Pasca Akuisisi, Freeport Bangun Smelter Paling Lambat 2023
Roy Franedya, CNBC Indonesia
22 December 2018 11:00

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia resmi kembali ke pangkuan ibu pertiwi setelah ditandatanganinya dokumen dan pelunasan transaksi tersebut di penghujung tahun ini.
Indonesia melalui PT Inalum (Persero) resmi menguasai 51% saham Freeport Indonesia setelah setelah disepakatinya empat poin hasil perundingan antara Indonesia dengan manajemen Freeport. Inalum juga membayar lunas US$3,5 miliar ke Freeport McMoRan (FCX) dan Rio Tinto.
Salah satu poin yang disepakati adalah membangun fasilitas pemurnian (smelter). Freeport harus menyelesaikan pembangunan smelter dalam lima tahun mendatang.
"Freeport akan membangun smelter dalam waktu 5 tahun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani melalui akun instagram pribadinya @smindrawati, Jumat (21/12/2018).
Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak membangun smelter dan terlalu fokus mengekspor barang tambang mentah adalah kesalahan Indonesia selama bertahun-tahun. Pasalnya, ekspor ini tidak memberikan nilai tambah lebih pada produk komoditas Indonesia.
"Memang kesalahan kita berbelas-belas tahun disitu, kita ekspor raw material aja padahal kalau kita punya smelter dulu bisa kita pilah-pilah itu barang macam seperti yang ada di Marowali (Sulawesi Tengah) dari nikel sudah turun ke stainless stell, karbon steel sekarang mau litium baterai sudah bisa untuk mobil listrik, sepeda motor listrik, solar panel," ujarnya dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia TV yang dipandu Hera F Haryn, Jumat (21/12/2018).
Luhut menjelaskan peta jalan (road map) pembangunan smelter ini sudah disiapkan dan Freeport sudah menyiapkan studi terhadap pembangunan smelter.
"Mau dibangun di NTB dengan Amman Mineral atau dibangun di Gresik (Jawa Timur) atau bahkan di Papua kita tidak tahu,"
"Saya dengar China ditawari buat bangun smelter freeport itu, saya baru dengar kemarin ada satu perusahaan china yang diminta untuk bangun. Mereka bilang kami siap bangun. Tidak ada masalah," ujarnya.
(roy/roy) Next Article Resmi Diakuisisi, Ini Empat Kesepakatan RI dengan Freeport
Indonesia melalui PT Inalum (Persero) resmi menguasai 51% saham Freeport Indonesia setelah setelah disepakatinya empat poin hasil perundingan antara Indonesia dengan manajemen Freeport. Inalum juga membayar lunas US$3,5 miliar ke Freeport McMoRan (FCX) dan Rio Tinto.
Salah satu poin yang disepakati adalah membangun fasilitas pemurnian (smelter). Freeport harus menyelesaikan pembangunan smelter dalam lima tahun mendatang.
"Freeport akan membangun smelter dalam waktu 5 tahun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani melalui akun instagram pribadinya @smindrawati, Jumat (21/12/2018).
"Memang kesalahan kita berbelas-belas tahun disitu, kita ekspor raw material aja padahal kalau kita punya smelter dulu bisa kita pilah-pilah itu barang macam seperti yang ada di Marowali (Sulawesi Tengah) dari nikel sudah turun ke stainless stell, karbon steel sekarang mau litium baterai sudah bisa untuk mobil listrik, sepeda motor listrik, solar panel," ujarnya dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia TV yang dipandu Hera F Haryn, Jumat (21/12/2018).
![]() |
Luhut menjelaskan peta jalan (road map) pembangunan smelter ini sudah disiapkan dan Freeport sudah menyiapkan studi terhadap pembangunan smelter.
"Mau dibangun di NTB dengan Amman Mineral atau dibangun di Gresik (Jawa Timur) atau bahkan di Papua kita tidak tahu,"
"Saya dengar China ditawari buat bangun smelter freeport itu, saya baru dengar kemarin ada satu perusahaan china yang diminta untuk bangun. Mereka bilang kami siap bangun. Tidak ada masalah," ujarnya.
(roy/roy) Next Article Resmi Diakuisisi, Ini Empat Kesepakatan RI dengan Freeport
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular