
Kisruh Mendag-Buwas, Dari 'Matamu' Hingga Impor Jagung!
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
23 January 2019 11:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Silang pendapat antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Direktur Utama Bulog Budi Waseso bukanlah sesuatu yang baru. Sebelumnya pada September 2018, kedua pejabat tinggi negara itu berseteru terkait rencana impor beras.
Semua berawal dari langkah Bulog menyewa beberapa gudang untuk menyimpan beras dengan nilai mencapai Rp 45 miliar. Bulog terpaksa menyewa gudang tambahan karena kapasitas gudang eksisting sudah tidak mampu menampung stok yang ada.
"Itu cost besar untuk Bulog. Maka enggak efisien kalau kita impor terus. Kalau ada perintah impor lalu saya harus lakukan, berarti bebannya tambah lagi. Harga jadi tambah naik karena (penguatan) dolar AS (terhadap) rupiah," ujar Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, Jumat (14/9/2018), dikutip dari detikcom.
Merespons hal itu, Enggartiasto enggan ambil pusing. Menurut dia, keputusan impor merupakan kesepakatan bersama dalam rapat koordinasi di tingkat Kemenko Perekonomian.
"Jadi nggak tahu saya (soal gudang tambahan), bukan urusan kita," kata Enggartiasto di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Sehari kemudian, Buwas mengaku bingung dengan pendapat Enggartiasto. Ia menyebut Bulog dan Kemendag seharusnya berkoordinasi untuk menyamakan pendapat.
"Jadi kalau keluhkan fakta gudang (penuh), saya bahkan menyewa gudang itu kan cost tambahan. Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, mata mu! Itu kita kan sama-sama negara," ujar Buwas di kantornya, Rabu (19/9/2018).
"Kita kan aparatur negara jangan saling tuding-tudingan, jangan saling lempar-lemparan. Itu pemikiran yang tidak bersinergi," lanjutnya.
Polemik antara Enggartiasto dan Buwas bahkan turut memancing komentar mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli. Menurut dia, Enggartiasto layak dicopot dari jabatannya.
Seiring waktu, tensi antara Enggartiasto dan Buwas mereda. Keduanya bahkan sempat menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Namun, tak lama, perbedaan pendapat kembali mengemuka antara Enggartiasto dan Buwas. Kali ini soal impor jagung kering untuk pakan ternak sebanyak 30 ribu ton.
"Izin sudah saya keluarkan sesuai keputusan rakor, dan saat ini tinggal Bulog [Badan Urusan Logistik] yang melakukan prosesnya," kata Enggartiasto usai rakor di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (23/1/2019).
Di tempat yang sama, Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, membenarkan sudah ada pesanan dari peternak dan sudah ada perintah dari Kemenko Perekonomian untuk impor jagung.
"Tapi itu belum pasti dilaksanakan, tidak harus. Kalau bisa dipenuhi dari dalam negeri, kenapa kita harus impor," katanya.
(miq/dru) Next Article RI Putuskan Impor Jagung Hingga 100 Ribu Ton
Semua berawal dari langkah Bulog menyewa beberapa gudang untuk menyimpan beras dengan nilai mencapai Rp 45 miliar. Bulog terpaksa menyewa gudang tambahan karena kapasitas gudang eksisting sudah tidak mampu menampung stok yang ada.
"Itu cost besar untuk Bulog. Maka enggak efisien kalau kita impor terus. Kalau ada perintah impor lalu saya harus lakukan, berarti bebannya tambah lagi. Harga jadi tambah naik karena (penguatan) dolar AS (terhadap) rupiah," ujar Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, Jumat (14/9/2018), dikutip dari detikcom.
Merespons hal itu, Enggartiasto enggan ambil pusing. Menurut dia, keputusan impor merupakan kesepakatan bersama dalam rapat koordinasi di tingkat Kemenko Perekonomian.
![]() |
Sehari kemudian, Buwas mengaku bingung dengan pendapat Enggartiasto. Ia menyebut Bulog dan Kemendag seharusnya berkoordinasi untuk menyamakan pendapat.
"Jadi kalau keluhkan fakta gudang (penuh), saya bahkan menyewa gudang itu kan cost tambahan. Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, mata mu! Itu kita kan sama-sama negara," ujar Buwas di kantornya, Rabu (19/9/2018).
"Kita kan aparatur negara jangan saling tuding-tudingan, jangan saling lempar-lemparan. Itu pemikiran yang tidak bersinergi," lanjutnya.
![]() |
Polemik antara Enggartiasto dan Buwas bahkan turut memancing komentar mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli. Menurut dia, Enggartiasto layak dicopot dari jabatannya.
Seiring waktu, tensi antara Enggartiasto dan Buwas mereda. Keduanya bahkan sempat menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
![]() |
Namun, tak lama, perbedaan pendapat kembali mengemuka antara Enggartiasto dan Buwas. Kali ini soal impor jagung kering untuk pakan ternak sebanyak 30 ribu ton.
"Izin sudah saya keluarkan sesuai keputusan rakor, dan saat ini tinggal Bulog [Badan Urusan Logistik] yang melakukan prosesnya," kata Enggartiasto usai rakor di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (23/1/2019).
Di tempat yang sama, Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, membenarkan sudah ada pesanan dari peternak dan sudah ada perintah dari Kemenko Perekonomian untuk impor jagung.
"Tapi itu belum pasti dilaksanakan, tidak harus. Kalau bisa dipenuhi dari dalam negeri, kenapa kita harus impor," katanya.
(miq/dru) Next Article RI Putuskan Impor Jagung Hingga 100 Ribu Ton
Most Popular