Travel Agent Terhantam Avtur Mahal, Ini Kata Menko Darmin

Iswari Anggit, CNBC Indonesia
14 February 2019 08:36
Dampak harga avtur yang mahal juga dirasakan ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia).
Foto: Rapat koordinasi membahas kelapa sawit dan keanekaagaman hayati di kantor Kemenko Perekonomian. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak harga avtur yang mahal, tak hanya dirasakan oleh maskapai penerbangan dan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), tapi juga ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia).

Ketua ASITA DKI Jakarta Hasiyanna Ashadi menjelaskan harga avtur yang mahal dijadikan alasan oleh maskapai penerbangan untuk menaikkan harga tiket pesawat. Apalagi sekarang ada penerapan aturan bagasi berbayar, hal ini semakin membuat travel agent atau agen perjalanan kesulitan menjual tiket pesawat.

"Dalam dua bulan ini, tamu-tamu jauh berkurang. Signifikan sekali [penurunan penjualan tiket pesawat], terutama low season. Biasanya kan banyak perjalanan bisnis atau yang ada kepentingan, semuanya jadi menunda, ada juga yang berganti moda transportasi. Penjualan berkurang sampai 40%," ujar Hasiyanna dalam wawancara via telepon dengan CNBC Indonesia, Rabu (13/2/2019).

Bahkan, Hasiyanna menceritakan banyak travel agent yang menggantungkan kehidupannya dari hasil penjualan tiket pesawat terpaksa gulung tikar. Dia dan anggotanya juga telah berulang kali bernegosiasi dengan maskapai penerbangan dan Kementerian Perhubungan, akan tetapi belum menemukan win-win solution.


"Memang itu terjadi [gulung tikar]. Kalau jumlah pastinya belum tahu, tapi dari kiri-kanan anggota yang cerita, di Jakarta saja ada sekitar 25-an. Di daerah lebih banyak lagi, apalagi yang memang bisnisnya tiket pesawat saja."

Hasiyanna mengaku, untuk saat ini pihaknya hanya akan menunggu hasil pembahasan pemerintah dan PT Pertamina (Persero), selaku penjual avtur di dalam negeri. Pasalnya, beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Pertamina dan kementerian-lembaga terkait lainnya untuk membahas harga dan PPN avtur.

Ditemui di kantornya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution membenarkan jika pemerintah masih berdiskusi dan mengkaji harga avtur, termasuk PPN-nya.

Travel Agent Terhantam Avtur Mahal, Ini Kata Menko DarminFoto: Infografis/Harga Avtur/Edward Ricardo

"Kita tidak memutuskan sesuatu apalagi mengenai harga avtur, kita lebih banyak masih berdiskusi saja, belum ada keputusan apa-apa. [Terkait PPN] ya coba dipelajari memang, dikaji oleh Kemenkeu," kata Darmin.

Namun, Darmin menjelaskan prinsip PPN terhadap barang atau komoditas apapun termasuk avtur memang hanya berlaku untuk proses perdagangan di dalam negeri. PPN tidak berlaku bagi proses ekspor barang atau apapun termasuk avtur. Jadi, jika pihak asing membeli suatu barang atau komoditas dari Indonesia, mereka bisa mengklaim ke kantor pajak untuk pengembalian PPN.

"Artinya, yang dalam negeri merasa; loh kok dia [asing] tidak membayar PPN, kita bayar. Tapi ya prinsip dari PPN memang begitu sebenarnya. Misalnya apa, CPO [Crude Palm Oil/ minyak sawit mentah], kalau jual di dalam negeri kena PPN, tapi kalau kamu mengekspor itu boleh restitusi, minta diganti PPN-nya. Karena pada dasarnya PPN itu tidak dikenakan ke orang luar."


Ketika ditanya apakah benar PPN avtur Indonesia lebih tinggi jika ketimbang negara lain, Darmin hanya menjawab PPN di Indonesia sebenarnya masih setara. Darmin PPN menyebutkan, di negara-negara Eropa PPN-nya jauh lebih tinggi daripada Indonesia.

"PPN kita sama saja untuk avtur atau apapun. PPN itu tergantung mau dibandingkan negara mana, kalau Eropa ya lebih tinggi dari kita," tandasnya.

Saksikan video mengenai mahalnya harga avtur berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]


(prm) Next Article Tiket Pesawat, Mahalnya Harga Avtur & Mereka yang Jadi Korban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular