
RI-Korsel Targetkan Transaksi Dagang Rp 420 T di 2022
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 March 2019 18:31

Jakarta, CNBC Indonesia- Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-Beom, Rabu (6/2/2019), mengatakan ekonomi Indonesia dan Korea Selatan tidak terlalu terpengaruh perang dagang dan isu global lainnya yang terjadi saat ini, terbukti dari semakin tingginya komitmen kedua negara dalam mempererat hubungan dagangnya.
"Meski berada di tengah perang dagang, (ekonomi) kita masih berkembang. Bahkan Indonesia-Korea Selatan bisa menyepakati kerja sama khusus di tengah kondisi ini." Katanya dalam acara Squawk Box di CNBC Indonesia, Rabu (6/3/2019)
Melalui perjanjian perdagangan khusus Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), Indonesia dan Korea Selatan diperkirakan akan mampu mencapai target perdagangan sebesar US$ 30 miliar (setara Rp 420 triliun) pada 2022, kata Chang-Beom.
Pada tahun lalu, nilai perdagangan kedua negara tercatat mencapai US$ 20 miliar, naik 12% dari tahun sebelumnya. Chang-Beom juga mengatakan Korea Selatan sudah banyak berinvestasi di Indonesia pada 2017, di mana tahun lalu Korea Selatan mengucurkan investasi US$ 4 miliar di petrochemical dan juga US$ 3 miliar di posko Krakatau Steel.
Selain menargetkan pertumbuhan angka perdagangan, Chang-Beom juga mengatakan target lain dari disepakatinya IK-CEPA ini adalah untuk semakin membuka akses bagi barang dan jasa, serta investasi antar kedua negara.
"Hopefully (nilai perdagangan) ini bisa terus meningkat seperti ini. IK-CEPA tentunya juga akan meningkatkan perdagangan kita." Jelasnya.
Sebelumnya, pada Februari lalu Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan Korea Selatan Kim Hyun-chong menghadiri acara Indonesia-Korea Business Forum di Jakarta dan meluncurkan kembali perjanjian dagang IK-CEPA yang sempat ditunda selama 5 tahun.
Enggar meyakini tahun ini negosiasi IK-CEPA akan rampung. Tujuannya dalah untuk mencapai tujuan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah kedua negara dengan secara substansial meningkatkan volume perdagangan bilateral dan investasi ke tingkat setinggi mungkin.
"So far belum ada kesulitan. Tinggal menyepakati berbagai hal. Targetnya pada bulan November 2019 ditandatangani. Substantially harus concluded sebelum November. Ini pertama kali dalam perundingan ditargetkan selesai kurang dari 1 tahun," kata Enggartiasto.
Negosiasi antara Indonesia dan Korea Selatan untuk membentuk kerja sama ekonomi komprehensif bilateral dihentikan sementara pada tahun 2014. Di mana perundingan IK-CEPA pada saat itu sudah memasuki putaran ketujuh. Pembahasan dihentikan sementara atas permintaan Korsel.
Saksikan video investasi Hyundai di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Indonesia-Korea Kembali Aktifkan Perundingan Dagang
"Meski berada di tengah perang dagang, (ekonomi) kita masih berkembang. Bahkan Indonesia-Korea Selatan bisa menyepakati kerja sama khusus di tengah kondisi ini." Katanya dalam acara Squawk Box di CNBC Indonesia, Rabu (6/3/2019)
Melalui perjanjian perdagangan khusus Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), Indonesia dan Korea Selatan diperkirakan akan mampu mencapai target perdagangan sebesar US$ 30 miliar (setara Rp 420 triliun) pada 2022, kata Chang-Beom.
Pada tahun lalu, nilai perdagangan kedua negara tercatat mencapai US$ 20 miliar, naik 12% dari tahun sebelumnya. Chang-Beom juga mengatakan Korea Selatan sudah banyak berinvestasi di Indonesia pada 2017, di mana tahun lalu Korea Selatan mengucurkan investasi US$ 4 miliar di petrochemical dan juga US$ 3 miliar di posko Krakatau Steel.
Selain menargetkan pertumbuhan angka perdagangan, Chang-Beom juga mengatakan target lain dari disepakatinya IK-CEPA ini adalah untuk semakin membuka akses bagi barang dan jasa, serta investasi antar kedua negara.
"Hopefully (nilai perdagangan) ini bisa terus meningkat seperti ini. IK-CEPA tentunya juga akan meningkatkan perdagangan kita." Jelasnya.
Sebelumnya, pada Februari lalu Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan Korea Selatan Kim Hyun-chong menghadiri acara Indonesia-Korea Business Forum di Jakarta dan meluncurkan kembali perjanjian dagang IK-CEPA yang sempat ditunda selama 5 tahun.
Enggar meyakini tahun ini negosiasi IK-CEPA akan rampung. Tujuannya dalah untuk mencapai tujuan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah kedua negara dengan secara substansial meningkatkan volume perdagangan bilateral dan investasi ke tingkat setinggi mungkin.
"So far belum ada kesulitan. Tinggal menyepakati berbagai hal. Targetnya pada bulan November 2019 ditandatangani. Substantially harus concluded sebelum November. Ini pertama kali dalam perundingan ditargetkan selesai kurang dari 1 tahun," kata Enggartiasto.
Negosiasi antara Indonesia dan Korea Selatan untuk membentuk kerja sama ekonomi komprehensif bilateral dihentikan sementara pada tahun 2014. Di mana perundingan IK-CEPA pada saat itu sudah memasuki putaran ketujuh. Pembahasan dihentikan sementara atas permintaan Korsel.
Saksikan video investasi Hyundai di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Indonesia-Korea Kembali Aktifkan Perundingan Dagang
Most Popular