Sudirman Said: B20 Tak Manjur Sembuhkan Defisit Neraca Dagang

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 December 2018 13:28
Impor migas per November masih bengkak dan menyumbang defisit US$ 1,5 miliar.
Foto: Peluncuran Mandatori B20 di Lapangan Kementerian Keuangan, Jumat (31/8/2018) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia- Kondisi neraca dagang RI semakin memprihatinkan. Di November ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca dagang mencapai US$ 2,05 miliar, terparah sejak 2013.

Biang kerok defisit dagang ini masih dari sektor migas. Impor migas per November masih bengkak dan menyumbang defisit US$ 1,5 miliar. Sepanjang Januari-November, tercatat defisit sudah mencapai US$ 12,15 miliar atau setara Rp 176 triliun.



Pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan berbagai jurus untuk menekan defisit ini, salah satu andalannya adalah dengan menerapkan kebijakan B20 atau mencampur sawit 20% ke dalam solar. Tapi, langkah ini dinilai kurang manjur oleh Mantan Menteri ESDM Sudirman Said, yang bagian dari tim pemenangan calon Presiden-Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Defisit neraca perdagangan seolah-olah bisa diperbaiki hanya dengan menaikkan B15 jadi B20, tidak semudah itu," kata Sudirman Said dalam Indonesia Clean Energy Dialogue, Rabu (19/12/2018).

Menurut Sudirman, yang sebabkan defisit migas adalah belanja PT Pertamina (Persero) yang mengimpor BBM sangat besar, sehingga berpengaruh terhadap kestabilan kurs.

Sementara, pemerintah semestinya mengikuti tren di negara-negara maju seperti kesadaran penggunaan energi bersih, dan mulai investasi di sana. "Mengapa kita tidak serius membuat dunia investasi di sektor energi baru cukup agresif? Malahan sesuatu yang sudah baik untuk alasan apapun dianulir sehingga membawa pada situasi sekarang," katanya.

Ia menilai saat ini pemerintah kurang kuat mendorong untuk mengatasi masalah-masalah besar. "Kita tidak cukup kuat untuk hadapi masalah sulit dan terperangkap hal pragmatis. Ini bukan soal pemerintahnya saja tapi politisi kita juga, eksekutif, legislatif, yudikatif tidak cukup kuat."

Sudirman Said: B20 Tak Manjur Sembuhkan Defisit Neraca DagangFoto: Infografis/Tenggelam dalam impor BBM, Defisit migas RI Tembus Rp 176 T/Aristya Rahadian Krisabella

(gus/gus) Next Article (Lagi) Sudirman Said Bela Diri Dalam Negosiasi Freeport

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular