
PGN Siapkan Infrastruktur Demi Pasar LNG Domestik
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
27 February 2019 19:37

Jakarta, CNBC Indonesia- PT PGN Tbk (PGAS) akan memperkuat perannya sebagai pemain LNG domestik. Untuk itu, perusahaan telah menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan guna mencapai hal tersebut.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menuturkan, untuk memperkuat porsi di LNG domestik, PGN sudah mempunyai infrastruktur LNG berupa FSRU Lampung, yang merupakan fasilitas untuk penyimpanan dan regasifikasi LNG floating. FSRU ini mampu meregasifikasi LNG dengan kapasitas penyaluran gas 240 MMSCFD sebagai pasokan LNG di Lampung dan Jawa Barat.
"PGN juga sedang membangun fasilitas storage unit LNG di Jawa Timur sebesar 30 BBTUD untuk tambahan pasokan gas di Jawa Timur," ujar Gigih saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (27/2/2019).
Di tempat terpisah, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menambahkan, pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Pertamina, karena masih banyak infrastruktur LNG yang dikelola Pertamina.
"Itu yang masih perlu kami koordinasikan, bagaimana supaya bisa dijalankan dengan subholding dalam hal ini PGN, termasuk juga pengelolaan domestiknya," jelasnya.
"Yang pasti, sekarang kan sudah gabung PGN sm Pertagas, itu sudah jelas PGN jadi subholding, pengelolanya di subholding. Jadi sekarang sudah kesatuan," pungkas Rachmat.
Adapun, sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara/PGN Tbk (PGAS) resmi mengakuisi 51% saham PT Pertamina Gas (Pertagas). Dengan terintegrasinya infrastruktur PGN dan Pertagas, secara langsung Sub Holding Gas ini menguasai lebih dari 96% portofolio hilir gas.
Lalu, bagaimana pembagian tugasnya?
Gigih Prakoso menjelaskan, konsep pembagian bisnisnya sudah disusun oleh kedua perusahaan. Pembagiannya didasarkan pada expertise atau keandalan masing-masing perusahaan.
"Misalnya Pertagas saat ini kan kemampuan utamanya di bidang transmisi, sedangkan PGN sekarang lebih fokus ke pengembangan distribusi dan pasar. Ini difokuskan seperti itu," ujar Gigih saat dijumpai di Tangerang, Banten, Sabtu (16/2/2019).
Kendati demikian, lanjutnya, meski sudah dibagi berdasarkan keahlian masing-masing, tidak menutup kemungkinan bagi sub-holding gas untuk melakukan pembagian bisnis secara regional.
"Yang penting kami akan fokus untuk mengembangkan bisnis gas di Indonesia dan percepat pembangunan saluran gas, fokus di transmisi ritel dan utilisasi gas, LNG dan infrastrukturnya," pungkas Gigih.
Saksikan video PGN yang makin tancap gas dengan masuknya Pertagas
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article PGN Bangun Terminal LNG di Teluk Lamong Jawa Timur
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menuturkan, untuk memperkuat porsi di LNG domestik, PGN sudah mempunyai infrastruktur LNG berupa FSRU Lampung, yang merupakan fasilitas untuk penyimpanan dan regasifikasi LNG floating. FSRU ini mampu meregasifikasi LNG dengan kapasitas penyaluran gas 240 MMSCFD sebagai pasokan LNG di Lampung dan Jawa Barat.
Di tempat terpisah, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menambahkan, pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Pertamina, karena masih banyak infrastruktur LNG yang dikelola Pertamina.
"Itu yang masih perlu kami koordinasikan, bagaimana supaya bisa dijalankan dengan subholding dalam hal ini PGN, termasuk juga pengelolaan domestiknya," jelasnya.
"Yang pasti, sekarang kan sudah gabung PGN sm Pertagas, itu sudah jelas PGN jadi subholding, pengelolanya di subholding. Jadi sekarang sudah kesatuan," pungkas Rachmat.
Adapun, sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara/PGN Tbk (PGAS) resmi mengakuisi 51% saham PT Pertamina Gas (Pertagas). Dengan terintegrasinya infrastruktur PGN dan Pertagas, secara langsung Sub Holding Gas ini menguasai lebih dari 96% portofolio hilir gas.
Lalu, bagaimana pembagian tugasnya?
Gigih Prakoso menjelaskan, konsep pembagian bisnisnya sudah disusun oleh kedua perusahaan. Pembagiannya didasarkan pada expertise atau keandalan masing-masing perusahaan.
"Misalnya Pertagas saat ini kan kemampuan utamanya di bidang transmisi, sedangkan PGN sekarang lebih fokus ke pengembangan distribusi dan pasar. Ini difokuskan seperti itu," ujar Gigih saat dijumpai di Tangerang, Banten, Sabtu (16/2/2019).
Kendati demikian, lanjutnya, meski sudah dibagi berdasarkan keahlian masing-masing, tidak menutup kemungkinan bagi sub-holding gas untuk melakukan pembagian bisnis secara regional.
"Yang penting kami akan fokus untuk mengembangkan bisnis gas di Indonesia dan percepat pembangunan saluran gas, fokus di transmisi ritel dan utilisasi gas, LNG dan infrastrukturnya," pungkas Gigih.
Saksikan video PGN yang makin tancap gas dengan masuknya Pertagas
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article PGN Bangun Terminal LNG di Teluk Lamong Jawa Timur
Most Popular