertama yang mengaplikasikan KPR BTN Mikro dengan skema ABCG. KPR BTN Mikro dengan skema ABCG dapat diakses oleh konsumen dari kalangan MBR, dan bagi yang belum memiliki tanah maupun rumah.
MBR yang dibidik dalam skema ABCG adalah mereka yang hidup di rumah kontrakan, di lingkungan yang tidak layak huni. Sebagian dari mereka berasal dari pekerja honorer seperti guru tidak tetap, wirausaha, pegawai swasta dan lain-lain.
"Jika pilot project ini sukses, kami siap mendukung program penyediaan perumahan dan berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten di seluruh nusantara serta para stakeholder untuk bersama-sama membantu MBR mewujudkan mimpi mendapatkan rumah yang layak," kata Maryono.
Hal yang sama juga terjadi pada lebih dari 60.000 karyawan di bidang kebersihan, keamanan, dan pelayanan terintegrasi lainnya yang terlayani kebutuhan rumahnya melalui sentuhan BTN.
Kerjasama BTN dengan BPJS Ketenagakerjaan dan PT ISS Indonesia memberikan kemudahan bagi lebih dari 60.000 karyawan ISS Indonesia untuk memiliki rumah. Puluhan ribu karyawan ISS Indonesia tersebut termasuk para cleaning service, security, dan layanan lainnya.
"Ya punya rumah tidak hanya buat masyarakat dengan ekonomi mapan saja, karena mereka yang MBR pun sekarang sudah punya rumah", kata Maryono menambahkan.
Maryono mengaku bangga dan terharu ketika melihat mereka menerima kunci rumah untuk ditinggali bersama keluarganya. Bagaimana tidak ada sopir taxi yang sudah mengabdi sampai berusia 59 tahun baru bisa membeli rumah setelah BTN kerjasama dengan Bluebird.
Lebih terharu, tuturnya, ketika melihat para tukang ojek online dan grab membawa anaknya berbondong-bondong bersama teman-temannya yang lain mengisi form permohonan KPR.
"Dan ikut merasakan kebahagiaan mereka ketika melihat para tukang cukur di Garut mendapatkan rumah yang tidak mereka dapat bayangkan sebelumnya. Mereka menjabat tangan saya dan seperti dikomando mengucapkan terima kasih pak sekarang kami punya rumah," ujar Maryono.
Menurutnya, pengalaman tersebut tidak akan terlupakan dan terus akan membuatnya teringat untuk bagaimana membantu masyarakat mewujudkan keinginannya untuk punya rumah.
"69 tahun Bank BTN memberikan ilham dan semangat untuk merumahi masyarakat MBR. Komitmen BTN untuk mewujudkannya dan mendukung program pemerintah dalam sejuta rumah", tegas Maryono.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB
Most Popular