Dari Tiung Biru & Masela, Ini Progres 3 Proyek Migas RI

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 January 2019 17:33
ESDM kebut 3 proyek strategis migas nasional
Foto: skkmigas.go.id
Jakarta, CNBC Indonesia- Terdapat 3 proyek strategis migas yang dikebut di pemerintahan Joko Widodo. Yakni, pengembangan lapangan Jangkrik, Jambaran Tiung Biru, dan pengembangan blok Masela.

Dalam paparan kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 2018, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan perkembangan masing-masing proyek. "Jangkrik sudah selesai beroperasi Mei 2017, Jambaran Tiung Biru diharapkan mulai first gas dan kelistrikan di 2022," kata Jonan, Jumat (4/1/2019).



Sementara untuk pengembagan blok Masela, sudah dilakukan PreFeed untuk penentuan kapasitas dan lokasi fasilitas LNG. "Tunggu susun feed untuk sama-sama bahas POD 1."

Lapangan Jangkrik beroperasi Mei 2017 dan produksi 682 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Sementara, untuk Tiung Biru. PT Pertamina EP Cepu (PEPC) lakukan pemancangan Perdana EPC Gas Processing Facisilty (GPF) proyek pengembangan lapangan gas unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) bertempat di Bojonegoro pada Jumat (4/1/2019).

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan pemancangan perdana EPC Gas Processing Facility merupakan salah satu momentum penting dari proyek JTB.  Proyek EPC GPF berfungsi memproduksi gas dan kondensat dari Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 MMSCFD dan target gas onstream/komersil pada 2021 dengan sales gas sebesar 192 MMSCFD. 

"GPF yang akan dibangun menggunakan teknologi dan dirancang guna mendapatkan keandalan operasi dan ramah lingkungan untuk berproduksi selama 25 tahun," jelas Dharmawan melalui keterangan resminya, Jumat (4/1/2018).

Lebih lanjut, Dharmawan mengatakan, PT Pertamina (Persero) optimistis PEPC, yang sebelumnya telah menyumbang 25% produksi minyak mentah nasional melalui Lapangan Banyu Urip, akan menunjukkan komitmen kerjanya dalam mengawal proyek JTB agar selesai sesuai target. Proyek JTB diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan negara dari US$ 3,61 miliar selama kontrak bagi hasil (PSC).

Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan, menambahkan, saat ini, progress EPC GPF telah mencapai 12% dan diharapkan progress akan bertambah maju sesuai dengan S-Curve yang telah disepakati antara PEPC dengan konsorsium RJJ selaku pelaksana pekerjaan. 

Adapun, lanjut Jamsaton, pekerjaan ini dilakukan secara paralel dan simultan dari pekerjaan Engineering, Procurement, dan Construction sehingga dapat dilaksanakan Commissioning dan Project Completion EPC GPF pada 2021.
 
Nantiniya, produksi gas sebesar 192 MMSCFD tersebut akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 
(gus/gus) Next Article Benarkah Shell Hengkang dari Investasi Migas Terbesar RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular