Sudirman Said: BUMN Banyak Utang Karena Beban Target Politik

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
12 December 2018 20:16
Sudirman Said sebut utang BUMN salah satunya dipicu karena beban target politik yang ditumpuk ke pelat merah.
Foto: Muhammad Choirul Anwar
Jakarta, CNBC Indonesia- Utang BUMN yang mencapai ribuan triliun lagi-lagi menjadi sorotan, kali ini datang dari kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.

Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said, yang pernah menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral selama 2014-2016 menjabarkan kondisi BUMN saat ini memprihatinkan.



Ia memberi contoh dengan kondisi PT Pertamina (Persero) yang mencetak laba terkecil sepanjang sejarah. "Ini karena bebannya pemerintah yang harusnya menggendong subsidi diserahkan pada korporasi," kata dia dalam acara diskusi 'Selamatkan BUMN Sebagai Benteng Ekonomi Nasional', Rabu (12/12/2018).

Menurutnya ini tidak adil buat BUMN, karena artinya ini membebankan target politik pemerintah ke BUMN. Sementara pemerintahan bersifat sementara, BUMN hidupnya akan terus menerus. "Karyawan, direksi, dan manajemen dirugikan untuk menggendong beban tadi," katanya.

Tak hanya Pertamina, beban ini juga banyak terlihat di BUMN karya yang dibebankan target pembangunan infrastruktur. "Sangat tidak fair kalau target-target politik tadi dibebankan pada korporasi yang hidupnya harus terus menerus. BUMN punya negara, pemerintah come and go."

Seharusnya, agar semua beban tak jatuh ke BUMN, ia menyarankan supaya mendorong private sector untuk masuk ke proyek-proyek. Selain itu, manajemen perencanaannya juga harus dibenahi. Jika dihitung kemampuannya sanggup untuk 20 tahun, tidak usah dipaksakan untuk 10 tahun.

"Negara ini akan hidup selamanya kok bukan 5 tahun, kenapa mesti buru-buru segala sesuatunya kepengen sekarang?" kritiknya.

Seperti diketahui, utang hingga akhir September 2018, total utang BUMN di Indonesia mencapai Rp 5.271 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 3,311 triliun disumbang dari BUMN sektor keuangan, dengan komponen terbesarnya berupa dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang mencapai 74% dari total utang.
(gus/gus) Next Article (Lagi) Sudirman Said Bela Diri Dalam Negosiasi Freeport

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular