Terjadi Letusan, ESDM: Status Gunung Anak Krakatau Waspada

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
23 December 2018 12:09
Tsunami Banten diduga terjadi karena pergerakan Gunung Anak Krakatau, ini penjelasan ESDM.
Foto: detikTravel Community Florentina Woro Narwastu
Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, tingkat aktivitas gunung anak krakatau adalah level II atau dalam status waspada.

Demikian keterangan resmi yang disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, Minggu (23/12/2018).



"Sehubungan dengan status Level II (Waspada) tersebut, direkomendasikan kepada masyarakat tidak diperbolehkan mendekati gunung krakatu dalam radius 2 kilometer dari kawah," tulis keterangan ESDM

Masyarakat di wilayah pantai Provinsi dan Lampung diharapkan tenang dan dimina untuk tidak mempercayai isu tentang erupsi gunung anak krakatu yang akan memicu terjadinya tsunami.

"Serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat," jelasnya.

Sebelumnya, PVMG Badan Geologi Kementerian ESDM telah angkat bicara mengenai aktivitas gunung anak krakatau yang disebut menjadi pemicu terjadinya tsunami di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang.

PVMG tak memungkiri, bahwa telah terjadi letusan erupsi gunung anak krakatau yang berbarengan dengan info terjadinya tsunami. Namun, hal tersebut masih membutuhkan pendalaman.


Berikut penjelasan PVMG Badan Geologi Kementerian ESDM terkait hal tersebut?

1. Saat rekaman getaran tremor tertinggi yang selama ini terjadi sejak bulan Juni 2018 tidak menimbulkan gelombang terhadap air laut bahkan hingga tsunami.
2. Material lontaran saat letusan yang jatuh di sekitar tubuh gunung api masih bersifat lepas dan sudah turun saat letusan ketika itu.
3. Untuk menimbulkan tsunami sebesar itu perlu ada runtuhan yg cukup masive (besar) yg masuk ke dalam kolom air laut.
4. Dan untuk merontokan bagian tubuh yg longsor ke bagian laut diperlukan energi yg cukup besar, ini tidak terdeksi oleh seismograph di pos pengamatan gunungapi.
5. Masih perlu data-data untuk dikorelasikan antara letusan gunung api dengan tsunami.
(gus) Next Article Gunung Anak Krakatau Erupsi, Abu Membubung Sampai 1600 Meter

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular