Status Anak Gunung Krakatau Naik Jadi Siaga
                    Prima Wirayani, 
                CNBC Indonesia
    
    27 December 2018 07:57
    
    
        
    
                
                    
                    
                    
                    
                                        
                    
                                        
                    
                    Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda dari Waspada dengan radius 2 kilometer (km) menjadi Siaga dengan radius 5 km.
Peningkatan status gunung yang terus erupsi ini dimulai pukul 6.00 WIB, Kamis (27/12/2018), menurut informasi dari Badan Geologi yang diterima CNBC Indonesia.
  
  
  
  
Erupsi Anak Gunung Krakatau ini telah menyebabkan terjadinya tsunami di Selat Sunda, Sabtu pekan lalu.
"Sebelumnya foto 20 Agustus dan 24 Desember 2018, sebagian lereng di barat daya runtuh, inilah yang memicu terjadinya tsunami seluas 64 hektare," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers Rabu kemarin.
Lereng yang runtuh ini kemudian menyebabkan longsor bawah laut, lalu tsunami yang menerjang pantai-pantai yang ada di Selat Sunda.
Ia memaparkan panjang landaan tsunami dari Anyer sampai Lampung cukup signifikan, yakni mencapai 312,78 km pantai yang terdampak.
Untuk mengantisipasi adanya tsunami susulan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi (BMKG) merekomendasikan masyarakat tidak berkegiatan di 500 meter sampai 1 km dari garis pantai.
 
                    
                    
(prm/wed) Next Article Anak Krakatau Naik Status, Simak Peringatan untuk Wisatawan
                
            Peningkatan status gunung yang terus erupsi ini dimulai pukul 6.00 WIB, Kamis (27/12/2018), menurut informasi dari Badan Geologi yang diterima CNBC Indonesia.
"Sebelumnya foto 20 Agustus dan 24 Desember 2018, sebagian lereng di barat daya runtuh, inilah yang memicu terjadinya tsunami seluas 64 hektare," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers Rabu kemarin.
Lereng yang runtuh ini kemudian menyebabkan longsor bawah laut, lalu tsunami yang menerjang pantai-pantai yang ada di Selat Sunda.
Ia memaparkan panjang landaan tsunami dari Anyer sampai Lampung cukup signifikan, yakni mencapai 312,78 km pantai yang terdampak.
Untuk mengantisipasi adanya tsunami susulan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi (BMKG) merekomendasikan masyarakat tidak berkegiatan di 500 meter sampai 1 km dari garis pantai.
(prm/wed) Next Article Anak Krakatau Naik Status, Simak Peringatan untuk Wisatawan
        Tags  
    
    
		Related Articles	
    
        Recommendation
        
    
    
    Most Popular