
Panggil Pertamina Cs, ESDM Bahas Harga BBM Non Subsidi
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
18 January 2019 18:02

Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar pada hari ini melakukan pertemuan dengan badan usaha penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) guna membahas terkait formula harga BBM.
"Hari ini saya berkesempatan untuk mengundang semua BU BBM untuk melihat berapa harga BBM yang wajar," ujar Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pertemuannya kali ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk mellihat dan melakukan kajian terhadap harga BBM non-subsidi, atau Jenis Bahan Bakar Umum (JBU) seperti Ron 90 dan Ron 92 (Pertalite, Pertamax, Super, Super V-Power, dan sebagainya) agar tetap wajar.
"Sesuai arahan Pak Menteri, bahwa itu harus dilihat harga yang wajar seperti apa, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Selama ini memang sudah wajar," tutur Wakil Komisaris Utama Pertamina ini.
Sebelumnya, dalam dalam pelantikan pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian ESDM yang baru-baru ini dilaksanakan, Jonan meminta, dengan dipimpin Arcandra, membuat suatu formula agar harga BBM di Indonesia menjadi wajar. Jadi, lanjutnya, harganya tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah, khususnya JBU (jenis BBM umum) yang (harganya) tidak dikendalikan oleh Pemerintah.
Ia juga meminta agar bisa membuat harga avtur harus kompetitif dibandingkan negara lainnya, seperti Singapura. "Harga avtur harus bisa kompetitif. Kalau mau dikurangi, yang dikurangi adalah kebijakan pajaknya. Komponen lainnya harus bisa kompetitif. Jangan harga avtur, misalnya di Singapura, lebih murah daripada harga avtur di Indonesia," ujar Jonan dalam sambutannya, di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Lebih lanjut, Jonan mengatakan, untuk daerah terpencil seperti Tarakan dan Merauke, dapat ditambahkan komponen harganya. Namun, untuk di daerah-daerah gemuk penumpang seperti Makassar, Surabaya serta Bali, harganya harus kompetitif.
"Ini saya minta Pak Wamen ESDM (Arcandra Tahar) untuk mengecek karena sudah mulai ribut," tegas Jonan.
Selain harga avtur, Jonan juga berpesan kepada pejabat Ditjen Migas yang baru, agar terus mendorong pembangunan kilang minyak baru di Indonesia. Selain itu, dengan dipimpin Arcandra, membuat suatu formula agar harga BBM di Indonesia menjadi wajar. Jadi, lanjutnya, harganya tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah, khususnya JBU (jenis BBM umum) yang (harganya) tidak dikendalikan oleh Pemerintah.
(gus) Next Article Kenaikan Premium Ditunda, ESDM: Masih Evaluasi Pertamina
"Hari ini saya berkesempatan untuk mengundang semua BU BBM untuk melihat berapa harga BBM yang wajar," ujar Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/1/2019).
"Sesuai arahan Pak Menteri, bahwa itu harus dilihat harga yang wajar seperti apa, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Selama ini memang sudah wajar," tutur Wakil Komisaris Utama Pertamina ini.
Sebelumnya, dalam dalam pelantikan pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian ESDM yang baru-baru ini dilaksanakan, Jonan meminta, dengan dipimpin Arcandra, membuat suatu formula agar harga BBM di Indonesia menjadi wajar. Jadi, lanjutnya, harganya tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah, khususnya JBU (jenis BBM umum) yang (harganya) tidak dikendalikan oleh Pemerintah.
Ia juga meminta agar bisa membuat harga avtur harus kompetitif dibandingkan negara lainnya, seperti Singapura. "Harga avtur harus bisa kompetitif. Kalau mau dikurangi, yang dikurangi adalah kebijakan pajaknya. Komponen lainnya harus bisa kompetitif. Jangan harga avtur, misalnya di Singapura, lebih murah daripada harga avtur di Indonesia," ujar Jonan dalam sambutannya, di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Lebih lanjut, Jonan mengatakan, untuk daerah terpencil seperti Tarakan dan Merauke, dapat ditambahkan komponen harganya. Namun, untuk di daerah-daerah gemuk penumpang seperti Makassar, Surabaya serta Bali, harganya harus kompetitif.
"Ini saya minta Pak Wamen ESDM (Arcandra Tahar) untuk mengecek karena sudah mulai ribut," tegas Jonan.
Selain harga avtur, Jonan juga berpesan kepada pejabat Ditjen Migas yang baru, agar terus mendorong pembangunan kilang minyak baru di Indonesia. Selain itu, dengan dipimpin Arcandra, membuat suatu formula agar harga BBM di Indonesia menjadi wajar. Jadi, lanjutnya, harganya tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah, khususnya JBU (jenis BBM umum) yang (harganya) tidak dikendalikan oleh Pemerintah.
![]() |
(gus) Next Article Kenaikan Premium Ditunda, ESDM: Masih Evaluasi Pertamina
Most Popular