
Bos Bukalapak Sindir Dana R&D, Darmin: Swasta Harusnya Aktif
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
15 February 2019 21:10

Jakarta, CNBC Indonesia- Tagar #uninstallbukalapak sempat menjadi trending topic nomor satu di jagad raya Twitter. Tagar ini digunakan untuk gerakan menghapus aplikasi Bukalapak.
Gerakan ini ini muncul karena reaksi sejumlah netizen yang kecewa dengan cuitan dari CEO layanan e-commerce Bukalapak, Ahmad Zaky yang menyinggung soal "presiden baru" dan anggaran riset dan pengembangan (research and development/R&D).
Dalam cuitannya, Zaky menyebut bahwa anggaran R&D industri 4.0 Indonesia sangat rendah ketimbang negara lain, hanya berada di posisi 43 dunia dengan nilai anggaran US$ 2 miliar. Menurut Zaky hal ini akan menghambat semangat untuk mengembangkan industri 4.0.
Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution angkat bicara. Menurutnya, anggaran R&D yang masih kecil disebabkan oleh perkembangan industri di Tanah Air yang juga belum signifikan.
"Sebenarnya swasta juga begitu. Ya memang perkembangan industri kita masih lebih rendah dibandingkan negara maju," ujar Darmin di kantornya, Jumat (15/2/2019) malam.
Menurut Darmin, anggaran riset sebenarnya bukan melulu menjadi tanggung jawab pemerintah. Inovasi pihak swasta, dalam hal ini industri manufaktur adalah penyokong utama riset dan pengembangan teknologi.
"Itu tergantung industrinya perlu atau tidak, tak bisa diatur-atur," pungkasnya.
(gus) Next Article Zaky Bukalapak dan Jokowi Bertemu di Istana, Ini Isinya
Gerakan ini ini muncul karena reaksi sejumlah netizen yang kecewa dengan cuitan dari CEO layanan e-commerce Bukalapak, Ahmad Zaky yang menyinggung soal "presiden baru" dan anggaran riset dan pengembangan (research and development/R&D).
Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution angkat bicara. Menurutnya, anggaran R&D yang masih kecil disebabkan oleh perkembangan industri di Tanah Air yang juga belum signifikan.
"Sebenarnya swasta juga begitu. Ya memang perkembangan industri kita masih lebih rendah dibandingkan negara maju," ujar Darmin di kantornya, Jumat (15/2/2019) malam.
Menurut Darmin, anggaran riset sebenarnya bukan melulu menjadi tanggung jawab pemerintah. Inovasi pihak swasta, dalam hal ini industri manufaktur adalah penyokong utama riset dan pengembangan teknologi.
"Itu tergantung industrinya perlu atau tidak, tak bisa diatur-atur," pungkasnya.
(gus) Next Article Zaky Bukalapak dan Jokowi Bertemu di Istana, Ini Isinya
Most Popular