RI-Korsel Bidik Nilai Dagang Tembus Rp 420 T di 2022

Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
19 February 2019 14:08
Enggartiasto menargetkan peningkatan nilai dagang antara kedua negara dalam tiga tahun ke depan.
Foto: Kim Hyun-chong (Menteri Perdagangan Republik Korea & Enggartiasto Lukita (Menteri Perdagangan RI) melakukan penandatanganan reaktivasi IK-CEPA dalam acara Indonesia-Korea CEO Business Forum di Hotel Shangrila. (CNBC Indonesia/Rehia Sebayang)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan Korea Selatan Kim Hyun-chong menghadiri acara Indonesia-Korea Business Forum di Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Dalam kesempatan itu, Enggartiasto menargetkan peningkatan nilai dagang antara kedua negara dalam tiga tahun ke depan.


"Target yang dicanangkan adalah US$ 30 miliar (Rp 420 triliun dengan kurs Rp 14.000/US$)," ujarnya.

Menurut dia, nilai dagang Indonesia-Korsel tahun lalu mencapai US$ 20 miliar atau lebih rendah dari pada nilai perdagangan Vietnam-Korsel yang menembus US$ 60 miliar.

RI-Korsel Bidik Nilai Dagang Tembus Rp 420 T di 2022Foto: Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (CNBC Indonesia/Rehia Indrayanti Beru Sebayang)


Untuk mencapai target Rp 420 T di 2022, Enggartiasto menyatakan kedua negara telah dan akan menyepakati berbagai upaya membuka pintu bagi perdagangan. Seperti mengurangi tarif dan menyediakan berbagai fasilitas pendukung, serta mempermudah pelaku usaha Korsel dalam berinvestasi di Indonesia.

"Otomotif misalnya. Mereka kita dorong investasi, bisa juga di bidang elektronik," kata Enggartiasto.



Selain itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan berbagai forum diskusi seperti yang dilakukan sekarang.

"Hari ini kita me re-launch kembali perjanjian Indonesia-Korea CEPA. Sebab, tanpa dipayungi perjanjian atau kesepakatan ini, baik investasi maupun trade-nya kita bisa ketinggalan," ujar Enggartiasto.



Enggartiasto meyakini tahun ini negosiasi IK-CEPA akan rampung. Tujuannya dalah untuk mencapai tujuan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah kedua negara dengan secara substansial meningkatkan volume perdagangan bilateral dan investasi ke tingkat setinggi mungkin.

"So far belum ada kesulitan. Tinggal menyepakati berbagai hal. Targetnya pada bulan November 2019 ditandatangani. Substantially harus concluded sebelum November. Ini pertama kali dalam perundingan ditargetkan selesai kurang dari 1 tahun," kata Enggartiasto.

Negosiasi antara Indonesia dan Korea Selatan untuk membentuk kerja sama ekonomi komprehensif bilateral dihentikan sementara pada tahun 2014. Di mana perundingan IK-CEPA pada saat itu sudah memasuki putaran ketujuh. Pembahasan dihentikan sementara atas permintaan Korsel

RI-Korsel Bidik Nilai Dagang Tembus Rp 420 T di 2022Foto: Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo (dok. Kemendag)


Dirjen PPI Kemendag RI Iman Pambagyo mengatakan saat itu ada momen pergantian pemerintahan.

"Jadi tidak dapat clear position. Negosiasi itu kan selalu jalan dari meeting ke meeting. Kalau ada yang sulit, kita majuin dikit-dikit. Tahun 2014 itu kan suasananya lagi mix menjelang pemilu kan. Jadi kita tidak bisa consult properly... Dengan situasi seperti itu makanya kita berhenti dulu," kata Iman.

Menteri Perdagangan Korea Selatan Kim Hyun-chong berharap dapat mempererat hubungan bilateral antara kedua negara sehingga bisa meningkatkan perekonomian kedua negara.

"Saya meminta support dari pemerintah Indonesia untuk mendukung industri-industri kunci dan memperluas kerja sama bisnis. Kita akan terus bekerja bersama," kata Hyun-chong.

Simak video Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bicara soal ekspor di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Indonesia-Korea Kembali Aktifkan Perundingan Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular