Spanyol Serius Urus Sepak Bola, Dampak Ekonominya Luar Biasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 March 2019 18:26
Spanyol Serius Urus Sepak Bola, Dampak Ekonominya Luar Biasa
Real Madrid (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepak bola, jika diurus dan dikelola dengan benar, adalah sebuah mesin yang luar biasa. Sepak bola yang sudah bertransformasi menjadi industri berskala raksasa menjadi kontributor bagi pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara. 

Contohnya di Spanyol. Negeri Matador adalah salah satu kiblat sepak bola Eropa dan dunia.  

Prestasi tim nasional sepak bola Spanyol tidak main-main. Generasi Emas Iker Casillas dkk berhasil menjadi juara Eropa (2008, 2012) dan juara dunia (2010). 

Di level klub, tim asal Spanyol juga menjadi gergasi. Real Madrid adalah klub tersukses di Eropa, dengan 13 gelar Piala/Liga Champions. Sementara sang rival abadi, Barcelona, berstatus lima kali juara Eropa. 

Berbagai pencapaian itu tentu tidak instan. Pengelolaan sepak bola di Spanyol yang mumpuni membuat klub (dan kemudian tim nasional) terbina dengan baik. Memang ketika manajemen sepak bola baik, prestasi pasti akan datang cepat atau lambat. 


Dampak dari pengelolaan sepak bola yang luar biasa itu tidak hanya prestasi. Sepak bola juga mampu menjadi kontributor di bidang ekonomi. 

Riset PWC, lembaga konsultan bisnis internasional, menyebutkan bahwa La Liga (kompetisi sepak bola antar klub level teratas di Spanyol) menyumbang EUR 15,69 miliar ke Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Flamenco pada musim 2016/2017. Angka itu setara 1,37%. 

"Setiap EUR 1 yang dibelanjakan di kompetisi La Liga menghasilkan keluaran EUR 4,2," sebut riset PWC yang dikutip Selasa (5/3/2019). 

Dampak itu terdiri dari dampak langsung, tidak langsung, traktoral, dan peningkatan konsumsi rumah tangga. Dampak traktoral misalnya peningkatan penjualan di sektor-sektor lainnya seperti telekomunikasi dan produk-produk elektronik. 

"Sumbangan La Liga ke perekonomian Spanyol setara dengan 24% penjualan kendaraan bermotor, 48% penjualan di sektor telekomunikasi, bahkan 1,4 kali lipat dari pendapatan perusahaan maskapai penerbangan," ungkap PWC. 

Dari sisi penciptaan lapangan kerja, La Liga juga memberikan sumbangan yang tidak sedikit. Pada musim 2016/2017, La Liga menciptakan 184.626 lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung. 

"Jumlah ini adalah 0,98% dari seluruh tenaga kerja di Spanyol. Setiap 1 lapangan kerja langsung yang tercipta, ada 4 pekerjaan tidak langsung yang tercipta," tulis riset PWC. 

Penciptaan lapangan kerja dari La Liga, tambah PWC, adalah 1,2 kali dari pekerja di sektor tekstil, produk tekstil, dan alas kaki dan 2,4 kali dari pekerja di sektor manufaktur logam. Juga setara dengan 41% dari pekerja di sektor makanan, minuman, dan tembakau serta 66% dari total pekerja di Wilayah Otonomi Navarre. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sepak bola juga menjadi penyumbang penerimaan negara. Pada musim 2016/2017, PWC mencatat kompetisi La Liga menyumbang EUR 4,09 miliar euro ke kas negara. Perinciannya adalah EUR 1,16 miliar Pajak Pertambahan Nilai (PPN), EUR 1,07 miliar Pajak Penghasilan (PPH) orang pribadi, EUR 1,04 miliar untuk jaminan sosial, EUR 640 juta PPh badan, serta EUR 175 juta dari kepabeanan dan cukai. 

"PPN datang dari aktivitas konsumsi yang terkait pertandingan sepak bola, seperti konsumsi di restoran saat menonton pertandingan. Sementara PPh cukup besar karena ada kenaikan gaji pemain dan mereka yang bekerja di klub," sebut PWC. 

Setoran pajak dari La Liga, menurut PWC, setara dengan 2,7 kali dari anggaran diplomasi Spanyol. Juga sama dengan 4,7 kali dari anggaran pengembangan perdagangan, pariwisata, dan UMKM.  

Oleh karena itu, sepak bola benar-benar tidak bisa dipandang sebelah mata. Sepak bola bukan lagi sarana untuk menyehatkan badan atau rekreasi.  


Sepak bola sudah menjelma menjadi industri yang bisa mendatangkan segudang uang. Dari uang itu, akan tercipta kontribusi penerimaan negara, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. 

Jadi, jangan anggap remeh sebuah kompetisi sepak bola. Jangan lagi kompetisi dikelola dengan serampangan, jadwal tidak jelas, kontrak pemain samar-samar, status badan usaha klub agak-agak siluman, pengaturan skor semudah membeli gorengan di pinggir jalan, dan sebagainya. Tidak usah menyebut nama, semua sudah tahu.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/wed) Next Article Mengenal Aturan yang Bikin City Tak Bisa Ikut Liga Champions

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular