
Walau Cuma 0,1%, Kementan: Tren Nilai Tukar Petani Naik
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
03 January 2019 14:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) merilisĀ nilai tukar petani (NTP) di periode Desember 2018 naik tipis 0,04% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi 103,16.
Sejak awal 2018 (year-to-date/ytd), NTP naik 0,23%. Adapun dibandingkan Desember 2017 (year-on-year/yoy) kenaikannya hanya sebesar 0,1%.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri menanggapi hal ini. Menurutnya, hal ini tidak menunjukkan kesejahteraan petani yang meningkat tipis, tetapi adanya tren peningkatan kesejahteraan yang positif dari aspek perbandingan indeks harga komoditas pertanian.
"Bukan berarti kesejahteraannya meningkat tipis. NTP petani di Amerika Serikat dan Jepang saat ini negatif selama 3 tahun terakhir," ujar Andri kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/1/2019).
Dia menambahkan, hal ini juga menunjukkan upaya pemerintah dalam meningkatkan daya beli melalui proses peningkatan nilai tambah produk pertanian, memperbaiki rantai pasar, serta meningkatkan produksi dan ekspor.
Seperti diketahui, NTP menunjukkan nilai tukar dari produk-produk pertanian terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga, termasuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
(dru) Next Article Inflasi Inti Naik, Akibat Daya Beli Pulih atau Rupiah Anjlok?
Sejak awal 2018 (year-to-date/ytd), NTP naik 0,23%. Adapun dibandingkan Desember 2017 (year-on-year/yoy) kenaikannya hanya sebesar 0,1%.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri menanggapi hal ini. Menurutnya, hal ini tidak menunjukkan kesejahteraan petani yang meningkat tipis, tetapi adanya tren peningkatan kesejahteraan yang positif dari aspek perbandingan indeks harga komoditas pertanian.
Dia menambahkan, hal ini juga menunjukkan upaya pemerintah dalam meningkatkan daya beli melalui proses peningkatan nilai tambah produk pertanian, memperbaiki rantai pasar, serta meningkatkan produksi dan ekspor.
Seperti diketahui, NTP menunjukkan nilai tukar dari produk-produk pertanian terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga, termasuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
(dru) Next Article Inflasi Inti Naik, Akibat Daya Beli Pulih atau Rupiah Anjlok?
Most Popular