Lagi-lagi, JK Kritik Proyek LRT yang Dibangun Elevated

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 February 2019 17:49
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kembali melontarkan kritik terhadap pembangunan proyek angkutan massal Light Rail Transit (LRT) elevated di luar Jakarta.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kembali melontarkan kritik terhadap pembangunan proyek angkutan massal Light Rail Transit (LRT) elevated di luar Jakarta

Hal tersebut terungkap saat JK berdiskusi dengan Chairman CT Corp Chairul Tanjung dalam rangkaian acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019 di The Westin Hotel, Jakarta, Kamis (28/2/2019).



"Pak JK ini dikenal bisa mengatasi kritik terhadap pemerintah dengan gaya yang unik, tapi bisa bungkam para kritisi. Jalan tol dkiritik mahal, semua menteri dan pejabat lain menjawab dengan normatif," kata CT, sapaan akrab Chairul Tanjung, kepada JK.

"Tetapi pak JK melakukan otokritik kepada pemerintah. Ini merupakan salah satu uniqueness dari pak JK mengkritik soal mahalnya LRT karena dibuat tiang setinggi-tingginya. Mengkritik juga LRT Palembang karena biaya operasi lebih besar daripada pendapatannya. Pak JK bisa cerita kenapa di situ pak JK menjadi bemper pemerintah tapi disisi lain juga otokritik?."

Foto: Chairman CT Corp Chairul Tanjung saat memberikan sambutan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)


JK pun melontarkan alasannya kerap kali mengkritik pembangunan LRT elevated dan sejumlah proyek infrastruktur lainnya.

"Soal LRT dan lain-lain, saya bicara meluruskan pikiran-pikiran karena jangan infrastruktur itu yang penting tidak dipikirkan efeknya. Makin banyak jalan tol, hampir semua daerah itu kesulitan seperti Indramayu. Karena seperti ditinggalkan, sehingga beli oleh-oleh makin berkurang," tegasnya.



Padahal, menurut JK, pembangunan LRT elevated memakan biaya yang tidak murah. Akan jauh lebih baik, sambung politikus Partai Golongan Karya itu, membangun jalur transportasi masal bawah tanah.

"Seperti di Bogor, ngapain bertingkat. Itu membatasi perluasan jalan tol. Kedua, kan banyak tanah kosong. Bikin di bawah saja. Ongkos di bawah itu lebih murah daripada LRT elevated. Saya meluruskan logika," tegasnya.

Simak video penjelasan Bos BCA terkait likuiditas di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Lagi, JK Singgung Proyek LRT Layang yang Disebut Kemahalan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular