
Kembangkan Kendaraan Listrik, Bagaimana SPLU-nya?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
21 January 2019 19:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Seakan tidak ingin tertinggal dari negara-negara pengembang kendaraan listrik lainnya, Pemerintah kini tengah mengebut program penggunaan kendaraan listrik di masyarakat.
Roadmap atau peta jalan soal kendaraan listrik memang tengah disusun dengan memasukkannya ke dalam Peraturan Presiden, yang sudah dirancang sejak tahun lalu. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pernah mengatakan Peraturan Presiden (Perpres) tentang peta jalan/roadmap kendaraan listrik nasional akan diterbitkan sebelum akhir 2018.
Tapi, sampai tahun berganti, beleid yang dinanti tak kunjung diteken. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, dalam acara di Kampus Universitas Gajah Mada mengatakan Perpres ini bakal keluar dalam hitungan hari.
Jonan mengungkapkan, perkembangan terbaru regulasi terkait kendaraan listrik yang saat ini masuk pada tahap finalisasi. "Update terakhir soal penyusunan peraturan kendaraan listrik, sebentar lagi akan difinalkan dengan adanya insentif kalau kita membangun industri mobil listrik di Indonesia, dengan harapan bahwa harga mobil listriknya akan bisa terjangkau atau paling tidak bisa bersaing dengan kendaraan konvensional," katanya, sebagaimana dikutip dari situs ESDM, Jumat (18/1/2019).
Di samping dari sisi regulasi, lalu bagaimana kabar dari segi infrastruktur? Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Djoko Rahardjo Abumanan menuturkan, PLN sudah memiliki 1.500 stasiun pengisian daya listrik atau SPLU yang tersebar di berbagai daerah, seperti Labuan Bajo, Bali, dan sebagainya.
Namun, tambah Djoko, untuk menyediakan SPLU, skemanya dengan melihat permintaan dan pasokan (supply and demand). Hal itu, lanjut Djoko, yang menyebabkan jumlah SPLU belum begitu masif.
"SPLU itu ada dua tipe yang fast charging dan slow charging. PLN siapkan dua-duanya, tetapi menurut kajian kami, untuk yang slow charging, 85% pemilik kendaraan listrik mengisi dayanya di rumah," terang Djoko kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Senin (21/1/2019).
Sehingga, menurutnya, hal itu tidak efektif dan cukup memakan biaya. Untuk itu, kata Djoko, PLN saat ini fokus pada pembangunan stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik di bawah skema business-to-business, seperti kerja sama dengan armada bus dari operator transportasi umum milik negara Perum Damri dan operator bus milik Jakarta PT Transjakarta.
"Bus sekarang kan mau menuju bus listrik, untuk Itu kami pasang SPLU-nya di bandara, atau di Blok M yang terjangkau oleh bus tersebut," pungkas Djoko.
Adapun, ketika dihubungi CNBC Indonesia, Senin (21/1/2019), External Communications Manager PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita menuturkan, perusahaan masih tetap pada rencana untuk mengembangkan SPLU lagi.
Sebelumnya, setelah mendirikan pom listrik di SPBU Kuningan, PT Pertamina (Persero) berencana untuk mengembangkan stasiun pengisian listrik atau SPLU lagi di awal 2019, yang letaknya ada di wilayah Pakubuwono, Jakarta Selatan.
"Rencana kami akan buat itu (SPLU) di 2019. Jadi modelnya SPBU, penekanan untuk listrik SPLU," ujar Direktur Utama PT Pertamina Ritel Sofyan Yusuf, di SPBU Pertamina Kuningan, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Adapun, PT Pertamina (Persero) telah meluncurkan Green Energy Station (GES) yang merupakan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) pertama dari BUMN migas tersebut. GES berfungsi sebagai sarana pengisian daya untuk kendaraan listrik yang akan menjadi kendaraan di masa depan.
Pilot project GES dipasang di SPBU telah terpasang di SPBU COCO Pertamina 31.12.902 yang terletak di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Di SPBU ini sudah terpasang empat unit charging station dengan dua unit merupakan tipe fast charging yang mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik dalam waktu kurang dari 15 menit dan dua unit lainnya merupakan tipe normal charging.
