
Lagi, Menteri Rini Tanggapi BUMN yang Disebut Bangkrut
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 January 2019 18:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno kembali angkat bicara mengenai tudingan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut BUMN diambang kebangkrutan.
Berbicara usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Wirausaha ASN di SICC Sentul, Rini meminta agar kritik yang dilontarkan kepada pemerintah tetap berbasiskan pada data yang akurat.
"Tolonglah, kalau mau bicara, seperti yang tadi katakan Bapak Presiden, bicaralah dengan data," kata Rini, Jawa Barat, Rabu (16/1/2019).
Rini tak memungkiri, tidak semua perusahaan pelat merah memiliki kinerja yang ciamik. Namun, bukan berarti kondisi BUMN secara keseluruhan saat ini dalam situasi yang mengkhawatirkan.
"Secara korporasi, mana ada usaha yang mau rugi. Tapi ada waktu-waktu di mana keadaan tidak seperti yang kita harapkan. Yang penting bisa atasi dan jalani dengan baik saat-saat bergejolak itu," tegasnya.
"Yang saya tekankan selama ini adalah BUMN harus bisa mencetak keuntungan, bisa beri kesejahteraan kepada karyawan dan kepada masyarakat," jelasnya.
Rini menegaskan, pemerintah terus berupaya meningkatkan perananan BUMN. Bukan hanya untuk mendorong kontribusi bagi perekonomian nasional, melainkan juga pemain global.
"Tapi kita betul-betul transparan, tidak ada yang kita tutup-tutupi, kami lihat bagaimana cara buat BUMN ini agar kuat dan jadi pemain global," tegasnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya pun telah buka suara mengenai hal ini. "Kalau kita bicara yang penting, satu pakai data. Untuk berbicara, pakai data," ungkap Jokowi.
Prabowo Subianto dalam beberapa kesempatan memang kerap kali membeberkan satu per satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terancam bangkrut.
Misalnya, seperti Garuda Indonesia, Pertamina, sampai dengan PLN. Hal ini diklaim karena pengelolaan perusahaan pelat merah yang salah di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu melihat dengan cara pandang yang berbeda. "Yang kedua jangan pesimislah. Kalau ada yang belum baik, ya banyak yang belum baik," kata Presiden.
"Tapi kita harus optimis, kita perbaiki. Kita perbaiki, kita perbaiki. Itu tugas kita," jelasnya.
(dru) Next Article Menteri Rini Minta BUMN Ekspansi ke Pasar Internasional
Berbicara usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Wirausaha ASN di SICC Sentul, Rini meminta agar kritik yang dilontarkan kepada pemerintah tetap berbasiskan pada data yang akurat.
"Tolonglah, kalau mau bicara, seperti yang tadi katakan Bapak Presiden, bicaralah dengan data," kata Rini, Jawa Barat, Rabu (16/1/2019).
![]() |
Rini tak memungkiri, tidak semua perusahaan pelat merah memiliki kinerja yang ciamik. Namun, bukan berarti kondisi BUMN secara keseluruhan saat ini dalam situasi yang mengkhawatirkan.
"Secara korporasi, mana ada usaha yang mau rugi. Tapi ada waktu-waktu di mana keadaan tidak seperti yang kita harapkan. Yang penting bisa atasi dan jalani dengan baik saat-saat bergejolak itu," tegasnya.
"Yang saya tekankan selama ini adalah BUMN harus bisa mencetak keuntungan, bisa beri kesejahteraan kepada karyawan dan kepada masyarakat," jelasnya.
Rini menegaskan, pemerintah terus berupaya meningkatkan perananan BUMN. Bukan hanya untuk mendorong kontribusi bagi perekonomian nasional, melainkan juga pemain global.
"Tapi kita betul-betul transparan, tidak ada yang kita tutup-tutupi, kami lihat bagaimana cara buat BUMN ini agar kuat dan jadi pemain global," tegasnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya pun telah buka suara mengenai hal ini. "Kalau kita bicara yang penting, satu pakai data. Untuk berbicara, pakai data," ungkap Jokowi.
Prabowo Subianto dalam beberapa kesempatan memang kerap kali membeberkan satu per satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terancam bangkrut.
Misalnya, seperti Garuda Indonesia, Pertamina, sampai dengan PLN. Hal ini diklaim karena pengelolaan perusahaan pelat merah yang salah di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu melihat dengan cara pandang yang berbeda. "Yang kedua jangan pesimislah. Kalau ada yang belum baik, ya banyak yang belum baik," kata Presiden.
"Tapi kita harus optimis, kita perbaiki. Kita perbaiki, kita perbaiki. Itu tugas kita," jelasnya.
(dru) Next Article Menteri Rini Minta BUMN Ekspansi ke Pasar Internasional
Most Popular