Internasional
Damai Dagang Makin Dekat, Ini Kronologi Perseteruan AS-China
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 March 2019 17:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Setahun yang lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan "perang dagang itu baik dan mudah untuk dimenangkan."
"Ketika suatu negara (AS) kehilangan miliaran dolar karena perdagangan dengan hampir setiap negara yang berbisnis dengannya, perang dagang itu baik, dan mudah dimenangkan. Contoh, ketika kita memiliki defisit US$100 miliar dengan negara tertentu dan mereka menjadi "manja", jangan berdagang lagi - kita menang besar. Mudah!" tulisnya di Twitter pada 2 Maret 2018.
Sejak saat itu, Gedung Putih terus mengejar tujuannya untuk merombak kesepakatan dagang global dengan meluncurkan serangan tarif impor terhadap China yang diikuti dengan serentetan pembicaraan dagang yang masih berlangsung hingga Februari lalu.
Meski sikap proteksionisme sang presiden mengkhawatirkan bagi sebagian bisnis, petani, dan anggota parlemen, namun Trump telah berhasil menunjukkan kemajuan dari tahun manuver perdagangannya.
Pada Oktober tahun lalu Trump telah setuju untuk merevisi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan Meksiko dan Kanada. Pemerintahan Trump juga hampir mencapai kesepakatan baru dengan Beijing setelah mengadakan pembicaraan bulan lalu.
Akhir bulan lalu, Trump menunda rencananya untuk meningkatkan tarif impor barang-barang China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10% karena ada "kemajuan substansial" dalam pembicaraan terbaru dengan Beijing. Dia mengatakan dua negara ekonomi terbesar di dunia itu akan merencanakan pertemuan tingkat tinggi untuk "menyimpulkan kesepakatan" dengan asumsi "kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan".
Namun, beberapa pihak yakin ada hal buruk akan terjadi meskipun Trump telah setuju memperpanjang batas waktu pengenaan tarif tambahan pada impor China, yang juga seharusnya menjadi batas akhir untuk mencapai kesepakatan dagang bagi dua ekonomi terbesar dunia itu.
Melansir CNBC International, Senin (4/3/2019), AS masih perlu menuntaskan poin-poin sulit dari kesepakatan dengan Beijing, seperti memberlakukan hukuman untuk tindakan pencurian kekayaan intelektual.
Trump juga harus meyakinkan Kongres untuk menyetujui apa yang disebut sebagai Perjanjian Meksiko Kanada Amerika Serikat (USMCA), karena Demokrat menunjukkan skeptisisme tentang perlindungan tenaga kerja dan lingkungan dalam kesepakatan itu.
Tweet perang dagang Trump pada 2 Maret 2018 itu telah menghebohkan pelaku ekonomi dan pasar keuangan.
Namun, meskipun pergerakan saham umumnya dipengaruhi oleh meluasnya badai perang dagang dengan China, namun indeks S&P 500 telah naik hampir 4% sejak saat itu.
Sekarang ini, berbagai bisnis dan investor telah berharap akan ada kemajuan dalam pembicaraan dagang kedua negara, di mana bisa lahir kesepakatan yang konkret dan dikuranginya perang tarif impor dengan China.
AS sejauh ini telah menerapkan tarif impor sebanyak US$ 250 miliar untuk barang-barang China. Beijing juga telah mengenakan bea masuk atas US$ 110 miliar produk AS.
Berikut ini adalah kronologi dari konflik perdagangan AS-China selama era Trump, dan apa yang telah terjadi antara kedua negara sejak Trump memposting tweet yang menggemparkan dunia tersebut.
19 Mei 2014 Trump mulai menghebohkan dunia
Sebelum meluncurkan kampanye kepresidenannya pada tahun 2015, Trump telah berulang kali menyatakan keluhannya agar China mengubah praktik dagangnya.
Melalui sebuah postingan twitter pada Mei 2014, ia mengatakan: "Ingat, China bukan teman Amerika Serikat!"
1 Mei 2016 Trump jadikan permasalahan dagang sebagai janji kampanye
Sebagai calon presiden, Trump menjadikan praktik 'pencurian' dalam perdagangan oleh China sebagai bahan kampanye utamanya.
"Kita tidak bisa membiarkan China terus merampok negara kita, dan itulah yang mereka lakukan," katanya dalam kampanye di Indiana pada Mei 2016.
11 Mei 2017 Luncurkan langkah awal
AS dan China meluncurkan kesepakatan dagang yang mencakup beberapa produk seperti daging dan unggas, namun tidak menyepakati apa pun pada baja, aluminium, dan beberapa isu lainnya.
22 Januari 2018 Bea masuk diterapkan
Pemerintahan Trump menerapkan bea masuk terhadap solar dan sel surya dan jenis mesin cuci tertentu. China mengkritik langkah tersebut.
2 Maret 2018 Trump sebut perang dagang mudah dimenangkan
Trump menyulut ketakutan ke dalam bisnis dan pasar keuangan dengan menyebut perang dagang melalui cuitannya di Twitter.
8 Maret 2018 Trump buat geram China
Trump menerapkan tarif impor 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium. Saat mengesahkan serangannya, ia mengatakan "industri aluminium dan baja yang kuat penting untuk keamanan nasional kita."
1 April 2018 China balas serang AS untuk pertama kalinya
China menerapkan balasan atas bea masuk baja dan aluminium dengan mengenakan tarif impor terhadap barang-barang AS senilai US$3 miliar.
3 Mei 2018 Pembicaraan dagang gagal lahirkan solusi
Delegasi perdagangan AS-China mengadakan pembicaraan dagang di Beijing, namun tidak menghasilkan solusi bagi perang dagang. Negosiasi dalam beberapa bulan ke depan juga tidak menghasilkan kesepakatan.
15 Juni 2018 Tarif impor baru diterapkan
Pemerintahan Trump mengatakan akan menerapkan bea impor 25% terhadap barang-barang China senilai US$50 miliar. Trump mengatakan alasannya menerapkan tarif tersebut adalah praktik pencurian kekayaan intelektual dan teknologi oleh China dan praktik perdagangan yang tidak adil lainnya.
Beijing kemudian membalas, mengumumkan bea masuk pada US$50 miliar produk AS.
17 September 2018 Trump meningkatkan serangannya
Trump mengumumkan tarif impor 10% terhadap US$200 miliar barang China, dengan rencana untuk menaikkan menjadi 25% di awal 2019. Dia juga mengancam akan mengenakan bea masuk tambahan terhadap US$267 miliar produk China jika Beijing membalas.
18 September 2018 China mengancam balik AS
China mengatakan akan menerapkan tarif impor pada US$60 miliar produk AS sebagai balasan atas bea masuk AS yang terbaru.
11 November 2018 Trump dan Xi berbicara
Trump dan Presiden China Xi Jinping menyambung kembali komunikasi kedua negara via telepon. Trump mengatakan Xi meletakkan "penekanan yang mendalam pada perdagangan."
26 November 2018 Trump mengancam menaikkan tarif impor
Trump mengatakan kepada surat kabar The Wall Street Journal bahwa ia tidak akan menunda kenaikan bea masuk pada US$200 miliar barang China hingga lewat 1 Januari. Dia juga mengatakan akan menerapkan tarif 10% pada iPhone Apple dan laptop yang diimpor dari China.
1 Desember 2018 Trump dan Xi setujui gencatan senjata
Trump dan Xi mengadakan makan malam di sela-sela pertemuan G-20 di Argentina. AS setuju menunda kenaikan tarif impor yang telah direncanakan terhadap US$200 miliar barang-barang China menjadi 25% dari 10%. Mereka sepakat membuat gencatan senjata selama 90 hari.
29 Desember 2018 Trump mengaku capai "kemajuan besar"
Setelah melakukan panggilan dengan Xi, Trump mengatakan kesepakatan dagang "hampir terjadi dengan baik." Tidak jelas kemajuan apa yang kedua negara capai, karena banyak kebingungan terjadi setelah keduanya mengadakan pertemuan di Argentina mengenai langkah apa yang akan kedua negara ambil untuk mencapai kesepakatan.
7 Januari 2019 Pembicaraan dagang dilanjutkan
Delegasi AS menyambangi Beijing untuk memulai pembicaraan dagang selama 3 hari.
24 Februari 2019 Tarif impor kembali ditunda
Trump kembali menunda rencananya untuk menerapkan tarif impor tambahan pada US$200 miliar barang China menjadi 25% dari 10%, karena ada "kemajuan yang substansial" dari pembicaraan dagang terbaru dengan China.
Dia mengatakan Gedung Putih dan Beijing akan mengadakan pertemuan di resortnya, Mar-a-Lago untuk "melahirkan kesepakatan" dengan asumsi "kedua pihak akan membuat kemajuan tambahan."
Saksikan video mengenai gencatan senjata perang dagang berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Perjanjian Dagang AS-China Dinantikan, Ini Bocoran Isinya
"Ketika suatu negara (AS) kehilangan miliaran dolar karena perdagangan dengan hampir setiap negara yang berbisnis dengannya, perang dagang itu baik, dan mudah dimenangkan. Contoh, ketika kita memiliki defisit US$100 miliar dengan negara tertentu dan mereka menjadi "manja", jangan berdagang lagi - kita menang besar. Mudah!" tulisnya di Twitter pada 2 Maret 2018.
Sejak saat itu, Gedung Putih terus mengejar tujuannya untuk merombak kesepakatan dagang global dengan meluncurkan serangan tarif impor terhadap China yang diikuti dengan serentetan pembicaraan dagang yang masih berlangsung hingga Februari lalu.
Pada Oktober tahun lalu Trump telah setuju untuk merevisi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan Meksiko dan Kanada. Pemerintahan Trump juga hampir mencapai kesepakatan baru dengan Beijing setelah mengadakan pembicaraan bulan lalu.
Akhir bulan lalu, Trump menunda rencananya untuk meningkatkan tarif impor barang-barang China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10% karena ada "kemajuan substansial" dalam pembicaraan terbaru dengan Beijing. Dia mengatakan dua negara ekonomi terbesar di dunia itu akan merencanakan pertemuan tingkat tinggi untuk "menyimpulkan kesepakatan" dengan asumsi "kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan".
Namun, beberapa pihak yakin ada hal buruk akan terjadi meskipun Trump telah setuju memperpanjang batas waktu pengenaan tarif tambahan pada impor China, yang juga seharusnya menjadi batas akhir untuk mencapai kesepakatan dagang bagi dua ekonomi terbesar dunia itu.
Melansir CNBC International, Senin (4/3/2019), AS masih perlu menuntaskan poin-poin sulit dari kesepakatan dengan Beijing, seperti memberlakukan hukuman untuk tindakan pencurian kekayaan intelektual.
Trump juga harus meyakinkan Kongres untuk menyetujui apa yang disebut sebagai Perjanjian Meksiko Kanada Amerika Serikat (USMCA), karena Demokrat menunjukkan skeptisisme tentang perlindungan tenaga kerja dan lingkungan dalam kesepakatan itu.
Tweet perang dagang Trump pada 2 Maret 2018 itu telah menghebohkan pelaku ekonomi dan pasar keuangan.
Namun, meskipun pergerakan saham umumnya dipengaruhi oleh meluasnya badai perang dagang dengan China, namun indeks S&P 500 telah naik hampir 4% sejak saat itu.
Sekarang ini, berbagai bisnis dan investor telah berharap akan ada kemajuan dalam pembicaraan dagang kedua negara, di mana bisa lahir kesepakatan yang konkret dan dikuranginya perang tarif impor dengan China.
AS sejauh ini telah menerapkan tarif impor sebanyak US$ 250 miliar untuk barang-barang China. Beijing juga telah mengenakan bea masuk atas US$ 110 miliar produk AS.
![]() |
Berikut ini adalah kronologi dari konflik perdagangan AS-China selama era Trump, dan apa yang telah terjadi antara kedua negara sejak Trump memposting tweet yang menggemparkan dunia tersebut.
19 Mei 2014 Trump mulai menghebohkan dunia
Sebelum meluncurkan kampanye kepresidenannya pada tahun 2015, Trump telah berulang kali menyatakan keluhannya agar China mengubah praktik dagangnya.
Melalui sebuah postingan twitter pada Mei 2014, ia mengatakan: "Ingat, China bukan teman Amerika Serikat!"
1 Mei 2016 Trump jadikan permasalahan dagang sebagai janji kampanye
Sebagai calon presiden, Trump menjadikan praktik 'pencurian' dalam perdagangan oleh China sebagai bahan kampanye utamanya.
"Kita tidak bisa membiarkan China terus merampok negara kita, dan itulah yang mereka lakukan," katanya dalam kampanye di Indiana pada Mei 2016.
11 Mei 2017 Luncurkan langkah awal
AS dan China meluncurkan kesepakatan dagang yang mencakup beberapa produk seperti daging dan unggas, namun tidak menyepakati apa pun pada baja, aluminium, dan beberapa isu lainnya.
