
IMF Pangkas Proyeksi, JK: Yang Penting Kerja Saja
Ratu Rina & Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
31 January 2019 10:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan pemerintah akan terus fokus bekerja mendorong perekonomian, kendati ada revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang dirilis oleh International Monetary Fund (IMF).
Bahkan JK menegaskan prediksi itu tidak masalah karena ekonomi dunia memang penuh ketidakpastian. Dengan demikian, pemerintah akan terus bekerja menggenjot perekonomian sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi.
Namun JK menegaskan laporan atau riset ekonomi tidak semuanya perlu untuk ditelaah mendalam. "Seperti dl saat kampanye [kampanye Pilpres 2014] saya bilang dengan Pak Jokowi, kalau beliau baca hasil survey, saya ambil dari tangannya, saya bilang enggak usah baca," cerita JK dalam talkshow Kadin Talks di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
International Monetary Fund (IMF) awal tahun ini memangkas proyeksi ekonomi global dari sebelumnya 3,7% menjadi 3,5%. Tak hanya untuk ekonomi global, IMF juga memproyeksi turun pertumbuhan ekonomi negara maju menjadi 2% pada 2019 dan 1,7% pada 2020.
Adapun untuk negara berkembang, Dana Moneter Internasional itu juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini 4,5%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 4,7%. Pada 2020, ekonomi negara berkembang diproyeksi naik menjadi 4,9%.
"Kalau ekonom bikin perkiraan ramalan paling enak itu paling gampang, enggak pernah salah. Kalau terjadi tidak sesuai, maka sama kayak orang main golf, kalau tidak ke kanan [ya ke kiri]. Tapi kemudian kita bicara real [kondisi] dunia penuh ketidakpastian. Amerika-China, lalu harga komoditas yang berubah-ubah sesuai persepsi."
Sebab itu, Wapres menekankan pentingnya bekerja bagi semua pemangku kepentingan dalam menjalankan roda pemerintahan, pun termasuk pelaku usaha atau swasta. "Memangnya kalau [pertumbuhan ekonomi] tinggi kita berhenti [bekerja]. Menang kalau [ekonomi] rendah kita? Yang penting kerja saja."
Tahun ini, Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh dalam rentang 5-5,4%. Angka pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan pada 2018 lalu yang diproyeksikan hanya mencapai 5,1%. Dari sisi investasi, BI memprediksi investasi tumbuh hingga 6,5-6,9% dan inflasi akan lebih rendah dari 3,5%.
(tas) Next Article Jaga Disiplin! JK Was-was Covid RI Bisa Capai 2 Juta di April
Bahkan JK menegaskan prediksi itu tidak masalah karena ekonomi dunia memang penuh ketidakpastian. Dengan demikian, pemerintah akan terus bekerja menggenjot perekonomian sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi.
Namun JK menegaskan laporan atau riset ekonomi tidak semuanya perlu untuk ditelaah mendalam. "Seperti dl saat kampanye [kampanye Pilpres 2014] saya bilang dengan Pak Jokowi, kalau beliau baca hasil survey, saya ambil dari tangannya, saya bilang enggak usah baca," cerita JK dalam talkshow Kadin Talks di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
"Kalau ekonom bikin perkiraan ramalan paling enak itu paling gampang, enggak pernah salah. Kalau terjadi tidak sesuai, maka sama kayak orang main golf, kalau tidak ke kanan [ya ke kiri]. Tapi kemudian kita bicara real [kondisi] dunia penuh ketidakpastian. Amerika-China, lalu harga komoditas yang berubah-ubah sesuai persepsi."
Sebab itu, Wapres menekankan pentingnya bekerja bagi semua pemangku kepentingan dalam menjalankan roda pemerintahan, pun termasuk pelaku usaha atau swasta. "Memangnya kalau [pertumbuhan ekonomi] tinggi kita berhenti [bekerja]. Menang kalau [ekonomi] rendah kita? Yang penting kerja saja."
Tahun ini, Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh dalam rentang 5-5,4%. Angka pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan pada 2018 lalu yang diproyeksikan hanya mencapai 5,1%. Dari sisi investasi, BI memprediksi investasi tumbuh hingga 6,5-6,9% dan inflasi akan lebih rendah dari 3,5%.
(tas) Next Article Jaga Disiplin! JK Was-was Covid RI Bisa Capai 2 Juta di April
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular