
Setelah Sriwijaya, Garuda Dapat Tawaran Kerja Sama AirAsia
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
21 December 2018 14:16

Jakarta, CNBC Indonesia - PT AirAsia Indonesia Tbk menawarkan diri untuk menjalin Kerja Sama Operasional (KSO) dengan Garuda Indonesia. Tawaran ini sudah sampai ke meja Direktur Utama PT Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.
"Ya mereka minta KSO dengan kita tapi saya belum bicarakan detailnya," ungkap Askhara di Sarinah, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Meski demikian, dia menyampaikan sinyal positif. Apalagi, kerja sama serupa pernah dilakukan Garuda bersama Sriwijaya Group. Dia mengaku ada sejumlah aspek yang jadi pertimbangan.
"Kita akan lihat opportunity-nya kalau dengan AirAsia apa, karena AirAsia ini kuat di [penerbangan] internasionalnya, jadi mungkin kita akan support juga untuk Citilink," urainya.
Lantas, akankah Citilink dan AirAsia Indonesia akan melaksanakan KSO khusus pada penerbangan internasional? "Kita lihat. Kekuatan mereka memang internasional, jadi akan kita lihat. Kita belum reviewing sama sekali. Kita baru bicara-bicara saja," lanjutnya.
Askhara menegaskan, peluang menjalankan KSO terbuka lebar mengingat potensi AirAsia yang cukup positif. Dia pun membandingkan potensi ini dengan capaian Sriwijaya.
"Kita lihat dari potensinya. Kalau Sriwijaya kan jelas menguasai 13%-15% pasar. AirAsia Indonesia cuma 2%, tapi kita harus lihat potensi konektivitasnya dengan regional dia juga cukup kuat. Itu yang kita mau coba," katanya.
(miq/miq) Next Article Komut Garuda: Keuangan Sriwijaya Kurang Sehat
"Ya mereka minta KSO dengan kita tapi saya belum bicarakan detailnya," ungkap Askhara di Sarinah, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
"Kita akan lihat opportunity-nya kalau dengan AirAsia apa, karena AirAsia ini kuat di [penerbangan] internasionalnya, jadi mungkin kita akan support juga untuk Citilink," urainya.
![]() |
Lantas, akankah Citilink dan AirAsia Indonesia akan melaksanakan KSO khusus pada penerbangan internasional? "Kita lihat. Kekuatan mereka memang internasional, jadi akan kita lihat. Kita belum reviewing sama sekali. Kita baru bicara-bicara saja," lanjutnya.
Askhara menegaskan, peluang menjalankan KSO terbuka lebar mengingat potensi AirAsia yang cukup positif. Dia pun membandingkan potensi ini dengan capaian Sriwijaya.
"Kita lihat dari potensinya. Kalau Sriwijaya kan jelas menguasai 13%-15% pasar. AirAsia Indonesia cuma 2%, tapi kita harus lihat potensi konektivitasnya dengan regional dia juga cukup kuat. Itu yang kita mau coba," katanya.
(miq/miq) Next Article Komut Garuda: Keuangan Sriwijaya Kurang Sehat
Most Popular