Jadi Campuran Aspal, Harga Karet Petani Diklaim Bisa Meningka

Iswari Anggit, CNBC Indonesia
11 January 2019 13:37
Pemerintah terus berupaya meningkatkan harga komoditas karet yang saat ini sedang mengalami penurunan.
Foto: Penggunaan Aspal Karet Ditingkatkan untuk Preservasi Jalan Nasional (Biro Pers PUPR)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus berupaya meningkatkan harga komoditas karet yang saat ini sedang mengalami penurunan. Mulai dari melakukan pembinaan pada petani karet untuk meningkatkan kualitas, hingga bagaimana mengolah karet untuk campuran aspal.

Bahkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap menyerap dan mendukung petani dalam negeri. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang setelah rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (11/1/2019).

"Itu yang sedang kita bicarakan. Ternyata kualitas aspal yang dibuat dengan bahan campuran karet itu jauh lebih bagus dibanding sebelumnya. Tetapi kesadaran pihak untuk memanfaatkan itu yang belum ada," kata Bambang.

Jadi Campuran Aspal, Harga Karet Petani Bisa MeningkatFoto: Dirjen Perkebunan, Bambang. (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)


Saat ini, diakui Bambang, kualitas komoditas karet tidak begitu baik dan belum memenuhi standar pasar. Ini menjadi salah satu penyebab mengapa harga komoditas karet menurun. "Sekarang 'kan yang mutunya rendah 'kan sekitar Rp 6.000 per kilogram [mutu ditentukan oleh K3, yaitu kadar karet kering]," ujar Bambang.

Melalui pembinaan petani untuk meningkatkan kualitas komoditas karet, serta pengolahan karet sebagai bahan campuran aspal, Bambang berharap mampu membuat harga komoditas ini naik. Paling tidak di kisaran Rp 9.000 sampai Rp 10.000 per kilogramnya.

"Ya tinggal bagaimana treatment yang kita berikan kepada petani. Kemudian juga, upaya-upaya peningkatan mutu. Ini sudah ada peningkatan mutu di beberapa lokasi, itu sudah ada selisih Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per kilonya. Tinggal volumenya dan nilai sebaran yang juga harus kita tingkatkan mutunya," katanya.

Harga komoditas karet mengalami tren anjlok pada akhir 2018 lalu. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo, mengungkapkan, di bulan November 2018 harga karet berfluktuasi di kisaran US$ 1.250-1.300/ton. Sejatinya, harga yang ideal ada di level US$ 1.800/ton.

Merespons kondisi tersebut, pemerintah mengambil langkah memperbaiki harga karet, salah satunya dengan menggunakan karet sebagai campuran aspal.

(miq/miq) Next Article Bantu Petani Karet, Penggunaan Aspal Karet Terus Digenjot

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular