Demi CAD, Pertamina Borong 2,5 Juta Barel Minyak Chevron

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
15 January 2019 20:05
Pertamina melakukan lifting perdana pembelian minyak Chevron sebanyak 2,5 juta barel
Foto: pertamina-chevron (dok Pertamina)
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) melaksanakan lifting perdana minyak mentah (crude oil) bagian PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) di Blok Rokan, yang akan diolah di kilang minyak dalam negeri milik Pertamina.  

Hal ini merupakan realisasi dari terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018, yang mengatakan minyak mentah bagian KKKS diprioritaskan untuk dijual ke Pertamina dan diolah di kilang minyak dalam negeri.

Selama ini, minyak mentah bagian Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) seperti PT CPI sebagian besar diekspor, sementara di sisi lain Pertamina masih harus mengimpor minyak mentah dan kondensat sekitar 342.000 barrel per hari. 



Adapun, minyak mentah yang dibeli oleh Pertamina adalah jenis Sumatran Light Crude (SLC) dan Duri Crude (DC) yang dihasikan oleh Blok Rokan, sebab sesuai dengan konfigurasi kilang minyak BUMN migas tersebut, sehingga dapat meningkatkan yield of valuable products di Kilang Pertamina.

Dalam tahap awal, untuk periode Januari hingga Juni 2019, estimasi volumenya diperkirakan mencapai 2,5 juta barel per bulan.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan Pertamina akan mengupayakan menyerap semaksimal mungkin minyak mentah bagian KKKS untuk memenuhi kebutuhan kilang dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor minyak mentah. Adapun, pembelian minyak mentah dari Lapangan Blok Rokan, lifting Perdana dilakukan Senin (15/1/2019).

Lebih lanjut Nicke menambahkan, sejak terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018 pada awal September 2018, telah tercapai kesepakatan antara Pertamina dengan beberapa KKKS, salah satunya yang pertama dan terbesar adalah PT CPI. Kebijakan Pemerintah yang memprioritaskan penggunaan minyak mentah yang dihasilkan di dalam negeri untuk diolah di kilang dalam negeri sangat penting sebagai upaya untuk memenuhi ketahanan energi nasional. 

"Kami mengucapkan terima kasih kepada PT CPI atas tercapainya kesepakatan ini. Hubungan dan kerjasama B to B antar kedua belah pihak diharapkan semakin erat," ujar Nicke melalui keterangan resminya, Selasa (15/1/2019).

Dengan pembelian minyak mentah dari lapangan Blok Rokan ini, tambah Nicke, Pertamina akan memasok kebutuhan minyak mentah SLC dan DC yang akan diolah di Kilang Pertamina selain Kasim - Sorong. 

Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak menyambut baik kerja sama ini. Ia mengatakan, Blok Rokan merupakan produsen minyak mentah terbesar di Indonesia dan kerangka kerjasama ini memberikan manfaat bagi semua pihak termasuk Pemerintah dan rakyat Indonesia. 

"Dengan adanya kerja sama ini maka kami secara resmi menerapkan peraturan penjualan minyak mentah bagian kontraktor untuk kebutuhan domestik," kata Albert.

Sedangkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto berharap kerja sama ini dapat dikembangkan Pertamina dengan KKKS lainnya. 

"Ini menjadi contoh besar, bahwa produksi dari blok Rokan sebagai penghasil minyak terbesar di Indonesia, bisa ditingkatkan pemanfaatan minyaknya untuk diolah di kilang dalam negeri. Ini membuat ketahanan Energi kita semakin baik," kata Djoko.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, di tengah semakin meningkatnya konsumsi minyak dalam negeri, SKK Migas akan terus mendorong upaya Pertamina untuk mengurangi import dengan melakukan pembelian minyak mentah yang diproduksi dari lapangan-lapangan minyak Indonesia sendiri, yang di operasikan oleh KKKS.

Ia menilai, pemanfaatan minyak mentah dari hasil lapangan-lapangan di Indonesia, merupakan langkah yang bagus untuk dapat menurunkan impor minyak mentah, sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan berjalan. 

"Diharapkan KKKS yang lain akan mengikuti langkah ini, menjual minyak mentah bagiannya ke Pertamina, dengan tetap mengedepankan prinsip Business-to-Business yang baik, serta tetap mengoptimalkan penerimaan Negara," ungkap Dwi.

Sebagai informasi, sejak berlakunya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018 Tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri yang mulai berlaku pada 5 September 2018, selain dengan PT CPI, Pertamina juga telah melakukan kesepakatan dengan KKKS lainnya seperti:

-RH Petrogas Limited, 
-PT SPR Langgak, 
-PetroChina International Jabung Ltd, 
-PT Bumi Siak Pusako, 
-SAKA Pangkah Indonesia Ltd, 
-PT Energi Mega Persada Tonga, 
-Petronas Carigali Ketapang I Ltd, 
-Husky CNOOC Madura Ltd dan 
-PT Energi Mega Persada Tbk. 

Seluruh upaya ini dapat mengurangi import minyak mentah dan kondensat sekitar 115.000 barel per hari dan diharapkan dapat mengurangi pembelian impor menjadi 250.000 barel per hari.
(gus) Next Article Chevron & Pertamina Jajaki Pengembangan Teknologi CCS di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular