Sri Mulyani 'Menteri Pencetak Utang' Vs Sederet Prestasinya

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
28 January 2019 11:45
Sri Mulyani 'Menteri Pencetak Utang' Vs Sederet Prestasinya
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (dok. Kemenkeu)
Jakarta, CNBC Indonesia - Prabowo Subianto, Calon Presiden Nomor Urut 02 ini kembali membuat pernyataan yang menimbulkan kontroversi. Prabowo menyinggung perihal utang pemerintah terus menumpuk hingga memberi ungkapan tegas jangan lagi ada penyebutan Menteri Keuangan (Menkeu) tapi diganti Menteri Pencetak Utang.

"Kalau menurut saya, jangan disebut lagi-lah ada Menteri Keuangan, mungkin Menteri Pencetak Utang. Bangga untuk utang, yang suruh bayar orang lain," ujar Prabowo dalam acara dukungan alumni perguruan tinggi di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini, Jakarta Timur, Sabtu (26/1/2019) seperti ditulis detikFinance.

Bicara soal utang, dari data yang ada selama 4 tahun, posisi utang pemerintah di akhir 2018 jumlahnya mencapai Rp 4.418 triliun.

Sri Mulyani 'Menteri Pencetak Uang' Vs Sederet PrestasinyaFoto: Debat Capres dan Cawapres RI (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)


Dalam data itu disebutkan, selama 4 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), jumlah utang pemerintah naik Rp 1.809 triliun.

Pada 2018 lalu, CNBC Indonesia pernah mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal peruntukan utang-utang tersebut.

Sri Mulyani menegaskan, utang ini ditarik untuk hal-hal yang produktif.

Mantan Direktur Bank Dunia ini membandingkan penambahan utang pada periode 2012 - 2014 dengan periode 2015 - 2017. Pada 2012 - 2014, penambahan utang mencapai Rp 798 triliun, sementara pada periode 2015 - 2017 tambahan utang mencapai Rp 1.329,9 triliun.
Sri Mulyani 'Menteri Pencetak Uang' Vs Sederet PrestasinyaFoto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)

Pada periode 2012 - 2014. total tambahan utang tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp 456,1 triliun, sektor pendidikan Rp 983,1 triliun, sektor kesehatan Rp 146,4 triliun, sektor perlindungan sosial Rp 35,3 triliun, dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan dana desa Rp 88,6 triliun.

Sementara pada periode 2015 - 2017, tambahan utang di era Jokowi-JK dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur sebesar 904,6 triliun, sektor pendidikan Rp 167,1 triliun, sektor kesehatan Rp 249,8 triliun, sektor perlindungan sosial Rp 299,6 triliun, dan DAK Fisik dan dana desa Rp 315,9 triliun.

"Jadi ini 8 kali lipatnya. Makanya kalau kita lihat kemiskinan turun, gini ratio turun. Dan ada juga pengamat yang lupa bahwa kita itu transfer ke daerah," kata Sri Mulyani kala itu.

"Jadi kalau bandingkan apple to apple jangan hanya tambahan utang. Tapi untuk apanya. Growth kita tetap terjaga, walaupun mengalami tekanan tetap jauh," kata Sri Mulyani.


NEXT : SEDERET PRESTASI SRI MULYANI >>>



Bicara soal prestasi, menarik jika menyimak 4 gelar yang Sri Mulyani dapatkan selama menjabat sebagai Menteri.

Pertama, Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Tahun 2018 versi majalah Global Markets.

Anugerah Finance Minister of the Year, East Asia Pacific ini diberikan atas kiprahnya mempertahankan reputasi keuangan Indonesia ditengah kondisi yang lebih menantang, saat kembali menjabat Menkeu kedua kalinya.

Kebijakan Menkeu Sri Mulyani dianggap kredibel dan efektif.

Penghargaan ini diberikan di tengah Pertemuan Tahunan IMF-WBG Bali 2018. Global Markets adalah majalah berita terkemuka di bidang pasar ekonomi internasional yang 30 tahun terakhir telah menjadi salah satu acuan bagi para pelaku dan institusi di sektor ekonomi dan keuangan internasional.

Menurut Global Markets, Sri Mulyani mendapat tantangan terbesarnya saat datang kembali. Perekonomian Indonesia menawarkan potensi besar tetapi memberikan beban persoalan yang serius bagi Kementerian Keuangan. Pengumpulan pajak telah lama menjadi masalah di negara ini, tetapi pemerintah juga berjuang untuk membelanjakan uangnya.

Kedua, setelah mendapat penghargaan sebagai menteri terbaik di dunia dalam acara World Goverment Summit di Dubai, Uni Emirates Arab. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali mendapat pengakuan serupa.

Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menkeu Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2018 versi majalah keuangan, FinanceAsia. Penghargaan ini sebelumnya juga telah diterima Sri Mulyani tahun lalu.

Dikutip dari situs Kemenkeu.go.id, menurut FinanceAsia, Sri Mulyani berhasil membawa perkonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Menteri Sri Mulyani dianggap berhasil memanfaatkan kesempatan kemajuan ekonomi global untuk mereformasi struktur keuangan pada 2017 sehingga dapat bertahan saat terjadi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

Ketiga, yaitu pada 2019 kemarin, Sri Mulyani Indrawati kembali dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik. Sri Mulyani dianugerahi gelar Finance Minister of the Year 2019 Global and Asia Pacific dari majalah keuangan The Banker yang dimiliki oleh Financial Times.

Dari publikasi resmi, The Banker menggarisbawahi kemampuan Indonesia yang tahan banting di bawah arahan Sri Mulyani meskipun negara ini mengalami berbagai tragedi di 2018, seperti gempa bumi di Lombok yang menyebabkan kerugian infrastruktur sekitar Rp 5 triliun. Forbes pernah merilis pada 2018, di mana Sri Mulyani masuk jajaran 100 wanita paling berpengaruh di dunia. Ia berada dalam peringkat 78.

Ditulis Forbes, Sri Mulyani kembali ke perannya sebagai menteri keuangan untuk Indonesia setelah menjabat sebagai direktur pelaksana dan COO Bank Dunia.

Sebagai menteri keuangan, ia meningkatkan pendapatan negara melalui reformasi pajak yang diperluas dengan layanan e-filing dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Pada 2018, Sri Mulyani Indrawati menerima penghargaan Menteri Terbaik yang bergengsi di KTT Pemerintah Dunia atas upayanya untuk mengimplementasikan reformasi.

Saat berada di Bank Dunia, ia menggunakan platformnya untuk mempromosikan kesetaraan gender. Sri Mulyani menjabat sebagai menteri keuangan Indonesia dari 2005 hingga 2010, membantu memandu transisi negara dari otokrasi ke demokrasi.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular