
Tol Trans Jawa Mahal, Bos Bappenas Usul Tarif Khusus Truk
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
08 February 2019 13:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro buka suara soal mahalnya tarif jalan tol Trans Jawa yang dikeluhkan sejumlah pihak.
Ia menilai, jalan tol justru menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, dengan melewati jalan tol biaya logistik akan turun lalu aktivitas ekonomi berjalan lebih lancar ketimbang melewati jalan arteri.
"Tentunya kita tidak bisa bergantung pada jalan arteri karena jalan arteri memang bebas. Problemnya adalah itu kan menimbulkan beban biaya ke Pemerintah karena setiap tahun jalan akan rusak dilewati truk-truk besar," kata Bambang di Gedung Bappenas, Jumat (8/2/2019).
Ketika jalan arteri terus mengalami kerusakan akibat penggunaan yang melewati batas, lanjut Bambang, maka ada perbaikan yang harus dibayar Pemerintah. Porsi biaya perbaikan jalan tersebut cukup besar dalam anggaran untuk pembangunan jalan di Indonesia.
Biaya tersebut kerap tidak disadari. Ia menekankan, biaya pemeliharaan/perbaikan jalan arteri itu lebih besar ketimbang biaya untuk pembangunan jalan baru.
"Anggaran pembiayaan jalan di Indonesia itu tinggi sekali, lebih banyak secara kilometer. Biaya pemeliharaannya jauh di atas jalan baru. Kan itu tidak produktif," imbuhnya.
Menurutnya, yang terpenting operator dan pemerintah harus menghitung berapa harga yang seharusnya bisa ditetapkan.
"Atau mungkin, ada harga khusus barangkali yang bisa diberikan kepada angkutan truk. Karena jalan tol itu dibikin sebenernya untuk memudahkan angkutan barang," kata Bambang.
Di sisi lain, pembangunan jalan tol tidak murah.
"Ingat, jalan tol pasti butuh pembebasan lahan. Itu kan tidak murah, ada mekanismenya, ada harga yang harus ditebus kepada pemilik tanah." tandasnya.
Sebelumnya, sejumlah pihak mengeluhkan mahalnya tarif tol khususnya di Pulau Jawa. Pengusaha mengeluh beban biaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan ekonominya kian bertambah akibat tarif tol yang mahal.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara menilai pembangunan infrastruktur Jalan Tol Trans Jawa oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tidak memberikan efek positif bagi ekonomi rakyat.
Menurutnya, ada beberapa alasan yang diungkap Suhendra, salah satunya tarif Jalan Tol Trans Jawa yang terlampau mahal, yang sudah dirasakan para pengusaha logistik. Sehingga, angkutan truk pembawa logistik kini telah berpindah kembali menggunakan jalan nasional.
(miq/miq) Next Article Jokowi: 2005-2014 Tol Jawa Dibangun 75 Km, Sekarang 616 Km
Ia menilai, jalan tol justru menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, dengan melewati jalan tol biaya logistik akan turun lalu aktivitas ekonomi berjalan lebih lancar ketimbang melewati jalan arteri.
"Tentunya kita tidak bisa bergantung pada jalan arteri karena jalan arteri memang bebas. Problemnya adalah itu kan menimbulkan beban biaya ke Pemerintah karena setiap tahun jalan akan rusak dilewati truk-truk besar," kata Bambang di Gedung Bappenas, Jumat (8/2/2019).
Ketika jalan arteri terus mengalami kerusakan akibat penggunaan yang melewati batas, lanjut Bambang, maka ada perbaikan yang harus dibayar Pemerintah. Porsi biaya perbaikan jalan tersebut cukup besar dalam anggaran untuk pembangunan jalan di Indonesia.
"Anggaran pembiayaan jalan di Indonesia itu tinggi sekali, lebih banyak secara kilometer. Biaya pemeliharaannya jauh di atas jalan baru. Kan itu tidak produktif," imbuhnya.
![]() |
Menurutnya, yang terpenting operator dan pemerintah harus menghitung berapa harga yang seharusnya bisa ditetapkan.
"Atau mungkin, ada harga khusus barangkali yang bisa diberikan kepada angkutan truk. Karena jalan tol itu dibikin sebenernya untuk memudahkan angkutan barang," kata Bambang.
Di sisi lain, pembangunan jalan tol tidak murah.
"Ingat, jalan tol pasti butuh pembebasan lahan. Itu kan tidak murah, ada mekanismenya, ada harga yang harus ditebus kepada pemilik tanah." tandasnya.
Sebelumnya, sejumlah pihak mengeluhkan mahalnya tarif tol khususnya di Pulau Jawa. Pengusaha mengeluh beban biaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan ekonominya kian bertambah akibat tarif tol yang mahal.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara menilai pembangunan infrastruktur Jalan Tol Trans Jawa oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tidak memberikan efek positif bagi ekonomi rakyat.
Menurutnya, ada beberapa alasan yang diungkap Suhendra, salah satunya tarif Jalan Tol Trans Jawa yang terlampau mahal, yang sudah dirasakan para pengusaha logistik. Sehingga, angkutan truk pembawa logistik kini telah berpindah kembali menggunakan jalan nasional.
Simak video Menteri BUMN Rini Soemarno menelusuri Jalan Tol Trans Jawa di bawah ini.
(miq/miq) Next Article Jokowi: 2005-2014 Tol Jawa Dibangun 75 Km, Sekarang 616 Km
Most Popular