
Asap Letusan Sampai 2,5 Km, Anak Krakatau Keluarkan Dentuman
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
27 December 2018 21:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi Gunung Anak Krakatau pada Kamis (27/12/2018) sore terus memperlihatkan erupsi dengan tinggi asap letusan sampai 2,5 kilometer dan suara sesekali terdengar suara dentuman letusan.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rudy Suhendar melaporkan dari Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) bahwa Gunung Anak Krakatau terlihat jelas dan tertutup oleh kabut. Adapun kondisi di Selat Sunda dilaporkan sedang cuaca mendung.
"Kondisi tidak ada perubahan yang signifikan. Gunung jelas-tertutup kabut, sesekali terdengar suara dentuman letusan," kata Rudy dalam laporannya kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan yang diterima oleh CNBC Indonesia, Kamis (27/12/2018).
Rudy menambahkan di Pos PGA tercium bau belerang karena angin bertiup ke arah timur dan timur laut. "Teramati kolom asap letusan dengan tinggi mencapai 2.000 meter sampai 2.500 meter," tambahnya.
Selain itu, lanjut Rudy, abu vulkanik teramati bergerak ke arah timur dan timur laut. Adapun gempa tremor masih terjadi terus menerus dengan amplitudo maksimum 15 mm. "Kendala komunikasi di Pos PGA Pasauran, sinyal GSM buruk sekali," jelasnya
Pagi ini, status Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda dari waspada dengan radius 2 kilometer (km) menjadi siaga dengan radius 5 km. Erupsi Anak Gunung Krakatau ini telah menyebabkan terjadinya tsunami di Selat Sunda, Sabtu pekan lalu.
"Sebelumnya foto 20 Agustus dan 24 Desember 2018, sebagian lereng di barat daya runtuh, inilah yang memicu terjadinya tsunami seluas 64 hektare," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu kemarin.
Lereng yang runtuh ini kemudian menyebabkan longsor bawah laut, lalu tsunami yang menerjang pantai-pantai yang ada di Selat Sunda. Ia memaparkan panjang landaan tsunami dari Anyer sampai Lampung cukup signifikan, yakni mencapai 312,78 km pantai yang terdampak.
Untuk mengantisipasi adanya tsunami susulan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi (BMKG) merekomendasikan masyarakat tidak berkegiatan di 500 meter sampai 1 km dari garis pantai.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/miq) Next Article Keseimbangan Baru Gunung Anak Krakatau, Masuki Level Siaga
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rudy Suhendar melaporkan dari Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) bahwa Gunung Anak Krakatau terlihat jelas dan tertutup oleh kabut. Adapun kondisi di Selat Sunda dilaporkan sedang cuaca mendung.
Selain itu, lanjut Rudy, abu vulkanik teramati bergerak ke arah timur dan timur laut. Adapun gempa tremor masih terjadi terus menerus dengan amplitudo maksimum 15 mm. "Kendala komunikasi di Pos PGA Pasauran, sinyal GSM buruk sekali," jelasnya
Pagi ini, status Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda dari waspada dengan radius 2 kilometer (km) menjadi siaga dengan radius 5 km. Erupsi Anak Gunung Krakatau ini telah menyebabkan terjadinya tsunami di Selat Sunda, Sabtu pekan lalu.
"Sebelumnya foto 20 Agustus dan 24 Desember 2018, sebagian lereng di barat daya runtuh, inilah yang memicu terjadinya tsunami seluas 64 hektare," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu kemarin.
Lereng yang runtuh ini kemudian menyebabkan longsor bawah laut, lalu tsunami yang menerjang pantai-pantai yang ada di Selat Sunda. Ia memaparkan panjang landaan tsunami dari Anyer sampai Lampung cukup signifikan, yakni mencapai 312,78 km pantai yang terdampak.
Untuk mengantisipasi adanya tsunami susulan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi (BMKG) merekomendasikan masyarakat tidak berkegiatan di 500 meter sampai 1 km dari garis pantai.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/miq) Next Article Keseimbangan Baru Gunung Anak Krakatau, Masuki Level Siaga
Most Popular