UMKM Kalah Saing, Jokowi Beberkan Masalahnya

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
11 January 2019 13:56
Jokowi mengatakan jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air saat ini besar, demikian juga dengan permasalahannya.
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi). CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air saat ini besar, demikian juga dengan permasalahan yang dihadapi sehingga seringkali UMKM Indonesia kalah bersaing.

Menurut Kepala Negara, jumlah UMKM saat ini sudah mencapai sekitar 56 juta dengan kompleks permasalahan yang ada di antaranya bagaimana menciptakan brand, desain, kemasan (packaging), modal, dan akses.

"Ada 56 juta UMKM di negara kita, jumlah yang sangat besar sekali. Namun ada banyak problem di UMKM kita, bagaimana membangun brand, desain yang mengikuti pasar, membuat kemasan agar menarik pembeli dan persoalan lain yang menyangkut modal, akses ke pasar," ujarnya saat menghadiri acara ulang tahun ke-9 Bukalapak di JCC, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Presiden menghimbau agar persoalan yang dihadapi UMKM nasional bisa diatasi bersama oleh pemerintah dan swasta. "Kita lihat satu per satu, bisa selesai kalau dunia usaha swasta dan pemerintahan membangun negara ini bersama sama."

Menurut Jokowi, persoalan yang dihadapi tersebut sebetulnya mulai ada solusi bagi UMKM untuk go online setelah hadirnya beberapa startup termasuk Bukalapak. Hanya saja masih banyak UMKM yang belum mendapatkan akses. "Bukalapak dan UKM sudah masuk ke online store tapi banyak yang belum siap untuk masuk karena masalah tadi."

Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengajak para pelaku usaha e-commerce, untuk membangun ekosistem online agar bisa tersambung dengan ekosistem offline. Dengan demikian seluruh UMKM bisa masuk penyedia penjualan online seperti Bukalapak. "Cara nya dengan kerja sama bersama menteri perindustrian," kata Jokowi.

Presiden menyayangkan masih ada desa yang memiliki produk kualitas bagus tapi belum bisa masuk ke pasar karena kurang baiknya kemasan dan tidak ada merek. Satu contoh, ada pabrik pembuat tempe di kampung yang kemasannya tidak dibungkus dengan baik.

"Lah ini, memberi nama itu penting, inilah pekerjaan besar kita. Banyak UMKM kita yang punya produk bagus tapi tidak mengikuti tren pasar, desain bagus tapi warna tidak mengikuti keinginan pasar. Seperti inilah yang saya sampaikan kalau offline dan online bisa disambungkan peluang itu sangat besar," katanya.

Jokowi khawatir jika UMKM Indonesia tak mampu beranjak ke penjualan online, maka marketplace akan diisi dengan produk luar negeri. "Jangan sampai ini terjadi marketplace kita produk luar. Mungkin sementara enggak apa-apa, tapi jangka pendek dan menengah semua produk dari dalam negeri kita."

[Gambas:Video CNBC]

 

(tas) Next Article Live! Jokowi Turun Tangan, Begini Progres Omnibus Law

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular