
Sri Mulyani: Ekonomi Dunia 2019 Agak Melemah
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
27 February 2019 16:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menekankan agar semua pihak mewaspadai perkembangan perekonomian global. Hal itu disampaikan Sri Mulyani saat memberikan keynote speech pada Diklat Pengkaderan HIPMI Jaya dengan tema "Pengusaha Lokal dan Tantangan di Era Proteksionisme Global" di Ritz Carlton Hotel, Pacific Place, Jakarta, Rabu (27/2/2019).
"Ekonomi dunia tahun 2019 diperkirakan agak melemah. Kemarin Jeremy Powell (Gubernur Bank Sentral AS/The Fed) menyampaikan ekonomi AS agak terjaga pertumbuhannya sekitar 2,5%, tapi pertumbuhan ekonomi dunia tidak sama. Prediksi pertumbuhan ekonomi dunia bahkan sudah direvisi dua kali, dari 3,9% menjadi 3,7%, sekarang 3,5%," katanya.
Menurut dia, sejumlah faktor yang memengaruhi perlambatan ekonomi global antara lain pertumbuhan ekonomi Eropa yang melemah, ketidakpastian BREXIT, penurunan pertumbuhan ekonomi China hingga mengarah ke level 6%, dan pelemahan ekonomi India yang akan menyelenggarakan pemilu seperti Indonesia.
Rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping tentu menjadi oase. Apalagi apabila ada kesepakatan sehingga perang dagang pun berakhir yang berujung pada berakhirnya ketidakpastian.
"Namun ekonomi mengalami adjustment tidak berubah. RRT tetap mengalami penurunan, pelemahan, dan AS juga bisa mempengaruhi ekonominya kembali, suku bunga tidak naik, tapi dia (suku bunga acuan The Fed) sudah di level 100 basis poin lebih tinggi. Ini yang kita hadapi," kata Sri Mulyani.
Lebih lanjut, dia mengatakan tahun lalu sukses menstabilkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan begitu penerimaan negara pun melebihi target. Tahun ini, Sri Mulyani memastikan pemerintah tetap waspada merespons kondisi yang ada.
"Ekonomi kita butuh pelindung dan stimulus, kalau pemerintah tarik diri, ekonomi akan melemah. Kami coba gunakan bauran kebijakan fiskal dan moneter. Ibaratnya, bagaimana kapal ini tetap jalan walaupun ombak meningkat dan awan-angin menderu kencang. Kapal harus terjaga stabil. Maka, kami jaga stabilitas dan tetap perhatikan momentum pertumbuhan ekonomi," ujar Sri Mulyani.
Manfaat pajak
Sebelum berbicara panjang lebar, Sri Mulyani menyinggung perihal hal lucu yang kerap dialami apabila menghadiri forum-forum yang dihadiri para pengusaha. Banyak orang yang menghampiri dan mengaku sudah membayar pajak.
"Padahal saya nggak nanya, saya nggak ngapa-ngapain, tapi kenapa orang kalau ketemu saya selalu harus ngomong 'Bu saya sudah bayar pajak loh'. Kayaknya muka saya itu, muka nagih kali ya, padahal saya tuh diam saja," ujar Sri Mulyani disambut gelak tawa dan tepuk tangan peserta Diklat Pengkaderan HIPMI Jaya.
Sri Mulyani menyampaikan terima kasih karena para pengusaha Indonesia berkontribusi dalam pembangunan lewat pajak yang dibayarkan. Pajak itu tidak hanya menjadi instrumen penerimaan melainkan juga instrumen insentif.
"Jadi jangan merasa, kalau Anda bayar pajak seolah-olah uangnya itu saya taruh di dalam lemari besi atau saya taruh di Bank Indonesia. Itu menjadi faktor untuk menggerakkan ekonomi Indonesia," kata Sri Mulyani.
Simak video penjelasan Sri Mulyani soal perang dagang di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Waspada! Perlambatan Ekonomi Global Bisa Panjang
"Ekonomi dunia tahun 2019 diperkirakan agak melemah. Kemarin Jeremy Powell (Gubernur Bank Sentral AS/The Fed) menyampaikan ekonomi AS agak terjaga pertumbuhannya sekitar 2,5%, tapi pertumbuhan ekonomi dunia tidak sama. Prediksi pertumbuhan ekonomi dunia bahkan sudah direvisi dua kali, dari 3,9% menjadi 3,7%, sekarang 3,5%," katanya.
Menurut dia, sejumlah faktor yang memengaruhi perlambatan ekonomi global antara lain pertumbuhan ekonomi Eropa yang melemah, ketidakpastian BREXIT, penurunan pertumbuhan ekonomi China hingga mengarah ke level 6%, dan pelemahan ekonomi India yang akan menyelenggarakan pemilu seperti Indonesia.
Rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping tentu menjadi oase. Apalagi apabila ada kesepakatan sehingga perang dagang pun berakhir yang berujung pada berakhirnya ketidakpastian.
![]() |
Lebih lanjut, dia mengatakan tahun lalu sukses menstabilkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan begitu penerimaan negara pun melebihi target. Tahun ini, Sri Mulyani memastikan pemerintah tetap waspada merespons kondisi yang ada.
"Ekonomi kita butuh pelindung dan stimulus, kalau pemerintah tarik diri, ekonomi akan melemah. Kami coba gunakan bauran kebijakan fiskal dan moneter. Ibaratnya, bagaimana kapal ini tetap jalan walaupun ombak meningkat dan awan-angin menderu kencang. Kapal harus terjaga stabil. Maka, kami jaga stabilitas dan tetap perhatikan momentum pertumbuhan ekonomi," ujar Sri Mulyani.
Manfaat pajak
Sebelum berbicara panjang lebar, Sri Mulyani menyinggung perihal hal lucu yang kerap dialami apabila menghadiri forum-forum yang dihadiri para pengusaha. Banyak orang yang menghampiri dan mengaku sudah membayar pajak.
"Padahal saya nggak nanya, saya nggak ngapa-ngapain, tapi kenapa orang kalau ketemu saya selalu harus ngomong 'Bu saya sudah bayar pajak loh'. Kayaknya muka saya itu, muka nagih kali ya, padahal saya tuh diam saja," ujar Sri Mulyani disambut gelak tawa dan tepuk tangan peserta Diklat Pengkaderan HIPMI Jaya.
Sri Mulyani menyampaikan terima kasih karena para pengusaha Indonesia berkontribusi dalam pembangunan lewat pajak yang dibayarkan. Pajak itu tidak hanya menjadi instrumen penerimaan melainkan juga instrumen insentif.
"Jadi jangan merasa, kalau Anda bayar pajak seolah-olah uangnya itu saya taruh di dalam lemari besi atau saya taruh di Bank Indonesia. Itu menjadi faktor untuk menggerakkan ekonomi Indonesia," kata Sri Mulyani.
Simak video penjelasan Sri Mulyani soal perang dagang di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Waspada! Perlambatan Ekonomi Global Bisa Panjang
Most Popular