
Berkat 5 Proyek Ini, Rasio Cadangan Migas RI Akhirnya Naik!
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
14 January 2019 11:30

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat adanya kenaikan rasio cadangan migas yang signifikan di 2018.
Rasio cadangan migas adalah perbandingan antara cadangan migas yang ditemukan dan yang diproduksikan atau biasa disebut Reserve Replacement Ratio/RRR) di Indonesia. Sebelumnya, rasio cadangan migas RI hanya 74%. Artinya produksi lebih banyak ketimbang temuan cadangan baru.
Target pemerintah tahun ini adalah 100%, namun berkat persetujuan proposal pengembangan (Plan of Development) di 5 proyek RRR bisa lampaui target jadi 105%.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menilai, adanya peningkatan RRR ini ditopang dari persetujuan POD I di lima lapangan. Ia menjelaskan, ada empat persetujuan POD I yang berasal dari PSC Cost Recovery dan satu persetujuan POD I dari PSC Gross Split.
Lebih lanjut, Djoko menjabarkan, jumlah PoD yang disetujui itu berasal dari:
1. Blok Batanghari, Lapangan North West Kenanga yang dioperatori PT Gregory Gas Perkasa
2. Blok Wain, Lapangan Karamba, Operator PT Pandawa Prima Lestari
3. Blok Kasuri, Lapangan Asap, Kido dan Merah, Operator Genting Oil Kaasuri Pte
4. Blok South West Bukit Barisan, Lapangan Sinarmar, Operator PT Riski Bukit Barisan Energi
5. Blok East Sepinggan, Lapangan Marakes, Operator Eni East Sepinggan Ltd.
"Total perkiraan government take yang diterima dari adanya lima persetujuan POD tadi sekitar USD 3,9 miliar," ungkap Djoko melalui keterangan resminya, Senin (14/1/2019).
Adapun, berdasarkan data Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, rasio cadangan pengganti migas Indonesia dalam setahun terakhir dari 5 persetujuan POD I mencapai 542 million barrel oil (mmbo) untuk minyak dan 555 billion standard cubic feet (bscf) untuk gas.
Sementara itu, total cadangan minyak dan kondensat di Indonesia adalah 7,51 miliar barel dan 135,55 trillion standard cubic feet (tscf) untuk gas bumi.
Sebagai informasi, selama 2018, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk peningkatan kegiatan eksplorasi melalui percepatan persetujuan POD I. Hasilnya, produksi migas hingga akhir Desember 2018 bisa mencapai angka 772,25 ribu barel minyak per hari (bopd) untuk minyak dan 7.760 mmscfd untuk gas.
Ini berarti, dari satu barel minyak yang diproduksikan, tingkat pengembalian penggantinya sekitar satu barel.
(gus) Next Article Prabowo-Sandi Sebut Cadangan Minyak RI Sudah Masuk "ICU"
Rasio cadangan migas adalah perbandingan antara cadangan migas yang ditemukan dan yang diproduksikan atau biasa disebut Reserve Replacement Ratio/RRR) di Indonesia. Sebelumnya, rasio cadangan migas RI hanya 74%. Artinya produksi lebih banyak ketimbang temuan cadangan baru.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menilai, adanya peningkatan RRR ini ditopang dari persetujuan POD I di lima lapangan. Ia menjelaskan, ada empat persetujuan POD I yang berasal dari PSC Cost Recovery dan satu persetujuan POD I dari PSC Gross Split.
Lebih lanjut, Djoko menjabarkan, jumlah PoD yang disetujui itu berasal dari:
1. Blok Batanghari, Lapangan North West Kenanga yang dioperatori PT Gregory Gas Perkasa
2. Blok Wain, Lapangan Karamba, Operator PT Pandawa Prima Lestari
3. Blok Kasuri, Lapangan Asap, Kido dan Merah, Operator Genting Oil Kaasuri Pte
4. Blok South West Bukit Barisan, Lapangan Sinarmar, Operator PT Riski Bukit Barisan Energi
5. Blok East Sepinggan, Lapangan Marakes, Operator Eni East Sepinggan Ltd.
"Total perkiraan government take yang diterima dari adanya lima persetujuan POD tadi sekitar USD 3,9 miliar," ungkap Djoko melalui keterangan resminya, Senin (14/1/2019).
Adapun, berdasarkan data Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, rasio cadangan pengganti migas Indonesia dalam setahun terakhir dari 5 persetujuan POD I mencapai 542 million barrel oil (mmbo) untuk minyak dan 555 billion standard cubic feet (bscf) untuk gas.
Sementara itu, total cadangan minyak dan kondensat di Indonesia adalah 7,51 miliar barel dan 135,55 trillion standard cubic feet (tscf) untuk gas bumi.
Sebagai informasi, selama 2018, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk peningkatan kegiatan eksplorasi melalui percepatan persetujuan POD I. Hasilnya, produksi migas hingga akhir Desember 2018 bisa mencapai angka 772,25 ribu barel minyak per hari (bopd) untuk minyak dan 7.760 mmscfd untuk gas.
Ini berarti, dari satu barel minyak yang diproduksikan, tingkat pengembalian penggantinya sekitar satu barel.
(gus) Next Article Prabowo-Sandi Sebut Cadangan Minyak RI Sudah Masuk "ICU"
Most Popular