(gus) Next Article Bukan Pom Bensin Lagi, Pertamina Sibuk Bangun Pom Listrik
Roadmap atau peta jalan soal kendaraan listrik memang tengah disusun dengan memasukkannya ke dalam Peraturan Presiden, yang sudah dirancang sejak tahun lalu. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pernah mengatakan Peraturan Presiden (Perpres) tentang peta jalan/roadmap kendaraan listrik nasional akan diterbitkan sebelum akhir 2018.
Jonan mengungkapkan, perkembangan terbaru regulasi terkait kendaraan listrik yang saat ini masuk pada tahap finalisasi. "Update terakhir soal penyusunan peraturan kendaraan listrik, sebentar lagi akan difinalkan dengan adanya insentif kalau kita membangun industri mobil listrik di Indonesia, dengan harapan bahwa harga mobil listriknya akan bisa terjangkau atau paling tidak bisa bersaing dengan kendaraan konvensional," katanya, sebagaimana dikutip dari situs ESDM, Jumat (18/1/2019).
Di samping dari sisi regulasi, lalu bagaimana kabar dari segi infrastruktur? Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Djoko Rahardjo Abumanan menuturkan, PLN sudah memiliki 1.500 stasiun pengisian daya listrik atau SPLU yang tersebar di berbagai daerah, seperti Labuan Bajo, Bali, dan sebagainya.
Namun, tambah Djoko, untuk menyediakan SPLU, skemanya dengan melihat permintaan dan pasokan (supply and demand). Hal itu, lanjut Djoko, yang menyebabkan jumlah SPLU belum begitu masif.
"SPLU itu ada dua tipe yang fast charging dan slow charging. PLN siapkan dua-duanya, tetapi menurut kajian kami, untuk yang slow charging, 85% pemilik kendaraan listrik mengisi dayanya di rumah," terang Djoko kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Senin (21/1/2019).
Sehingga, menurutnya, hal itu tidak efektif dan cukup memakan biaya. Untuk itu, kata Djoko, PLN saat ini fokus pada pembangunan stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik di bawah skema business-to-business, seperti kerja sama dengan armada bus dari operator transportasi umum milik negara Perum Damri dan operator bus milik Jakarta PT Transjakarta.
"Bus sekarang kan mau menuju bus listrik, untuk Itu kami pasang SPLU-nya di bandara, atau di Blok M yang terjangkau oleh bus tersebut," pungkas Djoko.
Adapun, ketika dihubungi CNBC Indonesia, Senin (21/1/2019), External Communications Manager PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita menuturkan, perusahaan masih tetap pada rencana untuk mengembangkan SPLU lagi.
Sebelumnya, setelah mendirikan pom listrik di SPBU Kuningan, PT Pertamina (Persero) berencana untuk mengembangkan stasiun pengisian listrik atau SPLU lagi di awal 2019, yang letaknya ada di wilayah Pakubuwono, Jakarta Selatan.
"Rencana kami akan buat itu (SPLU) di 2019. Jadi modelnya SPBU, penekanan untuk listrik SPLU," ujar Direktur Utama PT Pertamina Ritel Sofyan Yusuf, di SPBU Pertamina Kuningan, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Adapun, PT Pertamina (Persero) telah meluncurkan Green Energy Station (GES) yang merupakan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) pertama dari BUMN migas tersebut. GES berfungsi sebagai sarana pengisian daya untuk kendaraan listrik yang akan menjadi kendaraan di masa depan.
Pilot project GES dipasang di SPBU telah terpasang di SPBU COCO Pertamina 31.12.902 yang terletak di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Di SPBU ini sudah terpasang empat unit charging station dengan dua unit merupakan tipe fast charging yang mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik dalam waktu kurang dari 15 menit dan dua unit lainnya merupakan tipe normal charging.
(gus) Next Article Bukan Pom Bensin Lagi, Pertamina Sibuk Bangun Pom Listrik
Most Popular