
Mulai 2020, RI Ekspor 16 Kargo LNG ke Singapura/Tahun
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 March 2019 13:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia akan mengekspor 16 kargo per tahun gas alam cair atau LNG ke Singapura. Pasokan LNG akan berasal dari Train-3 Kilang LNG Tangguh milik BP Berau.
"Jadi itu kan hasil lelang BP. Jumat kemarin (1/3/2019) sudah mendapat persetujuan pemerintah, karena harganya bagus, kalau tidak salah 12,33% dari JCC (Japan Crude Cocktail) gitu," ujar Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto saat ditemui di Jakarta, Selasa (5/3/2019).
"Total 84 cargo selama lima tahun, mulai tahun depan empat kargo, selanjutnya tiap tahun 16 cargo sampai 2025," tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, jika pada Jumat kemarin tidak ditandatangani persetujuannya, maka hasil lelang batal dan harus dilelang kembali.
"Kalau Jumat kemarin tidak ditandatangani, batal itu, dilelang lagi, padahal harga sudah oke kan," pungkas Djoko.
Train-3 Kilang Tangguh dijelaskannya akan mulai beroperasi pada 2020. Proyek yang dikerjakan oleh BP Berau Ltd ini dijadwalkan merampungkan instalasi pipa dan memulai pre-comissioning, serta menyelesaikan WDA drilling di tahun ini.
Proyek Train-3 Kilang Tangguh ini memiliki biaya pengembangan sebesar US$ 8 miliar, dan diperkirakan mampu menghasilkan gas sebesar 700 mmscfd.
Sebelumnya disebutkan bahwa Proyek Pengembangan Tangguh akan menambahkan satu fasilitas proses LNG baru (Train 3) dan tambahan kapasitas produksi sebesar 3,8 juta ton per tahun (million ton per annum/mtpa) yang menjadikan kapasitas total kilang LNG Tangguh menjadi 11,4 mtpa. Proyek ini juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Saksikan paparan SKK Migas untuk menarik investasi migas
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article LNG Indonesia Lambat Diserap Domestik
"Jadi itu kan hasil lelang BP. Jumat kemarin (1/3/2019) sudah mendapat persetujuan pemerintah, karena harganya bagus, kalau tidak salah 12,33% dari JCC (Japan Crude Cocktail) gitu," ujar Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto saat ditemui di Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, jika pada Jumat kemarin tidak ditandatangani persetujuannya, maka hasil lelang batal dan harus dilelang kembali.
"Kalau Jumat kemarin tidak ditandatangani, batal itu, dilelang lagi, padahal harga sudah oke kan," pungkas Djoko.
Train-3 Kilang Tangguh dijelaskannya akan mulai beroperasi pada 2020. Proyek yang dikerjakan oleh BP Berau Ltd ini dijadwalkan merampungkan instalasi pipa dan memulai pre-comissioning, serta menyelesaikan WDA drilling di tahun ini.
Proyek Train-3 Kilang Tangguh ini memiliki biaya pengembangan sebesar US$ 8 miliar, dan diperkirakan mampu menghasilkan gas sebesar 700 mmscfd.
Sebelumnya disebutkan bahwa Proyek Pengembangan Tangguh akan menambahkan satu fasilitas proses LNG baru (Train 3) dan tambahan kapasitas produksi sebesar 3,8 juta ton per tahun (million ton per annum/mtpa) yang menjadikan kapasitas total kilang LNG Tangguh menjadi 11,4 mtpa. Proyek ini juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Saksikan paparan SKK Migas untuk menarik investasi migas
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article LNG Indonesia Lambat Diserap Domestik
Most Popular