22 Januari 2018 Bea masuk diterapkan
Pemerintahan Trump menerapkan bea masuk terhadap solar dan sel surya dan jenis mesin cuci tertentu. China mengkritik langkah tersebut.
2 Maret 2018 Trump sebut perang dagang mudah dimenangkan
Trump menyulut ketakutan ke dalam bisnis dan pasar keuangan dengan menyebut perang dagang melalui cuitannya di Twitter.
![]() |
8 Maret 2018 Trump buat geram China
Trump menerapkan tarif impor 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium. Saat mengesahkan serangannya, ia mengatakan "industri aluminium dan baja yang kuat penting untuk keamanan nasional kita."
1 April 2018 China balas serang AS untuk pertama kalinya
China menerapkan balasan atas bea masuk baja dan aluminium dengan mengenakan tarif impor terhadap barang-barang AS senilai US$3 miliar.
3 Mei 2018 Pembicaraan dagang gagal lahirkan solusi
Delegasi perdagangan AS-China mengadakan pembicaraan dagang di Beijing, namun tidak menghasilkan solusi bagi perang dagang. Negosiasi dalam beberapa bulan ke depan juga tidak menghasilkan kesepakatan.
15 Juni 2018 Tarif impor baru diterapkan
Pemerintahan Trump mengatakan akan menerapkan bea impor 25% terhadap barang-barang China senilai US$50 miliar. Trump mengatakan alasannya menerapkan tarif tersebut adalah praktik pencurian kekayaan intelektual dan teknologi oleh China dan praktik perdagangan yang tidak adil lainnya.
Beijing kemudian membalas, mengumumkan bea masuk pada US$50 miliar produk AS.
17 September 2018 Trump meningkatkan serangannya
Trump mengumumkan tarif impor 10% terhadap US$200 miliar barang China, dengan rencana untuk menaikkan menjadi 25% di awal 2019. Dia juga mengancam akan mengenakan bea masuk tambahan terhadap US$267 miliar produk China jika Beijing membalas.
18 September 2018 China mengancam balik AS
China mengatakan akan menerapkan tarif impor pada US$60 miliar produk AS sebagai balasan atas bea masuk AS yang terbaru.
11 November 2018 Trump dan Xi berbicara
Trump dan Presiden China Xi Jinping menyambung kembali komunikasi kedua negara via telepon. Trump mengatakan Xi meletakkan "penekanan yang mendalam pada perdagangan."
26 November 2018 Trump mengancam menaikkan tarif impor
Trump mengatakan kepada surat kabar The Wall Street Journal bahwa ia tidak akan menunda kenaikan bea masuk pada US$200 miliar barang China hingga lewat 1 Januari. Dia juga mengatakan akan menerapkan tarif 10% pada iPhone Apple dan laptop yang diimpor dari China.
1 Desember 2018 Trump dan Xi setujui gencatan senjata
Trump dan Xi mengadakan makan malam di sela-sela pertemuan G-20 di Argentina. AS setuju menunda kenaikan tarif impor yang telah direncanakan terhadap US$200 miliar barang-barang China menjadi 25% dari 10%. Mereka sepakat membuat gencatan senjata selama 90 hari.
![]() |
29 Desember 2018 Trump mengaku capai "kemajuan besar"
Setelah melakukan panggilan dengan Xi, Trump mengatakan kesepakatan dagang "hampir terjadi dengan baik." Tidak jelas kemajuan apa yang kedua negara capai, karena banyak kebingungan terjadi setelah keduanya mengadakan pertemuan di Argentina mengenai langkah apa yang akan kedua negara ambil untuk mencapai kesepakatan.
7 Januari 2019 Pembicaraan dagang dilanjutkan
Delegasi AS menyambangi Beijing untuk memulai pembicaraan dagang selama 3 hari.
24 Februari 2019 Tarif impor kembali ditunda
Trump kembali menunda rencananya untuk menerapkan tarif impor tambahan pada US$200 miliar barang China menjadi 25% dari 10%, karena ada "kemajuan yang substansial" dari pembicaraan dagang terbaru dengan China.
Dia mengatakan Gedung Putih dan Beijing akan mengadakan pertemuan di resortnya, Mar-a-Lago untuk "melahirkan kesepakatan" dengan asumsi "kedua pihak akan membuat kemajuan tambahan."
Saksikan video mengenai gencatan senjata perang dagang berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Perjanjian Dagang AS-China Dinantikan, Ini Bocoran Isinya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular