Curhat Bos PHRI di Depan Jokowi, dari Avtur sampai Rapat PNS
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
12 February 2019 07:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyampaikan sejumlah permasalahan yang dihadapi industri hotel dan restoran saat ini. Masalah-masalah yang disinggung antara lain tiket pesawat yang mahal dan larangan pemerintah provinsi menggelar rapat evaluasi APBD di hotel.
Hariyadi mengatakan permasalahan pertama berkaitan dengan harga tiket pesawat yang mahal. Hal itu dinilai merugikan masyarakat yang mengharapkan ada kepastian berupa harga tiket yang kompetitif.
"Kenapa naik sedemikian tingginya? Karena kenaikan harga avtur," ujarnya dalam Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 PHRI di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/2/2019). Turut hadir Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.
Harga tiket yang mahal, menurut Hariyadi, berimbas kepada berkurangnya perjalanan masyarakat. Akibatnya, tingkat hunian hotel pun berkurang. Ditambah lagi ada ketentuan berupa bagasi berbayar.
"Kami berharap pemrintah dapat mencari solusi. (Masalah) Avtur segera diakhiri dengan berikan peluang (pihak lain) menjual avtur dengan harga kompetitif," kata Hariyadi.
Permasalahan kedua terkait larangan pemprov menggelar rapat evaluasi APBD di hotel. Larangan itu dilontarkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pekan lalu selepas insiden dugaan penganiayaan dua pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Borobudur, Jakarta. Saat itu sedang digelar rapat pembahasan APBD Papua.
"Ini akan memukul perhotelan," ujar Hariyadi.
Ia mencontohkan larangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang sempat diberlakukan pada 2015. Saat itu, PNS dilarang untuk rapat di hotel. Dampaknya, menurut Hariyadi, tingkat hunian hotel tak lebih dari 20% dari kapasitas.
Bapak Pariwisata
Terlepas dari keluhan yang ada, PHRI menganugerahkan penghargaan Bapak Pariwisata kepada Jokowi. Penghargaan itu disebutnya tak terkait dengan Pemilihan Umum Presiden 2019 mendatang.
"Presiden Jokowi yang pertama menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan yang diikuti program pemerintah mendukung pariwisata," kata Hariyadi.
"Dengan penghargaan ini, kami berharap akan meningkatkan semangat kita semua, pemerintah dan pelaku usaha untuk kita bersama-sama bekerja keras mengembangkan pariwisata Indonesia," lanjutnya.
Saksikan video mengenai kamar Rp 150 juta per malam yang pernah diinapi Raja Arab berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/prm) Next Article 9 Hotel Rusak Berat Akibat Tsunami Selat Sunda
Hariyadi mengatakan permasalahan pertama berkaitan dengan harga tiket pesawat yang mahal. Hal itu dinilai merugikan masyarakat yang mengharapkan ada kepastian berupa harga tiket yang kompetitif.
"Kenapa naik sedemikian tingginya? Karena kenaikan harga avtur," ujarnya dalam Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 PHRI di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/2/2019). Turut hadir Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.
"Kami berharap pemrintah dapat mencari solusi. (Masalah) Avtur segera diakhiri dengan berikan peluang (pihak lain) menjual avtur dengan harga kompetitif," kata Hariyadi.
Permasalahan kedua terkait larangan pemprov menggelar rapat evaluasi APBD di hotel. Larangan itu dilontarkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pekan lalu selepas insiden dugaan penganiayaan dua pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Borobudur, Jakarta. Saat itu sedang digelar rapat pembahasan APBD Papua.
"Ini akan memukul perhotelan," ujar Hariyadi.
Ia mencontohkan larangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang sempat diberlakukan pada 2015. Saat itu, PNS dilarang untuk rapat di hotel. Dampaknya, menurut Hariyadi, tingkat hunian hotel tak lebih dari 20% dari kapasitas.
Bapak Pariwisata
Terlepas dari keluhan yang ada, PHRI menganugerahkan penghargaan Bapak Pariwisata kepada Jokowi. Penghargaan itu disebutnya tak terkait dengan Pemilihan Umum Presiden 2019 mendatang.
"Presiden Jokowi yang pertama menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan yang diikuti program pemerintah mendukung pariwisata," kata Hariyadi.
"Dengan penghargaan ini, kami berharap akan meningkatkan semangat kita semua, pemerintah dan pelaku usaha untuk kita bersama-sama bekerja keras mengembangkan pariwisata Indonesia," lanjutnya.
Saksikan video mengenai kamar Rp 150 juta per malam yang pernah diinapi Raja Arab berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/prm) Next Article 9 Hotel Rusak Berat Akibat Tsunami Selat Sunda
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular