
Unilever Cs Bisa Ekspor Langsung dari KTMT Kuala Tanjung
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
27 December 2018 17:15

Sumatra Utara, CNBC Indonesia- Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) kini telah siap beroperasi, dengan ditandainya aktivitas ekspor perdana di salah satu pelabuhan hub di Indonesia yang dikelola oleh PT Pelindo 1 ini.
Aktivitas ini dilakukan pada Kamis (27/12/2018) dengan pengapalan perdana ekspor sebanyak 180 box atau 205 TEUs melalui rute langsung/direct call intra asia. Untuk produk perdana yang diekspor adalah produk turunan CPO berupa Lauric Acid, Soap, Fatty Acid, Fatty Alcohol, Glycerin.
Direktur Utama PT Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana menjelaskan, komoditas ekspor yang berasal dari Unilever Oleochemical Indonesia, Bakrie Sumatera Plantations, dan Procter& Gamble (P&G) tersebut diangkut menggunakan Kapal Wan Hai 505 milik Wan Hai Lines dengan ukuran panjang (LoA) 268 meter, berbobot 50.000 GT berkapasitas 4.500 TEUs. Kapal ini melayani rute direct call intra Asia India menuju China.
"Wan Hai adalah kapal pertama yang masuk ke teminal Multipurpose Kuala Tanjung dengan membawa muatan ekspor tujuan Shanghai, China. Kapal ini berkapasitas 4.500 TEUs dan merupakan kapal peti kemas terbesar yang pernah masuk dan bersandar di Pulau Sumatra," tutur Bambang saat melakukan seremonial ekspor perdana ini, di Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatra Utara, Kamis (27/12/2018).
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, layanan pelayaran direct call intra Asia ini melayani rute dari Timur Tengah, India, dan kemudian China. Selama ini untuk Asia Tenggara, kapal akan masuk di Pineng, Port Klang, Tanjung Pelepas, dan Singapura, dan kini bertambah ke Kuala Tanjung.
Bambang mengklaim, dengan bersandarnya kapal ini di Pelabuhan Kuala Tanjung, menjadi bukti kepercayaan dunia pelayaran internasional terhadap kesiapan KTMT dalam menyediakan kegiatan bongkar muat berstandar internasional sekaligus prospek ekonomi dan strategis Pelabuhan Kuala Tanjung.
Ia pun berharap, kegiatan perdana ekspor melalui layanan direct call intra Asia akan mampu meningkatkan efisiensi waktu pengiriman dan biaya logistik sehingga mampu meningkatkan daya saing produk ekspor nasional.
Adapun, saat ini, KTMT telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dengan didukung sistem IT yang terintegrasi. Guna meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, KTMT akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
KTMT berkapasitas 600 ribu TEUs ini juga dilengkapi dengan dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch. Selain itu, Terminal Multipurpose Kuala Tanjung juga didukung berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
Pada tahap awal, KTMT yang dikelola oleh PT Prima Multi Terminal, perusahaan patungan antara Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya ini diharapkan bisa melayani ekspor hingga 600 kontainer setiap minggunya. Sudah ada sejumlah perusahaan berlokasi di KEK Sei Mangkei, di antaranya Unilever, Wilmar, dan P&G yang telah berkomitmen untuk melakukan ekspor dengan tujuan ke China, India, dan negara-negara di Asia melalui Pelabuhan Kuala Tanjung.
Pengiriman komoditas melalui Pelabuhan Kuala Tanjung menawarkan integrasi antara moda angkutan laut dan angkutan berbasis rel sehingga akan meningkatkan efisiensi serta menekan emisi karbon.
"Dalam satu tahun ke depan, kami menargetkan arus petikemas (throughput) ada di 100.000 TEUs. Sehingga, kami berharap dengan pengoperasian Pelabuhan Kuala Tanjung ini mampu mendorong pembangunan ekonomi daerah, khususnya potensi ekonomi Sumatera Utara, sesuai program nawacita Pemerintah sekaligus menekan biaya logistik di Indonesia," pungkas Bambang.
(gus) Next Article Apa Kabar Kawasan Industri Kuala Tanjung?
Aktivitas ini dilakukan pada Kamis (27/12/2018) dengan pengapalan perdana ekspor sebanyak 180 box atau 205 TEUs melalui rute langsung/direct call intra asia. Untuk produk perdana yang diekspor adalah produk turunan CPO berupa Lauric Acid, Soap, Fatty Acid, Fatty Alcohol, Glycerin.
"Wan Hai adalah kapal pertama yang masuk ke teminal Multipurpose Kuala Tanjung dengan membawa muatan ekspor tujuan Shanghai, China. Kapal ini berkapasitas 4.500 TEUs dan merupakan kapal peti kemas terbesar yang pernah masuk dan bersandar di Pulau Sumatra," tutur Bambang saat melakukan seremonial ekspor perdana ini, di Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatra Utara, Kamis (27/12/2018).
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, layanan pelayaran direct call intra Asia ini melayani rute dari Timur Tengah, India, dan kemudian China. Selama ini untuk Asia Tenggara, kapal akan masuk di Pineng, Port Klang, Tanjung Pelepas, dan Singapura, dan kini bertambah ke Kuala Tanjung.
Bambang mengklaim, dengan bersandarnya kapal ini di Pelabuhan Kuala Tanjung, menjadi bukti kepercayaan dunia pelayaran internasional terhadap kesiapan KTMT dalam menyediakan kegiatan bongkar muat berstandar internasional sekaligus prospek ekonomi dan strategis Pelabuhan Kuala Tanjung.
Ia pun berharap, kegiatan perdana ekspor melalui layanan direct call intra Asia akan mampu meningkatkan efisiensi waktu pengiriman dan biaya logistik sehingga mampu meningkatkan daya saing produk ekspor nasional.
Adapun, saat ini, KTMT telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dengan didukung sistem IT yang terintegrasi. Guna meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, KTMT akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
KTMT berkapasitas 600 ribu TEUs ini juga dilengkapi dengan dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch. Selain itu, Terminal Multipurpose Kuala Tanjung juga didukung berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
Pada tahap awal, KTMT yang dikelola oleh PT Prima Multi Terminal, perusahaan patungan antara Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya ini diharapkan bisa melayani ekspor hingga 600 kontainer setiap minggunya. Sudah ada sejumlah perusahaan berlokasi di KEK Sei Mangkei, di antaranya Unilever, Wilmar, dan P&G yang telah berkomitmen untuk melakukan ekspor dengan tujuan ke China, India, dan negara-negara di Asia melalui Pelabuhan Kuala Tanjung.
Pengiriman komoditas melalui Pelabuhan Kuala Tanjung menawarkan integrasi antara moda angkutan laut dan angkutan berbasis rel sehingga akan meningkatkan efisiensi serta menekan emisi karbon.
"Dalam satu tahun ke depan, kami menargetkan arus petikemas (throughput) ada di 100.000 TEUs. Sehingga, kami berharap dengan pengoperasian Pelabuhan Kuala Tanjung ini mampu mendorong pembangunan ekonomi daerah, khususnya potensi ekonomi Sumatera Utara, sesuai program nawacita Pemerintah sekaligus menekan biaya logistik di Indonesia," pungkas Bambang.
(gus) Next Article Apa Kabar Kawasan Industri Kuala Tanjung?
Most Popular