
Serangan Prabowo-Sandi Atas 'Keringat' Infrastruktur Jokowi
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
04 January 2019 15:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Membangun infrastruktur tentu bukan persoalan yang mudah. Dana yang dibutuhkan pasti sangatlah besar, belum lagi waktu pembangunan yang cukup lama, dan tidak jarang menimbulkan kemacetan. Tak heran, jika pembangunan infrastruktur kerap diterpa kritik tajam.
Di tahun politik, merupakan hal yang lumrah jika masing-masing pasangan calon saling menyindir, mengkritik, dan mengunggulkan program yang dimiliki. Inilah yang sedang dirasakan Jokowi, presiden saat ini sekaligus kandidat capres untuk periode 2019 - 2024.
Jerih lelah Jokowi dalam membangun infrastruktur, ternyata terus 'dihujani' kritik oleh pasangan lawannya, yakni Prabowo-Sandi. Apalagi, utang pemerintah era Jokowi, yang katanya dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur, membumbung tinggi, menjadi sekitar Rp 4.395,9 triliun.
Berulang kali pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 itu, menegaskan kalau terpilih, pihaknya akan melakukan pembangunan tanpa utang. Pembangunan yang tidak hanya mengandalkan APBN, tapi memperbanyak keterlibatan swasta.
NEXT >>
"Saya pernah turut membangun infrastruktur Jalan Tol Cipali 116 KM, tidak memakai uang negara apalagi membebani utang untuk negara dan BUMN," kata Sandi saat blusukan di Solo, Jumat (28/12/2018).
Tak berhenti sampai di situ, Sandi bahkan mengatakan kalau pihaknya prihatin akan tingginya utang pemerintah, yang mengakibatkan bayi baru lahir sudah menanggung beban utang Rp 13 juta.
"Insyallah 2019 Prabowo Subianto dan saya terpilih menjadi pelayan rakyat, akan mengubah kebiasaan lama ini. Yakni stop impor dan utang. Kasihan anak-anak bangsa. Dalam kondisi utang negara seperti sekarang ini, setiap bayi lahir sudah membawa beban utang Rp 13 juta. 2019 akan kami cicil utang, agar negara ini bisa berdiri di kaki sendiri, bukan mensejahterakan bangsa lain dan membuat sengsara bangsa sendiri. Gemas saya," kata Sandi.
Hal serupa juga diutarakan Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara. Jika Sandi menyoroti pembangunan pemerintah yang membuat utang negara membengkak, Suhendra justru mengkritik hasil pembangunannya.
Belum lama ini, Jokowi dan kementerian - lembaga terkait, melakukan peresmian Tol Trans Jawa. Namun, tidak lama setelah peresmian, ada bagian dari Tol Trans Jawa yang ambrol.
"Klaim pemerintah berhasil bangun tol Trans Jawa bohong. Buktinya baru diresmikan beberapa hari, sudah ambrol. Bukan prestasi namanya kalau pemerintah bangun tol seperti kerupuk. Pembangunan infrastruktur harus berkelanjutan. Sayang kan, sudah uang hasil hutang, tapi produk pembangunannya tidak berkelanjutan," kata Suhendra dalam keterangannya, Kamis (27/12/2018).
Menurutnya, pembangunan Tol Trans Jawa terkesan buru-buru dan dipaksakan selesai cepat hanya untuk kepentingan kampanye. Suhendra bahkan meminta audit total terhadap infrastruktur yang telah dibangun Jokowi, karena pihaknya khawatir kejadian serupa kembali terjadi di titik lain.
"Harus ada audit total terhadap pembangunan jalan tol Trans Jawa. Ini menyangkut keselamatan masyarakat pengguna jalan tol. Jangan sampai keselamatan mereka dikorbankan gara-gara proyek kejar tayang ini." Jauh sebelum Sandi dan Suhendra melontarkan kritik tajam mereka terhadap utang pemerintah di era Jokowi untuk membangun infrastruktur, Prabowo sudah terlebih dahulu mengangkat isu ini. Melalui akun twitter-nya, Prabowo menuliskan sindiran untuk Jokowi, di awal Bulan Desember lalu.
"Negara yang bisa memiliki pembangunan infrastruktur demi menunjang ekonomi di desa-desa tanpa bergantung oleh utang luar negeri. Jika itu terjadi, bukan tidak mungkin hasil produksi kita akan meningkat," tulis Prabowo, Rabu (9/12/2018) dalam akun twitter-nya @Prabowo yang telah terverifikasi.
(dru) Next Article Proyek Infrastruktur Rp 6.000 T Pemerintah Tetap Lanjut
Di tahun politik, merupakan hal yang lumrah jika masing-masing pasangan calon saling menyindir, mengkritik, dan mengunggulkan program yang dimiliki. Inilah yang sedang dirasakan Jokowi, presiden saat ini sekaligus kandidat capres untuk periode 2019 - 2024.
Jerih lelah Jokowi dalam membangun infrastruktur, ternyata terus 'dihujani' kritik oleh pasangan lawannya, yakni Prabowo-Sandi. Apalagi, utang pemerintah era Jokowi, yang katanya dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur, membumbung tinggi, menjadi sekitar Rp 4.395,9 triliun.
![]() |
Berulang kali pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 itu, menegaskan kalau terpilih, pihaknya akan melakukan pembangunan tanpa utang. Pembangunan yang tidak hanya mengandalkan APBN, tapi memperbanyak keterlibatan swasta.
NEXT >>
"Saya pernah turut membangun infrastruktur Jalan Tol Cipali 116 KM, tidak memakai uang negara apalagi membebani utang untuk negara dan BUMN," kata Sandi saat blusukan di Solo, Jumat (28/12/2018).
Tak berhenti sampai di situ, Sandi bahkan mengatakan kalau pihaknya prihatin akan tingginya utang pemerintah, yang mengakibatkan bayi baru lahir sudah menanggung beban utang Rp 13 juta.
"Insyallah 2019 Prabowo Subianto dan saya terpilih menjadi pelayan rakyat, akan mengubah kebiasaan lama ini. Yakni stop impor dan utang. Kasihan anak-anak bangsa. Dalam kondisi utang negara seperti sekarang ini, setiap bayi lahir sudah membawa beban utang Rp 13 juta. 2019 akan kami cicil utang, agar negara ini bisa berdiri di kaki sendiri, bukan mensejahterakan bangsa lain dan membuat sengsara bangsa sendiri. Gemas saya," kata Sandi.
Hal serupa juga diutarakan Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara. Jika Sandi menyoroti pembangunan pemerintah yang membuat utang negara membengkak, Suhendra justru mengkritik hasil pembangunannya.
Belum lama ini, Jokowi dan kementerian - lembaga terkait, melakukan peresmian Tol Trans Jawa. Namun, tidak lama setelah peresmian, ada bagian dari Tol Trans Jawa yang ambrol.
"Klaim pemerintah berhasil bangun tol Trans Jawa bohong. Buktinya baru diresmikan beberapa hari, sudah ambrol. Bukan prestasi namanya kalau pemerintah bangun tol seperti kerupuk. Pembangunan infrastruktur harus berkelanjutan. Sayang kan, sudah uang hasil hutang, tapi produk pembangunannya tidak berkelanjutan," kata Suhendra dalam keterangannya, Kamis (27/12/2018).
Menurutnya, pembangunan Tol Trans Jawa terkesan buru-buru dan dipaksakan selesai cepat hanya untuk kepentingan kampanye. Suhendra bahkan meminta audit total terhadap infrastruktur yang telah dibangun Jokowi, karena pihaknya khawatir kejadian serupa kembali terjadi di titik lain.
"Harus ada audit total terhadap pembangunan jalan tol Trans Jawa. Ini menyangkut keselamatan masyarakat pengguna jalan tol. Jangan sampai keselamatan mereka dikorbankan gara-gara proyek kejar tayang ini." Jauh sebelum Sandi dan Suhendra melontarkan kritik tajam mereka terhadap utang pemerintah di era Jokowi untuk membangun infrastruktur, Prabowo sudah terlebih dahulu mengangkat isu ini. Melalui akun twitter-nya, Prabowo menuliskan sindiran untuk Jokowi, di awal Bulan Desember lalu.
"Negara yang bisa memiliki pembangunan infrastruktur demi menunjang ekonomi di desa-desa tanpa bergantung oleh utang luar negeri. Jika itu terjadi, bukan tidak mungkin hasil produksi kita akan meningkat," tulis Prabowo, Rabu (9/12/2018) dalam akun twitter-nya @Prabowo yang telah terverifikasi.
(dru) Next Article Proyek Infrastruktur Rp 6.000 T Pemerintah Tetap Lanjut
Most Popular